ISLAM KAFFAH VERSUS SEKULERISME LIBERAL - Ahmad Sastra.com

Breaking

Selasa, 23 Februari 2021

ISLAM KAFFAH VERSUS SEKULERISME LIBERAL



 

Oleh : Ahmad Sastra

 

Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu. Tetapi jika kamu menyimpang (dari jalan Allah) sesudah datang kepadamu bukti-bukti kebenaran, maka ketahuilah, bahwasanya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana (QS Al Baqarah : 208-209).

 

Istilah kâffah disebutkan dalam al-Baqarah: 208. Menurut bahasa, artinya utuh, integral. Adapun yang dimaksud adalah memahami dan mengikuti Islam secara utuh dan menyeluruh, tidak sepotong atau secara parsial (Ahsin Wijaya, 2006: 143). Fissilmi Kâffah (ke dalam Islam secara menyeluruh) kedalam Islam dan syariat-syariatnya secara utuh (Hasanain Muhammad Makluf, 1996: 20).

 

Ketika Allah menyeru orang-orang mukmin untuk masuk dalam Islam secara Kâffah, lalu Allah menyuruh hati-hati (waspada) kepada mereka agar tidak mengikuti langkah-langkah setan. Dalam ayat ini (al-Baqarah: 208) hanya ada dua arah. Masuk Islam secara Kâffah atau mengikuti langkah-langkah setan, petunjuk atau kesesatan, Islam atau jahiliyah, jalan Allah atau jalan setan, petunjuk Allah atau kesesatan setan. Dengan contoh ini seorang muslim harus menemukan sikap jati dirinya, untuk tidak boleh ragu dan bingung antara beberapa jalan yang berbeda-beda dan beberapa arah yang berebeda-beda (Sayyid Qutub, Tt : 142).

 

Islam merupakan agama yang realistik, yang membuktikan bahwa larangan dan nasehat saja tidak cukup. Juga membuktikan,  bahwa agama ini tidak akan tegak tanpa negara dan kekuasaan. Agama Islam adalah manhaj atau sistem yang menjadi dasar kehidupan  praktis manusia, bukan hanya perasaan emosional (wijdani) yang tersemat dalam hati, tanpa kekuasaan, perundang-undangan, manhaj yang spesifik dan konstitusi yang jelas. (Tafsir fi Dhilal al Qur’an, Juz I hlm. 601).

 

Sejarah Islam, sebagaimana yang pernah ada, merupakan sejarah dakwah dan seruan, sistem dan pemerintahan. Tidak asumsi lain yang dapat diklaim sebagai Islam, atau diklaim sebagai agama ini, kecuali jika ketaatan kepada Rasul direalisasikan dalam satu keadaan dan sistem. (Tafsir fi Dhilal al Qur’an, Juz II hlm. 696)

 

Islam adalah manhaj kehidupan holistik bagi kebaikan manusia seluruhnya sebab ia berasal dari sang Pencipta manusia. Islam adalah manhaj kehidupan yang realistik, dengan berbagai susunan, sistematika, kondisi, nilai, akhlak, moralitas, ritual dan begitu juga atribut syiarnya. Ini semuanya menuntut risalah ini ditopang oleh kekuatan institusi yang dapat merealisasikannya secara kaffah. Islam juga harus disokong oleh manusia-manusia amanah dengan ketundukan jiwa secara totalitas. Islam adalah fikrah sekaligus tariqah.

 

Islam adalah kesempurnaan kebenaran, tidak ada agama yang paling sempurna selain Islam. Islam adalah ajaran tertinggi, tidak ada yang lebih tinggi dari Islam. Ukuran kebenaran Islam adalah dari sumber hukumnya, yakni Al Qur’an dan Al Hadist. Allah sendiri yang menegaskan bahwa Islam adalah agama yang di ridhoiNya, selain Islam tidak diterima.

 

Namun demikian, usaha untuk mejauhkan umat Islam dengan ajaran agamanya agar tidak kaffah tidak akan pernah berhenti sampai hari kiamat. Hambatan pelaksanaan Islam kaffah adalah gerakan yang mengarahkan kepada Islam tidak kaffah. Ketika ada orang yang menyatakan bahwa Islam hanya agama yang mengatur urusan individu, maka inilah propaganda langkah setan, padahal Islam adalah agama yang mengatur hubungan manusia dengan Allah, manusia dengan manusia dan manusia dengan dirinya sendiri.

 

Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan- ucapan) mereka, dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahayaNya, walaupun orang-orang yang kafir tidak menyukai (QS At Taubah : 32).

 

Muhammad Nasib Ar Rafa’i, Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir jilid 4, 1999, Jakarta : Gema Insani Press, hal. 594 menafsirkan ayat di atas dengan menegaskan bahwa Allah berfirman bahwa orang-orang kafir dan kalangan kaum musyrikin dan ahli kitab ‘hendak memadamkan nur Allah’ berupa hidayah dan agama yang hak yang Dia karena mengutus Rasulullah. Mereka hendak memadamkannya dengan kebohongannya.

 

Maka perumpamaan mereka adalah seperti orang yang hendak memadamkan sinar matahari dan bulan dengan tiupan mulutnya. Tidak ada cara untuk memadamkan matahari dan bulan. Demikian pula apa yang dibawa oleh utusan Allah mesti disempurnakan dan dimenangkan. Oleh karena itu, Allah berfirman sebagai bantahan atas maksud mereka.

 

Mereka yang selalu mempropagandakan dan bernarasi anti syariat Islam kaffah akan  terus melancarkan penjajahan pemikiran (imperialisme epistemologi) kepada umat Islam atau negeri-negeri muslim dengan menggunakan jasa orang-orang sekuler dan liberal. Imperialisme epistemologis (ghozwul fikr) (QS. Al Baqarah : 120 dan 217) ini setidaknya memiliki empat karakteristik : Harakah At Tasykik, Harakah At Tasywih, Harakah At Tadzwib dan Hakarah At Taghrib.

 

Liberalisme, sekulerisme, pluralisme, feminisme, multikulturalisme, moderatisme, permisivisme, materialisme, hedonisme dan isme-isme lainnya adalah produk pemikiran Barat yang bertentangan dengan Islam 100 persen. Muslim pengembannya adalah sangat berbahaya bagi perjuangan Islam. Mereka akan menjadi duri dalam daging bagi umat Islam. Itulah mengapa sekulerisme, liberalisme dan pluralisme agama telah difatwakan haram oleh MUI pada tahun 2005.

 

Keputusan Fatwa Majelis Ulama Indonesia Nomor : 7/Munas VII/MUI/11/2005, Tentang Pluralisme, Liberalisme, dan Sekulerisme Agama menetapkan pertama, Pluralisme, Sekulerisme, dan Liberalisme agama sebagaimana dimaksud pada bagian pertama adalah paham yang bertentangan dengan ajaran agama Islam. Kedua, umat Islam haram mengikuti paham Pluralisme, Sekulerisme dan Liberalisme agama. Ketiga, dalam masalah aqidahdan ibadah, umat Islam wajib bersikap eksklusif, dalam arti haram mencampuradukkan aqidah dan ibadah umat Islam dengan aqidah dan ibadah pemeluk agama lain.

 

Keempat, Bagi masyarakat muslim yang tinggal bersama pemeluk agama lain lain (pluralitas agama), dalam masalah sosial yang tidak berkaitan dengan aqidah dan ibadah, umat Islam bersikap inklusif, dalam arti tetap melakukan pergaulan sosial dengan agama lain sepanjang tidak saling merugikan.

 

Dalam fatwa ini, yang dimaksud dengan : Pluralisme agama adalah suatu paham yang mengajarkan bahwa semua agama adalah sama dan karenanya kebenaran setiap agama adalah relatif, oleh sebab itu, setiap pemeluk agama tidak boleh mengklaim bahwa hanya agamanya saja yang benar sedangkan agama yang lain salah. Pluralisme agama juga mengajarkan bahwa semua pemeluk agama akan masuk dan hidup berdampingan di surga.

 

Pluralitas agama adalah sebuah kenyataan bahwa di negara atau daerah tertentu terdapat berbagai pemeluk agama yang hidup secara berdampingan. Liberalisme agama adalah memahami nash-nash agama (al-Qur’an dan Sunnah) dengan menggunakan akal pikiran yang bebas, dan hanya menerima doktrin-doktrin agama yang sesuaid engan akal pikiran semata. Sekulerisme agama adalah memisahkan urusan dunia dari agama, agama hanya digunakan untuk mengatur hubungan pribadi dengan Tuhan, sedangkan hubungan sesama manusia diatur hanya dengan berdasarkan kesepakatan sosial. Secara filosofis, sekulerisme liberal ini adalah agama tanpa tuhan.

 

Eksistensi agama ini merupakan eksistensi kedaulatan hukum Allah. Ketika kondisi asal ini ternafikan, niscaya eksistensi agama ini juga ternafikan. Yang menjadi problem utama di muka bumi sekarang bagi agama ini adalah berdirinya para taghut yang selalu melakukan perlawanan terhadap ketuhanan Allah dan merampas kekuasaanNya, kemudian dirinya diberikan otoritas untuk menetapkan peraturan perundang-undangan  untuk membenarkan dan melarang jiwa, harta dan anak . (Tafsir fi Dhilal al Qur’an, Juz III hlm. 1216-1217)

 

(AhmadSastra,KotaHujan,23/02/21 : 11.15 WIB)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

__________________________________________ Website : https://www.ahmadsastra.com Twitter : https://twitter.com/@ahmadsastra1 Facebook : https://facebook.com/sastraahmad FansPage: https://facebook.com/ahmadsastra76 Channel Telegram : https://t.me/ahmadsastraofficial Instagram : https://instagram.com/sastraahmad

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Categories