[15] RAMADHAN TRANSFORMATIF



 

Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertakwa. (QS. Al-Baqarah: 183). Sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum sehingga mereka merubah nasib yang ada pada diri mereka sendiri" (Ar-Ra'd: 11).

 

Waktu terus melaju, rasanya baru kemarin Ramadhan 1444 H hadir menyapa kita, namun tak terasa, tamu agung ini telah hadir selama 15 hari. Masyaallah, luar biasa cepatnya. Rasanya kita belum banyak mengisi detik, menit, jam, hari, minggu dengan pelaksanaan ibadah yang optimal. Tapi begitulah karakter waktu. Karena itu, sisa Ramadhan ini mari kita tekadkan untuk melakukan berbagai proses transformasi positif dalam diri, keluarga, sosial dan kebangsaan. Edisi 15 ini masih melanjutkan transformasi dalam kehidupan keluarga muslim.

 

Berkeluarga itu membutuhkan bekal ilmu yang mesti terus diupdate. Jangan pernag berhenti menggali ilmu parenting Islami dari berbagai sumber. Mengapa ilmu parenting islami itu begitu penting ?. Sebab orang tua adalah orang yang bertanggungjawab penuh atas rancangan masa depan anak keturunannya.

 

Untuk  mengajarkan nilai-nilai Islam pada anak adalah bagian dari parenting Islami yang mesti ada bekalnya. Apakah mungkin, anak akan paham akan ajaran Islam, jika kedua orang tuanya tidak memahami agama. Mungkinkah seorang anak akan tegak berdiri, jika kedua orang tuanya justru bengkok. Sebagaimana tidak mungkinnya bayangan lurus, sementara bendanya bengkok.   Parenting Islami adalah pendekatan dalam mendidik anak yang didasarkan pada ajaran Islam dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.

 

Parenting Islami menuntut orang tua memberikan teladan yang baik dengan mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari. Orang tua dapat memperlihatkan cara menghormati orang lain, memperlihatkan kejujuran, menghargai waktu, ibadah, sedekah, dakwah, berjuang, mencari nafkah, menuntut ilmu dan cara memberikan solusi saat didera oleh ujian dan atau masalah.

 

Orang tua juga berkewajiban mengajarkan nilai-nilai agama kepada anak sejak dini. Orang tua dapat membacakan cerita-cerita Islami atau memberikan pengajaran langsung mengenai ajaran agama Islam dengan cara yang lebih disukai usia anak-anak. Orang tua harus memiliki strategi dan kreativitas dalam mendidik anak di rumah. Jangan pernah mempraktekkan apa yang telah orang tua kita lakukan untuk kita praktekkan juga kepada anak kita, sebab tidak selalu tepat seiring perubahan lingkungan.

 

Dalam parenting islami, orang memberikan perhatian pada aspek kesehatan mental anak. Dalam Islam, perhatian pada kesehatan mental sangatlah penting. Orang tua dapat membimbing anak dalam mengatasi emosi dan stress, serta memberikan pengarahan dalam menjaga kesehatan mental. Orang tua juga wajib mengajarkan nilai-nilai kesederhanaan dan berbagi. Orang tua dapat memberikan contoh dalam hidup sederhana dan membagikan kekayaan kepada orang yang membutuhkan. Jangan sampai anak terjebak kepada perilaku negatif seperti flexing yang akhir-akhir ini sering terjadi di sosial media.

 

Orang tua harus juga mengajarkan rasa syukur dan ikhlas kepada anak-anak agar semakin mendekat hatinya kepada Allah. Orang tua dapat membimbing anak untuk bersyukur dengan apa yang dimilikinya dan menghindari sifat iri dan dengki. Orang tua harus mendidik anak dengan kasih sayang dan kelembutan. Orang tua dapat mengajarkan anak untuk berbicara dengan sopan, tidak membentak atau menggunakan kata-kata kasar, dan tidak menggunakan kekerasan dalam menyelesaikan masalah.

 

Mengajarkan anak untuk saling menghormati dan menghargai. Orang tua dapat mengajarkan anak untuk menghargai perbedaan antara satu sama lain dan memperlakukan semua orang dengan hormat. Dalam parenting Islami, tujuan utama adalah untuk membangun kepribadian islami yakni memiliki pola pikir dan pola sikap Islami dengan mengajarkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari, baik sebagai individu, anggota sosial maupun sebagai penyeru dan pejuang Islam. Parenting Islam akan mengantarkan pada kebahagiaan keluarga di dunia dan masuk surga bersama kelak di akhirat.

 

Ada tiga tips sederhana untuk menumbuhkan lingkungan keluarga yang penuh kebaikan, ketenangan dan kebahagiaan. Yakni membudayakan mengucapkan tiga kata sakti : terima kasih, maaf dan bangga. Orang tua jangan segan-segan untuk mengucapakan terima kasih kepada anak sebagai tanda syukur disaat anak-anak tumbuh menjadi anak sholeh, berprestasi di sekolah atau apapun kebaikan yang diraih anak. Ucapan terima kasih juga wajib diucapakan anak kepada orang tua, suami kepada istri dan sebaliknya.

 

Mengucapkan terima kasih dalam keluarga sangatlah penting karena dapat memperkuat hubungan keluarga dan menumbuhkan sikap yang positif pada anak. Ucapan terima kasih menunjukkan rasa penghargaan. Dengan mengucapkan terima kasih, kita menunjukkan bahwa kita menghargai dan mengakui usaha yang dilakukan oleh anggota keluarga. Ucapan terima kasih akan membangun rasa persahabatan. Mengucapkan terima kasih dapat membantu memperkuat ikatan keluarga dan menumbuhkan rasa persahabatan di antara anggota keluarga.

 

Ucapan terima kasih akan membentuk sikap yang positif pada anak. Anak-anak yang sering mendengar ucapan terima kasih dari orang tua cenderung memiliki sikap yang positif dan mudah bersyukur. Hati orang tua juga akan tenang dan bahagia jika anak mengucapakan rasa terima kasih yang tulus atas kebaikan orang tua. Begitupun suami istri akan memiliki ketenangan jiwa dan kebahagiaan jika biasa saling berterima kasih.

 

Ucapan terima kasih akan sangat membantu memperkuat nilai-nilai keluarga. Dalam keluarga yang sering mengucapkan terima kasih, nilai-nilai seperti rasa syukur dan menghargai usaha orang lain menjadi lebih ditekankan dan dihargai. Ucapan terima kasih juag bisa meningkatkan kepercayaan diri. Ketika seseorang merasa dihargai dan diakui usahanya, ia akan merasa lebih percaya diri dan termotivasi untuk melakukan lebih baik lagi di masa depan. 

 

Oleh karena itu, mengucapkan terima kasih dalam keluarga dapat membantu memperkuat hubungan keluarga, meningkatkan nilai-nilai positif pada anak, dan membantu membangun kepercayaan diri pada anggota keluarga. Budaya ini harus ada dalam keluarga muslim. Jika selama ini belum dilakukan, maka Ramadhan Transformatif menghendaki perubahan budaya mulia ini.

 

Selain ucapan terima kasih, ada ucapan sakti lainnya, yakni budaya meminta maaf diantara anggota keluarga. Ucapan maaf itu tidak mudah, sebab hanya bisa dilakukan oleh pribadi berjiwa besar, tulus dan tidak egois.Meminta maaf dalam keluarga sangatlah penting karena dapat membantu memperbaiki hubungan negatif , menghindari konflik yang lebih besar, serta membangun nilai-nilai kejujuran dan tanggung jawab pada anak. Saling meminta maah secara tulus dan jiwa besar akan bisa memperbaiki hubungan yang rusak atau negatif diantara anggota keluarga.

 

Ketika terjadi pertengkaran atau kesalahpahaman dalam keluarga, meminta maaf adalah langkah pertama untuk memperbaiki hubungan yang rusak dan menghindari konflik yang lebih besar. Bahkan tanpa ada masalah sekalipun, jika kita merasa masih banyak kekurangan, bisa menyampaikan permintaan maaf kepada tiap individu anggota keluarga, tergantung positioning masing-masing.

 

Ucapan saling meminta maaf adalah cara untuk menunjukkan kejujuran dan tanggung jawab. Dengan meminta maaf, kita menunjukkan bahwa kita mengakui kesalahan yang telah dilakukan dan siap bertanggung jawab atas tindakan tersebut. Saling meminta maaf dapat membangun hubungan yang lebih kuat. Ketika seseorang meminta maaf, hal ini dapat membantu membangun rasa saling pengertian dan kepercayaan dalam hubungan keluarga, serta meningkatkan rasa kedekatan antar anggota keluarga. 

 

Saling meminta maaf, bahkan dari orang tua ke anak dapat menjadi pelajaran untuk anak dalam mengakui kekurangan, ketulusan dan jiwa besar. Dengan meminta maaf, orang tua dapat memberikan contoh pada anak bahwa mengakui kesalahan dan meminta maaf adalah sikap yang baik dan penting dalam kehidupan. Bisa juga budaya meminta maaf ini akan menumbuhkan nilai-nilai kejujuran dan tanggung jawab pada anak. Ketika anak melihat orang tuanya meminta maaf, hal ini dapat membantu menumbuhkan nilai-nilai kejujuran dan tanggung jawab pada diri anak.

 

Selain dua ucapan yang penting diatas, masih ada satu ucapan sakti lagi yang harus dibudayakan di keluarga, yakni saling membanggakan dan saling mengagumi sebagai bentuk penghargaan dan pengharapan. Saling membanggakan atau mengagumi dalam keluarga sangatlah penting karena dapat memperkuat ikatan keluarga, meningkatkan rasa percaya diri, serta membangun rasa saling mendukung di antara anggota keluarga.

 

Ucapan tulus seorang istri yang bangga dan kagum kepada suaminya atau sebaliknya akan membuat suasana kebatinan penuh kebahagiaan dan harapan masa depan yang terang. Begitupuan ucapan kebanggaan dan kekaguman seorang anak kepada kedua orang tua dan atau sebaliknya akan semakin memperkuat ikatan keluarga. Dengan saling membanggakan atau mengagumi satu sama lain atas kebaikan, prestasi dan hal-hal positif lainnya, maka anggota keluarga dapat merasa lebih dekat dan terhubung satu sama lain.

 

Ucapan tulus saling membanggakan dan mengagumi bisa meningkatkan rasa percaya diri anggota keluarga, tentu saja kebanggaan sebagai ekspresi kesyukuran, bukan ekspresi kesombongan. Ketika seseorang merasa dihargai dan diakui oleh anggota keluarga lainnya, hal ini dapat meningkatkan rasa percaya diri dan kepercayaan diri. Ucapan ini juga bisa membangun rasa saling mendukung. Dengan saling membanggakan atau mengagumi, anggota keluarga dapat merasa didukung dan terpenuhi kebutuhan emosionalnya.

 

Ucapan tulus orang tua yang membanggakan anak dan mengaguminya dapat menumbuhkan sikap positif pada anak. Ketika anak-anak melihat orang tua dan anggota keluarga lainnya saling membanggakan atau mengagumi, hal ini dapat menumbuhkan sikap positif pada anak, seperti rasa percaya diri dan penghargaan terhadap diri sendiri. Terkahir, ucapan saling membanggakan dan mengagumi antara individu keluarga akan dapat meningkatkan kebahagiaan dan kesejahteraan keluarga secara keseluruhan.

 

Ketika keluarga saling membanggakan atau mengagumi satu sama lain, hal ini dapat meningkatkan kebahagiaan dan kesejahteraan keluarga secara keseluruhan. Oleh karena itu, saling membanggakan atau mengagumi dalam keluarga sangatlah penting untuk memperkuat ikatan keluarga, meningkatkan rasa percaya diri, serta membangun rasa saling mendukung di antara anggota keluarga.

 

Nah saatnya kita melakukan proses transformasi keluarga yakni dengan mengubah budaya menjadi lebih positif. Diantara budaya positif keluarga adalah mengucapkan tiga ucapan sakti, yakni terima kasih, maaf dan bangga. Tiga ucapan positif ini adalah sebuah ekspresi dari rasa cinta dan kasih sayang antar anggota keluarga. Semoga dengan perubahan budaya ini kelak menjadi habit atau kebiasaan positif yang akan berdampak positif bagi tumbuhkembang keluarga kita.

 

(AhmadSastra,KotaHujan,06/04/23 : 12.00 WIB)

 

__________________________________________ Website : https://www.ahmadsastra.com Twitter : https://twitter.com/@ahmadsastra1 Facebook : https://facebook.com/sastraahmad FansPage: https://facebook.com/ahmadsastra76 Channel Telegram : https://t.me/ahmadsastraofficial Instagram : https://instagram.com/sastraahmad

Tags

Posting Komentar

1 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Categories