Oleh : Ahmad Sastra
Dan di antara mereka ada orang yang bendoa: "Ya Tuhan Kami, berilah Kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah Kami dari siksa neraka (QS 2 : 201)
Beberapa waktu belakangan rakyat Indonesia dihebohkan dengan adanya pemberian gelar akademik tertinggi yakni profesor. Kekisruhan muncul karena yang bersangkutan tidak melewati jenjang akademik sebagaimana lazimnya di dunia perguruan tinggi. Bahkan kabarnya yang bersangkutan juga meraih sembilan doktor honoris causa.
Secara akademik, gerak memang bisa diraih bagi yang mengikuti jenjang pendidikan perguruan tinggi. Siapapun yang kuliah dan dinyatakan lulus setelah mempertanggungjawabkan skripsi, tesis atau disertasi, maka yang bersangkutan mendapatkan gelar akademik, baik sarjana, master ataupun doktoral, tidak peduli apakah dia orang beriman ataupun ateis sekalipun.
Secara aksiologis, gelar-gelar akademik itu idealnya memberikan nilai tambah bagi perbaikan kehidupan manusia di dunia. Sebab manusia terbaik adalah yang memberi manfaat bagi orang lain, baik berupa konsepsi yang mencerdaskan bangsa, maupun produk-produk sains yang bisa menjadikan pekerjaan lebih efektif dan efisien. Memiliki gelar akademik tertinggi, namun justru merusak kehidupan, maka terkategori disorientasi.
Gelar akademik secara umum memang berfungsi untuk memberikan manfaat sebatas di dunia, meskipun ada orang yang menjadikan gelar akademik sebagai bentuk pengabdian kepada Allah dengan memberi manfaat kepada kehidupan. Idealnya meraih gelar akademik itu yang bisa memberikan kebaikan kepada manusia dan bisa mengantarkan dirinya menuju surganya Allah.
Dalam pandangan Islam ada banyak gelar yang diberikan Allah yang tidak mesti diraih melalui jenjang akademik formal, namun bisa dikatakan sebagai beyond akademik. Gelar-gelar yang ditetapkan Allah dalam Al Qur’an ada yang baik dan mengantarkan ke surga (ashabul yamin) dan ada gelar buruk yang mengantarkan kepada neraka (ashabul syimal).
Setidaknya ada 46 gelar yang baik yang tercantum di dalam Al Qur’an yang termasuk golongan kanan dan atas izin Allah akan ‘diwisuda’ di surganya Allah. Sementara gelar golongan kiri ada sekitar 38 gelar yang akan mendapatkan siksa neraka. Berikut penjelasan singkatnya.
Gelar mukminun yang artinya orang-orang beriman terdapat pada 35 ayat Al Qur’an diantaranya sebagiannya adalah QS 3 : 28, 122, 160, 5 : 11, 8 : 2, 4, 9 : 51, 71, 105, 122. Gelar muslimun artinya orang-orang yang berserah diri kepada aturan Allah dan sepenuhnya mengabdi kepadaNya dengan bahasa lain muslimun adalah orang-orang yang berIslam. Terdapat pada 20 ayat, diantara sebagiannya ada dalam QS 2 : 132, 133, 136, 3 : 52, 64, 80, 84, 102. Gelar muttaqun yang artinya orang-orang yang bertaqwa. Taqwa artinya melaksanakan seluruh perintah Allah dan menjauhi seluruh larangan Allah.
Gelar lain yang diridhoi Allah dan tercantum dalam Al Qur’an adalah : muflihun, yakni orang-orang yang beruntung (QS 2 : 5), mushlihun yakni orang-orang yang mengadakan perbaikan (QS 2 : 11), shodiqun yakni orang-orang yang benar (QS 12 : 82), shalihun, yakni orang-orang shalih (QS 21 : 105). ‘Amilun, yakni orang-orang yang beramal.
Berikutnya adalah gelar muhsinun, yakni orang-orang yang berbuat kebajikan (QS. 16 : 128), shabirun, yakni orang-orang yang bersabar (QS 28 : 80), mutawakkilun, yakni orang-orang yang bertaqwa (QS 12 : 67), shiddiqun, yakni orang-orang yang amat teguh kepercayaan kepada kebenaran Rasul (QS 57 : 19), muhtadin, yakni orang-orang mendapat petunjuk (QS 6 : 82), muqinun, yakni orang-orang yang yakin akan kebenaran Islam (QS 32 : 12).
Gelar berikutnya adalah khasyi’un yang artinya orang-orang yang khusyu’ (QS 23 : 2), ‘Alimun dan ulama, yakni orang-orang yang berilmu (QS 29 : 43, QS 35 : 28), ulul albaab, yakni orang-orang yang berpikir (QS 3 : 190), ulil abshar, yakni orang-orang punya mata hati (QS 3 : 13), Ulil Nuha, yakni orang-orang yang berakal (QS 20 : 54), mundzirun, yakni orang-orang yang memberikan peringatan (QS 26 : 208), Nashihin, yakni orang-orang yang member nasihat (QS 7 : 79).
Masih banyak gelar lain yang bisa diraih semisal muqsithin (QS 5 : 42) yaitu orang-orang yang adil, Qanitin (QS 3 : 17) yaitu orang-orang yang taat, Mukhlashin (QS 15 : 40) yaitu orang-orang yang mukhlis, mutashaddiqin (QS 12 : 88) yaitu orang-orang yang bershodaqah, munfiqin (QS 3 : 17) yaitu orang-orang yang berinfaq, syakirin (QS 3 : 144) yaitu orang-orang yang bersyukur, mustaghfirin (QS 3 : 17) yaitu orang-orang yang mohon ampun.
Gelar lainnya adalah tawwabin dan mutathohirin (QS 2 : 222) yaitu orang-orang yang bertobat dan membersihkan diri, shoimin (QS 33 : 35) yaitu orang-orang yang berpuasa, hafidzin (QS 33 : 35) yaitu orang yang memelihara kehormatan, abrar (QS 3 : 193) yaitu orang yang berbakti, ghalibun (QS 26 : 44) yaitu orang yang menang, faizun (QS 9 : 20) yaitu orang yang bahagia, mutawassimin (QS 15 : 75) yaitu orang yang memperhatikan kekuasaan Allah.
Berikutnya adalah syahidin (QS 3 : 53) yaitu orang yang menjadi saksi, dzakirin (QS 11 : 114) yaitu orang yang ingat, rasyidun (QS 47 : 7) yaitu orang yang mengikuti jalan yang lurus, mud’ifun (QS 30 : 39) yaitu orang yang melipatgandakan pahala, muntashirin (QS 28 : 81) yaitu orang yang dapat membela dirinya, muqarrabun (QS 3 : 45) yaitu orang yang didekatkan kepada Allah dan syuhada’ (QS 4 : 69) yaitu orang yang mati syahid.
Jangan sampai kita mendapat gelar buruk dihadapan Allah seperti gelar : kafirun, zalimun, fasiqun, munafikun, jahilun, khasirun, mujrimun, kadzibun, mu’ridhun, mufsidun dan gelar-gelar buruk lainnya.
Nah, tak perlu rebut-ribut berebut gelar akademik yang kadang hanya untuk orienrasi duniawi semata. Bagi seorang muslim meraih gelar akademik seperti sarjana, magister dan doktoral hukumnya tidak wajib, yang wajib adalah menuntut ilmu. Sementara meraih gelar beyond akademik yang baik hukumnya wajib. Gelar beyond akademik inilah yang akan mengantarkan seorang muslim selamat dunia akhirat dan kelak diwisudanya di surga, insyaallah.
(AhmadSastra,KotaHujan,24/06/21 : 14.45 WIB)
__________________________________________ Website : https://www.ahmadsastra.com Twitter : https://twitter.com/@ahmadsastra1 Facebook : https://facebook.com/sastraahmad FansPage: https://facebook.com/ahmadsastra76 Channel Telegram : https://t.me/ahmadsastraofficial Instagram : https://instagram.com/sastraahmad