INDONESIA LEBIH BAIK DENGAN SYARIAH - Ahmad Sastra.com

Breaking

Senin, 25 Mei 2020

INDONESIA LEBIH BAIK DENGAN SYARIAH



Oleh : Ahmad Sastra

Dialah Allah yang tiada Tuhan selain Dia, raja, yang Maha suci, yang Maha Sejahtera, yang Mengaruniakan Keamanan, yang Maha Memelihara, yang Maha Perkasa, yang Maha Kuasa, yang memiliki segala Keagungan, Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan (QS. Al Hasyr : 23).

Syariah Islam itu bukan sintesis antara ideologi kapitalisme sekuler dan komunisme ateis. Islam adalah agama sekaligus ideologi sempurna yang manusiawi dan mampu memberikan solusi komprehensif atas krisis multidimensi kehidupan manusia seluruhnya. Islam itu jika diterapkan akan menjadi rahmat bagi alam semesta, sebab akan melahirkan peradaban mulia.

Islam adalah seperangkat aturan hidup yang bersumber dari Allah Yang Maha adil. Sumber hukum Islam adalah Al Qur’an, Al Hadist, Ijma’ dan Qiyas. Menerapkan syariah selain perlu juga suatu yang logis. Dikatakan perlu karena kesempurnaan hukumnya dibandingkan kapitalisme dan komunisme. Dikatakan rasional karena alam semesta dan manusia seluruhnya adalah milik Allah. Adalah wajar dan rasional jika hukum kehidupan ini diserahkan kepada Sang Pemilik dan Sang Pencipta.

Menerapkan syariah Islam itu selain kewajiban setiap muslim, juga merupakan kewajiban bagi pemerintah. Syariah yang sifatnya individual adalah kewajiban individu muslim, sementara syariah sosial seperti sistem pendidikan, sistem ekonomi, sistem hukum dan sistem politik merupakan kewajiban negara. Jika negara belum menerapkan syariah, maka seorang muslim berkewajiban berdakwah menyerukan penerapan Islam kaffah.

Ibarat mengurus jenazah, maka penerapan sistem pendidikan, ekonomi, hukum, budaya dan politik berbasis syariah adalah fardhu kifayah bagi setiap individu muslim. Selama hal ini belum dijalanan oleh negara, maka seluruh kaum muslimin harus menanggung dosanya. Hal ini sama dengan jenazah, selama jenazah belum ada yang mengurusi, maka semua kaum muslim akan terkena dosanya.

Ideologi kapitalisme dan komunisme adalah dua ideologi jahiliah modern anti agama yang menjadikan manusia sebagai sumber dan pusat edar kehidupan di dunia [antroposentrisme]. Tuhan bagi kapitalisme adalah urusan individu yang tak boleh diikutkan dalam menata manusia, kehidupan dan pengelolaan bumi.

Memisahkan nilai agama dari kehidupan adalah watak kapitalisme, atau sering disebut sebagai sekulerisme. Sementara komunisme, sama sekali tak mengakui eksistensi agama, bahkan Tuhanpun dianggap telah mati. Watak dasar komunisme adalah ateisme dimana tuhan dianggap tidak ada, sementara agama dianggap candu.

Paradigma materialisme dan pragmatisme ideologi komunisme menjadikan materi sebagai tujuan hidupnya. Dalam komunisme, manusia berasal dari materi, hidup di dunia untuk mencari materi dan kelak mati akan menjadi materi lagi. Komunisme ateis tidak percaya kehidupan surga dan neraka di akhirat.

Paradigma demokrasi sekulerisme ideologi kapitalisme menjadikan materi sebagai tujuan hidupnya. Dalam kapitalisme sekuler, manusia itu berasal dari tuhan, hidup di dunia untuk mencari materi dan kehidupan akhirat tidak dipedulikan. Sebab agama dianggap sebagai urusan pribadi yang tidak boleh dijadikan sebagai sumber hukum. Manusia adalah sumber hukum dalam ideologi demokrasi sekuler melalui para anggota dewan yang berfungsi sebagai legislator.

Inilah esensi demokrasi yang jelas haram hukumnya karena menjadikan kedaulatan hukum di tangan manusia. Menjadikan manusia sebagai yang berdaulat atas hukum adalah bentuk kesyirikan karena telah menyekutukan Allah. Padahal dalam Islam, hanya Allah yang Maha agunglah yang berhak membuat hukum. Allah menyampaikan hukum melalui para RasulNya.

Kamu tidak menyembah yang selain Allah kecuali Hanya (menyembah) nama-nama yang kamu dan nenek moyangmu membuat-buatnya. Allah tidak menurunkan suatu keteranganpun tentang nama-nama itu. Sesungguhnya hukum itu hanyalah kepunyaan Allah. Dia telah memerintahkan agar kamu tidak menyembah selain Dia. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui (QS. Yusuf : 40).

Sesungguhnya telah datang rasul-rasul Tuhan kami, membawa kebenaran dan diserukan kepada mereka: "ltulah surga yang diwariskan kepadamu, disebabkan apa yang dahulu kamu kerjakan (QS. Al a’raf : 43).

Sementara dimensi antroposentrisitas kapitalisme dan komunisme adalah [1] Upaya pemutusan hubungan manusia dengan metafisika dan agama, [2] Menjadikan manusia sebagai sumber kebenaran, keindahan, kesenangan, kekuatan dan kepalsuan, [3] Berorientasi duniawi semata yang materialisme. Paradigma humanisme dalam pandangan Barat – sejak Yunani kuno hingga eropa sekarang – telah diseret ke materialisme dan mengalami nasib serupa dalam liberalisme kaum ensiklopedis, dalam kebudayaan borjuis Barat dan dalam Marxisme.

Karena itu jika kita cermati secara mendalam, maka perilaku masyarakat Barat yang memuja ideologi kapitalisme demokrasi sekuler dimana agama dinafikan dalam ruang publik dan masyarakat timur pemuja ideologi komunisme ateis dimana agama dianggap candu, maka sesungguhnya mereka adalah manusia sombong dan perilaku masyarakat pemujanya persis seperti kaum jahiliah pra Islam karena tidak menjadikan akal dan wahyu sebagai standar, bahkan tidak jarang lebih bejat dibandingkan binatang sekalipun.

Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin ? (QS. Al Maidah : 50).

Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat kami dan menyombongkan diri terhadapnya, mereka itu penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya (QS. Al A’raaf : 36).

Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai (QS Al A’raf : 179).

Kapitalisme merujuk kepada sistem sosial ekonomi yang individualistik dan liberalistik, dimana kepentingan individu di atas segalanya. Karena itu kapitalisme sering juga disebut dengan istilah free enterprise atau private enterprise. Hak milik privat atas alat-alat produksi dan konsumsi [tanah, pabrik, jalan, dll] dengan tujuan menumpuk kekayaan individual adalah karakter utama kapitalisme menurut Milton H Spencer.

Konsep ini timbul dari pemikiran filsafat John Locke yang berpendapat bahwa kekayaan adalah hak alamiah dan terlepas dari kekuasaan negara. Sementara cara mendapatkan harga bebas tanpa ada timbagan halal dan haram. Dari paradigma inilah timbul persoalan fundamental dimana yang kaya makin kaya dan yang miskin makin miskin. Berbagai transaksi haram seperti perjudian dan riba menjadi salah satu ciri khas sistem ekonomi ini.

Kapitalisme demokrasi sekuler tidak memberikan ajarkan ideologi yang sistematis, namun memberikan tatanan sosial dan ekonomi yang melawan agama, tetapi secara tidak langsung. Kapitalisme demokrasi sekuler selalu melakukan serangan terhadap agama atas nama ilmu, bukan atas nama kapitalis dan borjuis. Secara esensi, demokrasi adalah anti agama (Islam).

Kapitalisme ekonomi akan menjadikan kesenjangan menganga antara yang kaya dan yang miskin. Kekayaan sebuah negara hanya akan dikuasai oleh segelintir manusia rakus. Sementara dari sisi sosial, sekulerisme akan melahirkan perilaku individual amoral yang jauh dari nilai-nilai agama dengan berlindung dibalik hak asasi manusia sebagai hak individual untuk berbuat apa saja.

Kapitalisme sekuler telah membawa self destructive sejak lahir. Worlview kapitalisme dan komunisme yang antietika agama inilah yang kelak menjadi sumber malapetaka sosiologis dunia modern di seluruh aspeknya. Sosiologisme bentukan kapitalisme sekuler dan komunisme atheis adalah kejahatan sistematis yang tak mungkin dimaafkan, sebaliknya harus dimusnahkan.

Tentu saja seorang muslim haram hukumnya memuja dan mengadopsi kedua ideologi jahiliah modern ini, baik menerapkan maupun menyebarkannya. Sebagai satu contoh, jika jahiliah pra Islam ada ayah membunuh bayi perempuan setelah lahir, namun sekarang bahkan membunuh janin yang masih dalam kandungan karena hasil perzinahan. Ideologi sekulerisme dan komunisme telah menyebabkan kehidupan modern lebih jahiliah dibanding kehidupan jahiliah pada masa sebelum Islam.

Ujung dari kedua ideologi ini sebenarnya adalah materialisme, dimana agama dinafikan, sementara materi duniawi ditaruh di atas segalanya. Perilaku manusia pemuja kedua ideologi ini sama sekali tak bersandar kepada nilai etika agama apapun. Kedua ideologi jahiliah modern inilah penebar kezaliman sejati.

Karl Marx pernah mengatakan bahwa agama memberikan suatu bentuk kesadaran diri untuk mereka yang belum mencapai penguasaan diri atau mereka yang telah kehilangan dirinya lagi. Meskipun demikian, agama adalah realisasi suprarasional dari nasib manusia, sebab nasib manusia tidak memiliki eksistensi nyata. Konsekuensinya, memerangi agama berarti memerangi suatu dunia yang di dalamnya agama adalah esensi spiritual.

Lebih lanjut Karl Marx mengatakan bahwa musibah agama mengungkapkan penderitaan sebenarnya, sekaligus memberikan suatu protes terhadapnya. Agama adalah keluh kesah dari wujud yang tiada berdaya, hati dunia yang tak berhati, semangat dari makhluk yang tak bersemangat. Agama adalah candu bagi masyarakat.

Kondisi masyarakat jahiliah akibat penerapan dan pengadopsian ideologi sekulerisme dan komunisme bisa dikaji pada spektrum yang lebih luas yakni aspek politik, budaya, pendidikan, ekonomi dan sosial. Karena kesalahan fatal cara pandang sekulerisme dan komunisme terhadap konsep kehidupan, manusia dan alam semesta, maka yang lahir adalah berbagai bentuk kezaliman.

Prof. Dr. Muhammad Rawwas Qol’ahji menggambarkan kondisi bangsa Arab pra Islam dalam bukunya Sirah Nabawiyah, Sisi Politis Perjuangan Rasulullah saw dengan adanya enam bentuk kezaliman dan kesesatan akibat sistem jahiliah saat itu.

Pertama, kezaliman politik. Mengingat kekuasaan terhadap manusia dimonopoli oleh komunitas tertentu di antara mereka. Komunitas yang memonopoli kekuasaan ini senang memaksakan kehendaknya kepada rakyat, tanpa memberikan hak kepada siapapun untuk mengemukakan pendapatnya dalam menyusun program dan cara kerja penguasa. Di sana telah terjadi perampasan hak rakyat secara masif oleh sentral kekuatan politik negara. Hal ini terutama terjadi pada negara Romawi dan Persia.

Kedua, kezaliman sosial. Mengingat hanya kelas sosial tertentu yang bisa menjadi pemimpin di masyarakat. Di Romawi masyarakat dibagi menjadi dua, yaitu tuan dan hamba, bangsawan dan rakyat jelata. Sehingga di negara Romawi ada dua jenis Undang-undang, untuk kalangan bangsawan disebut dengan istilah undang-undang Romawi, sedangkan untuk daerah kolonial dan rakyat jelata disebut undang-undang proletariat. Di antara dua undang-undang itu terdapat jurang perbedaan yang sangat lebar.

Padahal waktu itu negara Romawi merupakan negara yang paling besar perhatiannya terhadap perundang-undangan. Adapun negara Persia perundang-undangannya diambil dari paganisme. Adapun bangsa Arab tidak memiliki undang-undang kecuali aturan etnik yang berbeda-beda. Diantara mereka hanya diikat oleh ikatan etnik ashobiyah jahiliyah yang kerab kali menimbulkan perpecahan dan peperangan.

Ketiga, kezaliman ekonomi. Tumbuh pada masa itu kelas sosial kapitalis yang memiliki kekayaan yang melimpah di satu sisi tapi terdapat pula kelas sosial yang sangat miskin di sisi lain. Hal ini diakibatkan oleh belum terfikirnya pembuatan peraturan pendistribusian kekayaan negara kepada rakyat. Karenanya tumbuh kelas sosial yang kaya (kapitalis) yang rakus dan menzalimi sesama demi memuaskan nafsunya tanpa mengindahkan aturan. Tumbuhlah praktek-praktek ribawi yang sangat menjerat si miskin.

Keempat, kesesatan aqidah. Tidak dikecualikan dari agama dan masyarakat umum, orang-orang Romawi yang beragama Nasrani berkeyakinan bahwa Allah adalah salah satu yang tiga (trinitas), Isa anak Allah dan dalam diri Isa ada dua sifat : Lahut (sifat ketuhanan) dan Nasut (sifat kemanusiaan). Sedangkan orang-orang Persia berkeyakinan bahwa Tuhan itu ada dua : Ahuramazda (Tuhan kebaikan) dan Ahriman (Tuhan kegelapan). Adapun orang-orang Arab berkeyakinan Tuhan adalah pencipta alam semesta ( QS. Lukman [31] : 25). Namun mereka juga menyembah banyak Tuhan (politeisme) melalui patung-patung.

Mereka berkeyakinan bahwa patung-patung itu akan mendekatkan mereka kepada Allah yang ada di langit. Penyimpangan aqidah ini berdampak pada tata cara ibadah yang terkadang sangat irasional. Misalnya sembahyangnya orang Arab paganis berupa siulan dan tepukan, ketika haji dipisahkan antara penduduk asli dan pendatang, ketika tawaf penduduk asli perpakaian sedangkan yang pendatang bertelanjang.

Kelima, kesesatan pemikiran. Mengingat akal dibelenggu dan ditutupi cadar hitam, maka tidak dapat melihat dengan jelas, tidak mampu membedakan warna dengan jelas, dan mereka berfikiran lemah yang menganggap batu bisa mendekatkan kepada Allah. Bahkan pemikiran (mindset) mereka sampai pada pemahaman substansi yang terbalik bahwa kezaliman merupakan sarana terbaik untuk menjaga kebenaran ( machiavellisme). Mereka mengatakan gunakan kamu punya senjata, jika kamu tidak ingin binasa, berbuatlah zalim kepada manusia, sebelum manusia menzalimi kita. Mereka menggunakan khufarat (tahayul) untuk mempertahankan kedudukan mereka.

Keenam, kezaliman jiwa. Masyarakat saat itu tidak dibangun di atas asas persaudaraan melainkan pemaksaan dan kepentingan sepihak. Inilah yang kemudian menghilangkan kejernihan jiwanya. Mereka tumbuh menjadi penindas yang lemah. Jiwa mereka menjadi gelap penuh egoisme dan kecongkakan.

Keenam kezaliman dan kesesatan yakni politik, ekonomi, sosial, aqidah, pemikiran dan jiwa kini benar-benar nyata dan dapat dilihat dan dirasakan di tengah kehidupan masyarakat saat ini akibat penerapan ideologi kapitalisme demokrasi sekuler dan komunisme ateis. Maka dengan dakwahnya, Rasulullah secara tegas menolak sistem hukum jahiliah dan menyadarkan bangsa Arab untuk kembali ke jalan Allah yakni sistem hukum Islam.

Pemimpin Negara Romawi dan Persia dikirimi surat agar mereka memeluk agama Islam dan meninggalkan sistem jahiliah yang mereka anut selama ini. Tak segan-segan Rasulullah membongkar kebobrokan sistem jahiliyah sampai akar-akarnya dengan membawa dan menawarkan ajaran yang sama sekali baru yakni Islam. Sekali lagi, syariah Islam bukanlah sintesis antara kapitalisme sekuler dan komunisme ateis. Sebab Islam adalah aturan hukum yang datang dari Allah Pencipta manusia.

Begitupun kaum muslim hari ini, bukankah kaum muslim adalah pewaris dakwah Rasulullah. Seluruh bentuk kezaliman jahiliah benar-benar nyata terjadi hari ini akibat penerapan sistem jahiliah modern kapitalisme sekuler dan komunisme atheis. Maka langkah dakwahpun hari ini harus persis mengikuti metode Rasulullah.

Revolusi pemikiran dan kesadaran masyarakat modern agar mengadopsi ideologi Islam dan memperjuangkannya untuk diterapkan oleh negara dengan cara dakwah damai dan intelektual adalah metode shohih hingga datang pertolongan Allah. Begitulah yang dilakukan oleh Rasulullah dimulai dari perubahan pola fikir dan pola sikap masyarakat jahiliah hingga tegaknya daulah Islam.

Ali Syariati melihat di masyarakat terdapat dua wajah Islam, tradisional dan ideologis. Islam tradisional tak lain hanyalah cermin suatu nasionalitas dan semangat kolektif rakyat yang telah ditransformasikan ke dalam simbol, ritus dan tradisi religius. Islam ideologi adalah suatu kepercayaan yang secara sadar dipilih untuk menjawab persoalan dan kebutuhan kehidupan masyarakat.

Islam ideologis menggerakkan rakyat dan bangsa untuk mencapai cita-cita luhur yang telah lama diperjuangkan. Islam ideologis akan selalu melihat kondisi politik, ekonomi, pendidikan, sosial dan budaya masyarakat di lingkungan zamannya. Islam ideologi merupakan sistem intelektual yang akan melahirkan sistem sosial pengganti kapitalisme dan komunisme berupa kemajuan dan kemuliaan peradaban Islam di bawah daulah Islam yang rahmatan lil’alamin.

Ideologi Islam dengan sistem khilafahnya justru merupakan sistem terbaik yang akan menjadi solusi atas krisis multidimensi bangsa ini. Maka, jika masih ada seorang muslim yang menentang penerapan syariah Islam kaffah, bahkan berani mengatakan khilafah merusak, padahal belum pernah diterapkan di negeri ini, mungkin muslim itu telah terjangkiti virus kemunafikan.

Sementara kaum kafir, sejak awal memang telah menolak sistem Islam, selama belum diterapkan. Lebih aneh lagi ketika sistem kapitalisme sekuler dan komunisme ateis yang jelas telah merusak tidak dikatakan sebagai ideologi perusak. Padahal dahulu disaat Islam diterapkan secara kaffah oleh Rasulullah di daulah madinah, justru kaum kafir zimmi merasakan kehidupan yang makmur dan penuh ketenteraman.

Esensi khilafah adalah solusi terbaik bagi problematika yang ada. Khilafah memiliki tiga esensi utama, terlepas dari pola pemilihan khalifah yang telah menjadi ijma` sahabat. Esensi pertama Khilafah adalah penerapan syariah secara kaffah, dimana bidang ekonomi, pendidikan, budaya, politik didasarkan oleh aturan syariah yang memberikan kebaikan dan keadilan bagi seluruh warga negara, tidak memandang ras dan agama.

Dalam syariah, manusia dipandang lebih manusiawi dibandingkan ideologi kapitalis dan komunis. Buktinya beberapa negara seperti Jepang dan Inggris justru tertarik dengan sistem ekonomi berbasis syariah. Ukuran perbuatan dalam timbangan syariah adalah halal dan haram, dan ini tidak ada dalam ideologi kapitalis sekuler dan komunis ateis.

Esensi kedua dari khilafah adalah ukhuwah. Khilafah dengan kepemimpinan tunggal bagi kaum muslimin seluruh dunia menjawab perpecahan umat Islam selama ini. Dengan Khilafah selain kaum muslimin akan bersatu padu dalam satu kepemimpinan, meski berbeda dalam mazhab. Bahkan Khilafah akan memberikan perlindungan yang maksimal kepada setiap warga negara, meski beda ras dan agama dalam satu naungan pemerintahan yang adil dan beradab. Esensi ini tidak ditemukan sama sekali dalam ideologi kapitalisme dan komunisme. Lihatlah berbagai tragedi kemanusiaan akibat kapitalisme dan komunisme, bukan hanya antar negara, bahkan antar sesama muslim saling bermusuhan akibat politik adu domba.

Esensi ketiga Khilafah adalah dakwah Islam rahmatan lil`alamin. Esensi dakwah artinya upaya penyebaran kebenaran Islam dalam rangka menyelamatkan manusia dari jalan kesesatan. dakwah adalah ajakan dan seruan menuju jalan Allah tanpa kekerasan dan paksaan. Dakwah Islam berbeda dengan imperialisme kapitalis dan revolusi komunis yang keduanya menyisakan kesengsaraan manusia. Sementara dakwah justru memberikan ketenangan dan kebahagiaan serta keselamatan manusia. Dengan suka rela Islam bisa diterima masyarakat karena kebenaran dan kemuliaan dimilikinya.

Nah, tunggu apa lagi, masihkah tidak yakin dengan syariah Islam ?. Masihkah terus bermimpi berharap kepada demokrasi sekuler untuk menyelesaikan masalah negeri ini ?. Padahal demokrasi adalah ideologi kufur dari barat yang justru anti Islam. Maka berfikirlah lebih jernih untuk hanya berjuang demi tegaknya Islam. Mulailah membuang jauh-jauh ideologi kapitalisme demokrasi sekuler, apalagi ideologi komunisme ateis. Jangan mau lagi ditipu oleh demokrasi setiap lima tahun sekali saat pemilu.

Kedua ideologi kufur ini hanya akan lenyap jika umat Islam menghadirkan kebenaran Islam. Tanpa menghadirkan Islam sebagai ideologi yang memimpin dunia, maka ideologi kufurlah yang akan terus menguasai dan menghegemoni dunia. Selain dengan dakwah dan perjuangan, menghadirkan Islam adalah dengan menerapkan secara kaffah dalam negara.

Marilah kita menjadi agen Allah yang mampu menghadirkan syariah Islam baik skala individu maupun skala besar. Teruslah berdakwah dan berjuang hanya untuk Islam, tolak demokrasi dan komunisme. Saatnya PSBB, penerapan syariah berskala besar dengan tegaknya daulah Islam. perhatikan firman Allah : Dan katakanlah: "Yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap". Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap (QS Al Isra’ : 81)

[AhmadSastra,KotaHujan,25/05/20 : 07.27 WIB]

__________________________________________ Website : https://www.ahmadsastra.com Twitter : https://twitter.com/@ahmadsastra1 Facebook : https://facebook.com/sastraahmad FansPage: https://facebook.com/ahmadsastra76 Channel Telegram : https://t.me/ahmadsastraofficial Instagram : https://instagram.com/sastraahmad

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Categories