[1] PELAJARAN DARI GAZA : TAK ADA YANG BISA MENJAGA SEMANGAT HIDUP, KECUALI KARENA HUBUNGAN KITA DENGAN ALLAH



 

Oleh : Ahmad Sastra

 

Gaza itu telah ajarkan ajarkan kita tentang nikmat Allah, khususnya nikmat hidup. Gaza itu tetap menikmati hidup sepanjang waktu, padahal drone tanpa henti berdengung dan mengintai mereka. Tiada waktu tanpa dengung bunyi drone, selama 24 jam sehari. Jika drone itu berhenti bunyi, mereka bersiap dengarkan ledakan. Jadi dengan kondisi itu, mereka sangat sadari hidup itu begitu singkat. Sebelumnya mereka sadari bahwa hidup ini adalah nikmat waktu hidup yang Allah berikan kepada orang-orang terpilih. Di Gaza tanpa bisa diprediksi, tiba-tiba rumah sakit atau lokasi hancur lebur dan menyelesaikan hidup mereka yang ada di sana. Dengan kondisi itu, tidak ada yang bisa menjaga semangat hidup, kecuali karena hubunganmu dengan Allah. (Seorang Ibu Tua, Warga Gaza).

 

Sebuah ungkapan dari seorang ibu tua warga Gaza di atas, mestinya memberikan kesadaran paling mendalam, betapa berharganya nikmat hidup bagi seorang muslim. Hidup dan mati hanya dalam genggaman Allah. Tak ada kata putus asa dan mengeluh dalam menjalani kehidupan, jika Allah yang selalu menjadi sandarannya. Mensyukuri hidup adalah kewajiban bagi setiap muslim yang beriman kepada Allah.

 

Dalam Islam, hubungan seorang Muslim dengan Allah memang menjadi sumber utama kekuatan, semangat, dan ketenangan hati. Saat segala hal terasa berat atau dunia seolah tak berpihak, keimanan dan kedekatan kepada Allah-lah yang mampu menyalakan kembali harapan dan tujuan hidup. Hidupnya seorang muslim adalah saat ada keterhubungan dirinya dengan Allah (idra’ silla billah).

 

Rasulullah ï·º bersabda: "Ketahuilah, di dalam tubuh ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baiklah seluruh tubuh, dan jika ia rusak, maka rusaklah seluruh tubuh. Ketahuilah, itu adalah hati." (HR. Bukhari dan Muslim).

 

Hati yang terhubung dengan Allah akan senantiasa diberi kekuatan untuk terus melangkah, meski badai datang silih berganti. Optimisme seorang muslim akan mengalahkan segala macam ujian dan rintangan dalam menjalani kehidupan. Terlebih jika seorang muslim memilih jalan perjuangan dan dakwah. Tidak ada yang ringan dalam perjalanan dakwah. Dakwah selalu akan dihadapkan dengan ujian dan cobaan.

 

Seorang Muslim sejatinya selalu optimis, karena dia percaya bahwa segala sesuatu yang terjadi sudah dalam ketetapan Allah dan pasti ada hikmahnya. Rasa optimis itu lahir dari iman, yakin bahwa setelah kesulitan pasti ada kemudahan, dan bahwa rahmat Allah selalu lebih luas daripada masalah apa pun yang kita hadapi.

 

Allah berfirman: "Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan." (QS. Al-Insyirah: 6). Dan dalam hadis, Rasulullah ï·º bersabda: "Janganlah engkau menganggap dirimu hina." (HR. Muslim)

 

Sebaliknya, pesimisme itu datang dari bisikan setan yang ingin melemahkan semangat dan menjauhkan kita dari rahmat Allah. Tapi seorang Muslim tahu bahwa selama dia hidup, masih ada peluang untuk berubah, memperbaiki diri, dan mengejar ridha-Nya. Optimisme dalam Islam bukan berarti mengabaikan kenyataan, tapi memilih untuk percaya bahwa dengan ikhtiar, doa, dan tawakal, kebaikan pasti akan didatangkan oleh Allah, cepat atau lambat.

 

Hidup dan mati seorang Muslim sepenuhnya di tangan Allah, karena tak ada soal tentang hidup dan mati. Dentuman drone dan ledakan bom tak akan bisa menjadikan kematian, jika Allah belum berkehendak. Kehidupan seorang muslim adalah kemuliaan, sementara kematiannya adalah syahid. Keduanya adalah kebaikan.

 

Manusia tidak memiliki kuasa atas kapan kita lahir, kapan kita wafat, atau apa yang terjadi di antaranya, semuanya dalam kehendak dan ilmu Allah yang Maha Sempurna. Kesadaran ini membuat hati seorang Muslim menjadi tenang—karena tahu bahwa hidup ini bukan tanpa arah. Kita hidup bukan untuk dunia semata, tapi untuk beribadah kepada Allah dan kembali kepada-Nya dalam keadaan terbaik.

 

Allah berfirman dalam Al-Qur’an: "Dan tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan dikerjakannya besok. Dan tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Mengenal." (QS. Luqman: 34)

 

Dan dalam ayat lain Allah berfirman : "Katakanlah, sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), Yang Mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan." (QS. Al-Jumu’ah: 8).

 

Kita yang hidup di negeri damai, mestinya malu kepada warga Gaza yang teguh hati, meskipun menerima ujian yang sangat berat. Dan sungguh, mereka adalah cermin kekuatan iman, bahwa dengan Allah, kita bisa tetap teguh bahkan ketika dunia terasa runtuh.

 

Belajar dari keteguhan saudara-saudara kita di Gaza itu seperti menimba kekuatan dari mata air yang tak pernah kering. Mereka hidup dalam ujian yang berat, dalam tekanan, penderitaan, bahkan ancaman kematian setiap hari, namun hati mereka tetap kokoh, tak goyah, dan penuh tawakal kepada Allah.

 

Warga Gaza meyakini bahwa hidup ini hanya sementara, dan bahwa surga adalah janji yang nyata bagi mereka yang bersabar dan berjuang di jalan Allah. Banyak anak-anak Gaza yang hafal Qur’an meski hidup dalam kondisi sulit. Kitabullah menjadi cahaya yang membimbing langkah mereka.


Warga Gaza mungkin tak punya perlindungan duniawi yang kuat, tapi keyakinan mereka bahwa Allah cukup sebagai pelindung membuat mereka tetap berdiri tegak. Mereka mengajarkan kita makna hidup yang sejati—bahwa kehidupan adalah ladang amal, bukan tempat bersenang-senang.

 

Allah berfirman: "Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhan mereka dengan mendapat rezeki." (QS. Ali ‘Imran: 169).

 

Warga Gaza adalah muslim yang benar-benar kuat keimanan dan ketaqwaanya, sehingga melahirkan kesabaran dan semangat jihad yang luar biasa. Mereka adalah orang-orang yang menjadikan Rasulullah sebagai teladan dalam menghadapi ujian hidup yang datang dari orang-orang kafir.

 

Rasulullah adalah manusia paling sabar, paling lembut, dan paling tabah dalam membawa risalah Islam, meski ujian yang beliau hadapi luar biasa berat. Orang-orang Quraisy yang tumbuh bersama beliau, bahkan sebagian keluarganya sendiri, menolak dakwah beliau. Tapi beliau tidak pernah berhenti mendoakan mereka.

 

Beliau dilempari batu di Thaif hingga berdarah, dituduh gila, dukun, pembohong. Tapi beliau tetap sabar dan tidak membalas dengan kebencian. Doa beliau di Thaif sangat menyentuh: “Ya Allah, ampunilah kaumku, karena mereka tidak tahu.”

 

Rasulullah ï·º pernah mengganjal perutnya dengan batu karena lapar, sementara beliau adalah kekasih Allah. Tapi tak sekalipun beliau mengeluh. Khadijah dan Abu Thalib wafat di saat-saat sulit, tapi beliau tetap tegar melanjutkan dakwah.

 

Apa yang bisa kita pelajari ? (1) Sabar itu bukan pasrah, tapi kekuatan untuk tetap bergerak. (2) Bersikap lembut, bahkan kepada yang menolak kita. (3) Yakin bahwa kemenangan itu datang setelah kesabaran. (4) Menggantungkan hati hanya kepada Allah.

 

Allah berfirman: "Dan bersabarlah engkau (Muhammad), dan kesabaranmu itu tidak lain kecuali dengan (pertolongan) Allah..." (QS. An-Nahl: 127)

 

Rasulullah ï·º adalah guru kehidupan. Semakin kita pelajari perjuangan beliau, semakin kita sadar bahwa semua ujian kita hari ini, seberat apa pun, masih sangat kecil dibanding kesabaran beliau dalam membawa cahaya Islam ke dunia. Begitupun dengan keindahan kesabaran, keimanan dan semangat jihad muslim Gaza di tengah gempuran serangan Israel dan diamnya para pemimpin muslim di dunia.

 

(Ahmad Sastra, Kota Hujan, 25/04/25 : 11.49 WIB)  

 

 

 

 

 

 

__________________________________________ Website : https://www.ahmadsastra.com Twitter : https://twitter.com/@ahmadsastra1 Facebook : https://facebook.com/sastraahmad FansPage: https://facebook.com/ahmadsastra76 Channel Telegram : https://t.me/ahmadsastraofficial Instagram : https://instagram.com/sastraahmad
Tags

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.