LOGIKANYA : GEROMBOLAN KOMUNIS ATEIS TIDAK PANTAS TINGGAL DI BUMI

Oleh : Ahmad Sastra
Pengajar Filsafat

Jika ada teman numpang di rumah kita. Minta makan minum di rumah kita juga. Namun sikap dia justru mengganggap kita tidak ada dan membangkang kepada kita. Lebih dari itu, dia malah merusak  rumah kita. Logikanya, layakkah dia numpang di rumah kita ?.

Jika Anda sebagai suami. Setiap hari bekerja mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan istri. Membelikan rumah untuk tempat tinggalnya. Namun istri justru tidak menghargai jerih payah Anda, mengganggap Anda tidak ada. Menganggap Anda bukan suaminya. Membawa selingkuhan ke rumah di depan mata Anda. Menjual semua barang-barang di rumah. Logikanya, pantaskan dia tinggal di rumah itu ?.

Jika di sebuah rumah ada seorang pembantu. Dia tidak pernah mengganggap keberadaan majikannya. Dia berperilaku seenaknya, seolah rumah itu milik dia. Dia mencoba memiliki semua isi rumah itu demi memuaskan nafsu duniawi dia. Ketika di larang oleh majikannya, dia justru melawan dan membangkang. Logikanya, pantaskah dia tinggal di rumah itu ?

Jika di sebuah perusahaan ada seorang karyawan. Mendapat gaji, uang makan, transport dari perusahaan. Namun pekerjaannya justru mempengaruhi karyawan lain untuk melakukan perlawanan terhadap pimpinan dan melakukan perusakan terhadap aset perusahaan. Dia katakan bahwa pimpinan perusahaan itu tidak ada dan telah mati, padahal masih ada. Logikanya, pantaskah dia dipertahankan sebagai karyawan ?

Inilah perumpamaan logika untuk kaum atheis. Kaum atheis adalah manusia yang diciptakan oleh Allah. Makan minum dan bernafas dari pemberian Allah. Punya hati, otak dan nyawa juga pemberian Allah. Kesehatan dan usia juga rezeki dari Allah. Mereka tinggal, hidup dan mati di bumi milik Allah. Namun, mereka justru mengganggap Allah tidak ada dan berusaha menguasai bumi serta merusaknya demi memenuhi libido duniawinya. Logikanya, pantaskah mereka tinggal di bumi Allah ini ?.

Nah, itulah logika paling sederhana untuk kaum atheis yang membangkang Allah dan bahkan mengganggap Allah tidak ada menyebutnya telah mati. Ya, mereka menyebut Tuhan telah mati. Keberadaan Tuhan adalah belenggu hidup dan agama adalah candu dan pembodohan. Begitu gonggongan kaum atheis dengan wajah bengis dan mata merah menyalak.

Atheisme sesungguhnya hanya sebuah kekacauan epistemologis. Sebab meski kaum atheis terus menyalak, namun Tuhan tetaplah ada. Secara naluriah, semua manusia tetap mengakui zat yang maha. Pengingkaran kaum atheis terhadap eksistensi Tuhan, sebetulnya bentuk pengakuan terhadap tuhan yang lain. Jika mereka tidak mengakui Allah sebagai Tuhan, maka mereka sebenarnya sedang mempercayai setan sebagai sesembahan mereka.

Karena ini logika sederhana, maka kesimpulannya juga sederhana. Pertama, teman songong  itu tidak layak numpang di rumah kita. Kedua, istri durhaka itu tidak layak tinggal di rumah suaminya. Ketiga, pembantu kurang ajar itu tidak layak tinggal di rumah majikannya. Keempat, karyawan pembangkang itu tidak layak bekerja di perusahaan itu. Kelima, kaum atheis songong, kurang ajar, durhaka dan pembangkang itu tidak layak tinggal di bumi. Silahkan, segera tinggalkan bumi sekarang juga, gak tahu malu !. 

[AhmadSastra,KotaHujan,10/12/19 : 23.00 WIB]

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Categories