Oleh : Ahmad
Sastra
Hai orang-orang yang
beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang
sebelum kamu agar kamu bertakwa (QS Al Baqarah : 183). Kamu adalah umat yang
terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan
mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab
beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang
beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. (QS Ali Imran :
110).
Alhamdulillah,
kembali kita berjumpa melalui tulisan seri The Power Of Ramadhan hari ke enam
belas bulan suci Ramadhan 1445 H. Sebagai seorang muslim yang senantiasa
beriman, bertaqwa dan bersyukur kepada Allah hendaknya selalu menjadikan bulan
suci Ramadhan sebagai bulan yang mendatangkan kekuatan.
Tulisan edisi ini
fokus pada bagaimana Ramadhan seharusnya memberikan kekuatan kepada setiap
muslim untuk senantiasa berdakwah. Sebab dakwah, selain sebagai kewajiban
setiap individu muslim, selain juga berpahala melimpah, dakwah kepada pemimpin
menyimpang disebuat sebagai seutamanya jihad. Hal ini sejalan dengan sabda
Rasulullah : "Jihad yang paling utama ialah mengatakan
kebenaran (berkata yang baik) di hadapan penguasa yang zalim." (HR Abu Daud).
Dakwah dalam arti
mengajak kepada Islam dan menolak kemungkaran (amar ma’ruf nahi munkar) adalah
sebaik-baik perkataan, sebagaimana Allah tegaskan dalam firmanNya : Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada
Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya aku
termasuk orang-orang yang menyerah diri? (QS Fushilat : 33)
Selain itu aktifitas dakwah juga sebagai
salah satu undikator umat terbaik, sebagaimana firman Allah : Kamu adalah umat
yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma´ruf, dan
mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab
beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang
beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik [QS Ali Imran :
110]
Islam diturunkan Allah melalui Rasulullah
Muhammad SAW sebagai agama damai dan mendamaikan, agama benar dan menebar
kebenaran, agama baik dan menabar kebaikan. Kata Islam itu sendiri secara etimologi
berarti keselamatan dan perdamaian. Sementara Islam dalam makna terminologi
adalah sistem nilai dari Allah yang mengatur urusan manusia dengan Tuhannya,
manusia dengan dirinya sendiri serta manusia dengan sesama manusia. Makna
terminologis ini memiliki arti bahwa sistem nilai Islam meliputi seluruh aspek
kehidupan manusia, baik ritual maupun peradaban.
Islam adalah agama dakwah dan perdamaian,
sebagaimana dinyatakan oleh Allah dalam al Qur`an suci, ‘Serulah (manusia)
kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan
pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya
Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya
dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.’ (QS An
Nahl : 125)
Rasulullah sendiri sebagai utusan Allah yang
membawa risalah Islam adalah sosok yang berakhlak agung dan sangat mencintai
perdamaian. Sejak Rasulullah belum diangkat menjadi Rasul, beliau adalah pemuda
yang sangat peduli kepada nasib masyarakat kecil yang menjadi korban kezaliman.
Setelah menjadi Rasul, beliau dengan semangat
yang membara menebarkan dan menerapkan Islam
sebagai sistem nilai perdamaian dan kesejahteraan untuk umat manusia.
Sebab dalam ditegaskan bahwa Islam adalah rahmat bagi seluruh alam semesta,
tanpa memandang suku, ras, bangsa dan agama.
Syaratnya adalah seluruh hukum Islam
diterapkan oleh institusi negara. Adalah mustahil ingin merasakan rahmat tanpa
menerapkan hukum-hukumnya. Kebaikan Islam hanya ketika ajarannya diamalkan dan
diterapkan. Untuk mendapatkan ketenangan batin, maka seorang muslim harus
berzikir kepada Allah. Untuk mendapatkan rahmat bagi alam semesta, seluruh
hukum Islam harus diterapkan oleh negara.
Kembali kepada dakwah. Dalam pandangan Islam,
masyarakat diibaratkan sebagai sekelompok penumpang kapal. Para penumpang itu
berada di ruang bawah dan ruang atas kapal. Jika suatu saat penumpang yang
berada di ruang bawah kapal menginginkan air dengan cara melubangi dinding
kapal berharap mendapat kucuran air laut dengan asumsi agar tidak mengganggu
penumpang yang di atas, maka apa yang akan terjadi.
Justru dengan perbuatan itu, kapal bisa
tenggelam dan seluruh penumpang akan terkena dampaknya. Karena itu penumpang
yang di atas kapal harus mengingatkan penumpang yang berada di bawah untuk
tidak melakukan tindakan itu, jika menginginkan keselamatan seluruh penumpang.
Begitulan Islam, mengingatkan manusia agar tidak membuat lubang-lubang
kezoliman dan kemaksiatan karena akan berdampak buruk kepada seluruh manusia.
Kapal itu ibarat universalitas Islam yang
dengan sistem nilainya mampu menampung segala manusia dari berbagai ragam yang
melekat pada dirinya. Selama manusia itu bisa memberikan ketaatan kepada
nilai-nilai agung Islam, maka manusia akan mendapatkan kehidupan yang damai dan
sejahtera. Sebab Islam lahir untuk mengubah berbagai bentuk kezoliman menjadi kemuliaan.
Karena itu, saat Rasulullah memimpin Daulah
Madinah, terciptalah kehidupan yang damai dan harmoni. Masyarakat dengan
keyakinan agamanya bisa leluasa menjalankan keyakinannya di Madinah. Bahkan
hak-hak mereka yang beda keyakinan sama kedudukannya di mata Islam sebagai
warga negara. Rasulullah pernah mengancam siapapun yang mengganggu warga negara
[kafir zimmah] di Madinah sebagai bentuk ancaman kepada beliau. Madinah adalah
negara manusiawi yang menerapkan sistem nilai Islam bagi kebaikan seluruh umat
manusia yang menerimanya.
Islam adalah jalan yang lurus yang akan
membawa manusia kepada kebaikan dunia dan akherat. Allah sendiri yang
menegaskan akan kebenaran dan kelurusan jalan Islam. Dalam Qur`an surat al
An`am ayat 153 dinyatakan, ` Dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah
jalanKu yang lurus, Maka ikutilah Dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan
(yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalanNya. yang
demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa.`
Islam adalah agama dakwah untuk mewujudkan
perdamaian, kesejahteraan dan rahmat bagi alam semesta. Ketika suatu kehidupan
diwarnai oleh berbagai sistem nilai yang zolim dan menyengsarakan rakyat, maka
dengan dakwahnya Islam menyeru agar kembali kepada sistem nilai Islam. Disinilah
istimewanya seorang muslim memberikan peringatan kepada pemimpin jair
(menympang) untuk kembali kepada Islam yakni akan mendapatkan kedudukan jihad
paling utama.
Islam adalah agama dakwah yang memberikan
solusi fundamental bagi permasalahan manusia. Seluruh permasalahan manusia
telah disediakan solusi oleh Allah melalui al Qur`an. Islam adalah jalan
kebenaran dan keselamatan. Kebenaran Al Qur’an sebagai solusi atas segala
persoalan akan terbukti jika diamalkan, diterapkan dan dijalankan seluruh
isinya.
Dakwah adalah wujud kepedulian, bahkan kasih
sayang Islam kepada seluruh manusia di
muka bumi. Karakter seorang muslim adalah kepeduliannya terhadap
aktivitas dakwah untuk menciptakan kehidupan yang mulia. Sebab siapapun manusia
secara naluri menginginkan sebuah kemuliaan, kedamaian dan kebaikan. Sistem
nilai Islam jika diimplementasikan akan mewujudkan cita-cita mulia seluruh
manusia.
Tidak ada paksaan dalam memasuki agama Islam.
Namun Islam mengajarkan bahwa agama ini harus didakwahkan kepada segenap
manusia di dunia. Islam mesti dipahami, diyakini, diamalkan dan diperjuangkan.
Islam tersebar ke seluruh penjuru dunia membawa rahmat dengan terbentuk pribadi
yang shaleh, masyarakat mulia dan peradaban yang agung.
Islam mengajarkan umatnya untuk senantiasa
mengingatkan manusia agar tidak melakukan berbagai bentuk kezoliman, baik saat
dalam daulah Islam maupun diluar daulah Islam. Allah memerintahkan seluruh
nabi-nabiNya agar mendatangi dan menyampaikan nasehat dan kebenaran Islam
kepada para penguasa yang zolim. `Pergilah kamu berdua kepada Fir'aun,
Sesungguhnya Dia telah melampaui batas, maka berbicaralah kamu berdua kepadanya
dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut" (QS
Thahaa : 43-44).
Islam mengapresiasi kerja dakwah sebagai
sebaik-baik perkataan manusia. Dakwah juga harus dilakukan secara berjamaah.
Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah,
mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya aku Termasuk
orang-orang yang menyerah diri?" (QS Al Fushilat :33). Dan hendaklah ada
di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada
yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang
beruntung. (QS Ali Imran :104).
Jika dakwah Islam ditinggalkan umatnya, maka
akan muncul berbagai kerusakan dan kezoliman.
Tanpa dakwah Islam, maka kehidupan manusia akan diliputi oleh kekufuran
dan kemusyrikan. Tanpa dakwah Islam juga
akan muncul fasad (kerusakan) akibat sistem nilai yang tidak adil, bahkan akan
muncul pula penguasa yang zolim dan mendatangkan murka Allah. Sebaliknya dengan dakwah akan melahirkan
kehidupan harmonis, damai dan sejahtera dibawah ridho Allah SWT.
Dakwah ini memerlukan keimanan dan pemahaman
tentang realitas sebagai hakekat keimanan dan wilayahnya dalam sistem
kehidupan. Keimanan dan tataran inilah yang akan menjadikan kebergantungan
secara total kepada Allah, serta keyakinan bulat akan pertolonganNya kepada
kebaikan serta perhitungan akan pahala di sisiNya, sekalipun jalannya sangat
jauh. Orang yang bangkit untuk memikul tanggungjawab ini tidak akan menunggu
imbalan di dunia, atau penilaian dari masyarakat yang tersesat dan pertolongan
dari orang-orang jahiliyah dimana saja.
Meski oleh Allah, Rasulullah adalah manusia
paling agung akhlaknya dan lemah lembut sikap dan tutur katanya, namun dakwah
Nabi tidaklah sepi dari ujian dan cobaan. Sepanjang dakwah di Makkah, ketika
Rasulullah menyerukan Islam sebagai ajaran terbaik yang datang dari Allah, maka
kaum kafir Quraisy mulai merasa terganggu dan terusik. Dengan berbagai cara,
mereka mencoba menghadang laju dakwah Nabi yang semakin mendapat simpati
masyarakat Arab.
Dengan penuh kesabaran dan ketegaran jiwa,
Rasulullah tidak pernah membalas perlakuan zalim kaum kafir saat itu.
Sebaliknya, Rasulullah terus menyampaikan Islam dengan lemah lembut, hingga
pada akhirnya orang-orang yang membenci dakwah Rasulullah tersadarkan dan masuk
Islam. Banyak dari para sahabat Nabi yang dulunya justru orang-orang pembesar
dan tokoh masyarakat yang menentang Rasulullah. Dakwah Islam adalah dakwah
penuh perdamaian. Dakwah Nabi adalah cermin indah bagi umat hari ini.
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah
itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat)
Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah. (QS Al Ahzab
: 21). Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah Aku,
niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang. (QS Ali Imran : 31).
Nah, baiknya Ramadhan adalah bulan istimewa
yang semakin memberikan kekuatan pada setiap muslim untuk berdakwah, baik
kepada individu muslim maupun para pemimpin. Kepada para pemimpin, dakwah dan
menyerukan kepada pemimpin agar menerapkan Islam secara kaffah dalam negara. Artinya
negara dilandasi oleh perundang-undangan yang bersumber dari kitabullah dan sunnah
Rasulullah. Sudah siap meningkatkan energi dakwah ?
(Kota Hujan,26/03/24 M – 16 Ramadhan 1445 H :
05.30 WIB)