ISLAM SUMBER KEBAJIKAN, BUKAN AGAMA AROGAN - Ahmad Sastra.com

Breaking

Senin, 01 Februari 2021

ISLAM SUMBER KEBAJIKAN, BUKAN AGAMA AROGAN



 

Oleh : Ahmad Sastra  

 

Istilah arogan tengah menjadi perbincangan publik secara luas. Hal ini terkait dengan cuitan Abu Janda soal Islam agama arogan. Menurut Kamus Besar bahasa Indonesia artinya arogan/aro·gan/ a 1 sombong; congkak; angkuh; 2 Psi mempunyai perasaan superioritas yang dimanifestasikan dalam sikap suka memaksa atau pongah.

 

Twit Abu Janda dikutip oleh HU Republika (Sabtu 30 Jan 2021 06:34 WIB, Red. Erick Permana Putra) : "Yang arogan di Indonesia itu adalah Islam sebagai agama pendatang dari Arab kepada budaya asli kearifan lokal. Haram-haramkan ritual sedekah laut, sampai kebaya diharamkan dengan alasan aurat," ucap Abu Janda lewat akun Twitter, @permadiaktivis1.

 

DPP Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) diwakili oleh Ketua Umum Haris Pertama, Sekjen Jackson AW Kumaat dan Ketua Bidang Hukum Medya Rischa Lubis melaporkan Abu Janda ke bareskrim polri.  Laporan pertama pada Kamis (28/1) terkait rasisme kepada Natalius Pigai, laporan kedua pada Jumat (29/1) terkait unggahan status Islam arogan dari Arab.


Ketua Umum DPP KNPI Haris Pertama bersama Sekjen Jackson AW Kumaat dan Ketua Bidang Hukum Medya Rischa Lubis sengaja mendatangi Bareskrim Polri untuk melaporkan Abu Janda. Haris pun mengirimkan bukti laporan diproses Bareskrim Polri nomor LP/B/0056/I/2021/Bareskrim tanggal 29 Januari 2021.

 

Abu Janda dilaporkan atas dugaan melanggar Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, Kebencian atau Permusuhan Individu dan/atau Antar Golongan (SARA), Pasal 28 ayat (2), penistaan agama UU Nomo1 tahun 1946 tentang KUHP Pasal 156 A.

 

Persoalan Abu Janda yang kabarnya akan segera diproses sesuai hukum setelah dilaporkan oleh KNPI, semoga masih ada keadilan di negeri ini. Sebab yang sering terjadi justru ketidakadilan hukum. Hukum di negeri ini sering tebang pilih, tajam ke bawah tumpul keatas. Tajam kepada pengkritik pemerintah, namun lembek kepada pendukung pemerintah. Kita lihat saja, semoga masih ada harapan akan keadilan hukum di negeri ini.

 

Terlepas dari kasus Abu Janda, dalam Islam, para penghina Islam, Allah dan Rasulullah ini dihukum mati. Dalam sejarah, sikap dan tabiat menghina atau  menistakan Islam dan kaum muslimin  adalah kelakuan para musuh Allâh dari golongan manusia kafir dan munafiqin. Dalam sejarah kehidupan Rasûlullâh SAW pernah terjadi dalam peristiwa perang Tabuk, kaum munafikin menghina para Sahabat Nabi. Rasûlullâh sebagai seorang yang paling sayang kepada manusia waktu itu tidak memaafkan dan tidak menerima uzur para penghina tersebut, bahkan tidak melihat alasan mereka sama sekali yang mengaku melakukannya sekedar bermain dan bercanda.

 

Rasulullah lantas menyampaikan firman Allah : Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentu mereka akan menjawab:”Sesungguhnya kami hanya bersenda gurau dan bermain-main saja”. Katakanlah:”Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasûl-Nya kamu selalu berolok-olok ?”. Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman. Jika Kami mema’afkan segolongan dari kamu (lantaran mereka taubat), niscaya Kami akan mengadzab golongan (yang lain) di sebabkan mereka adalah orang-orang yang selalu berbuat dosa. [At-Taubah/9 : 66].

 

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan bahwa menghina Allâh Azza wa Jalla , ayat suci dan Rasul-Nya adalah perbuatan kekafiran yang membuat pelakunya kafir setelah iman (Al-Fatâwa, 7/273). Islam secara umum membagi manusia menjadi tiga kelompok, kafir, munafik dan Muslim. Semua jenis orang-orang ini sangat memungkinkan melakukan pencelaan dan penghinaan terhadap Agama, sehingga diperlukan untuk mengetahui jenis dan hukuman dari penghina agama berdasarkan pembagian ini.

 

Hukuman penghina Islam dari kalangan kafir harbi adalah hukuman mati. Orang kafir zimmy yang berani menghina agama Islam, menistakan Allâh dan Rasul-Nya, maka perjanjian yang telah terjadi menjadi batal bagi pemerintah Islam, hukuman tetap hukuman mati. Penghina dari kalangan munafik, jika menampakkan dengan jelas maka hukumannya mati. Hal ini adalah pendapat mayoritas Ulama kecuali mazhab Hanafiyah.

 

Imam al-Qurthubi menyatakan, “Mayoritas Ulama berpendapat bahwa orang kafir dzimmy yang menghina, mencela atau merendahkan kedudukan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam atau mensifati Beliau dengan sesuatu yang menjadi ajaran kufurnya mereka, maka ia dibunuh, karena kita tidak memberikan perlindungan untuk seperti itu dengan menyandarkan kepada QS At Taubah ayat 9-12. (Al-Jâmi’ li Ahkâmil Qur`ân 8/55).

Sementara seorang Muslim yang sudah mengucapkan dua kalimat syahadat, menunaikan kewajiban-kewajiban Islam dan menyakininya secara lahir batin bisa menjadi kafir setelah memeluk Islam dan murtad, apabila melanggar pembatal Islam, baik yang berbentuk perkataan, maupun perbuatan, seperti menistakan agama Islam. Syaikhul Islam rahimahullah berkata, “Penista agama apabila Muslim, maka menjadi kafir dan dibunuh tanpa ada perbedaan pendapat padanya. Ini adalah madzhab imam yang empat dan yang lainnya. Diantara ulama yang menukilkan ijma’ ini adalah Ishâq bin Rahuyah dan selainnya. (As-Shârimul Maslûl, hlm. 10).

 

Ini soal hukuman dalam Islam bagi para penghina Allah, Rasulullah maupun Islam yang memberikan konfirmasi betapa Islam sangat tegas dan adil. Sementara soal agama Islam itu sendiri tentu saja bukan agama arogan sebagaimana dituduhkan. Islam justru agama baik dan memperbaiki, sumpurna dan menyempurnakan, indah dan memberikan keindahan, damai dan mendamaikan. Islam adalah agama yang membawa rahmat dan menyebarkan rahmat bagi alam semesta. Islam adalah agama cinta dan dakwah, dimana ajakannya bersifat pilihan, tidak memaksanakan, sebab yang benar dan yang batil telah jelas.

 

Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam (QS Al Anbiyaa : 107). Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. karena itu Barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, Maka Sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang Amat kuat yang tidak akan putus. dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.(QS Al Baqarah : 256)

 

Bagaimana Islam dikatakan sebagai agama arogan dalam arti sombong, sementara Islam agama cinta yang justru melarang perbuatan sombong bagi umatnya. Perhatikan firman Allah : Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, Ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri (QS An Nisaa’ : 36)

 

Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepadaku Al-Qasim, telah menceritakan kepada kami Al-Husain, telah menceritakan kepada kami Muhammad Ibnu Kasir, dari Abdullah ibnu Waqid, dari Abu Raja Al-Harawi yang mengatakan bahwa ia tidak pernah menjumpai orang yang jahat perangainya kecuali ada pada diri orang yang sombong lagi membangga-banggakan dirinya.

 

Kesombongan adalah dosa pertama yang dibuat oleh Iblis pada saat diperintahkan sujud kepada Adam. Tetapi iblis menolak sujud karena merasa diri lebih mulia dari manusia (Adam) yang diciptakan dari tanah, sementara iblis berasal dari api. Kesombongan iblis tersebut menyebabkan kemurkahan Allah dan melaknatnya. Allah berfirman : Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada Para Malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam," Maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia Termasuk golongan orang-orang yang kafir. (QS Al Baqarah : 34)

 

Rasulullah bersabda “Kesombongan adalah menolak kebenaran dan merendahkan manusia” (H.R. Muslim). Mengapa manusia dihinggapi rasa kesombongan? Menurut ustas Amiruddin, manusia dihinggapi kesombongan karena beberapa hal, yaitu; 1) Selalu membanggakan diri; 2) Meremehkan atau merendahkan orang lain; 3) Selalu menonjolkan diri atau CCM (cari-cari muka); dan 4) Mengikuti hawa nafsu.

Masih banyak dalil soal kesombongan ini, baik dari al- Quran mau pun hadist. “Orang sombong itu termasuk golongan kafir dan termasuk syirik (Q.S. Shad : 73-74). Orang sombong tempat kembalinya di neraka (Q.S. Az- Zumar : 72). Kesombongan adalah tirai penghalang masuk Syurga (Q.S. al- ‘Araf ayat 13). Allah tidak menyukai orang-orang sombong (Q.S. an- Nahl :  22-23).”

Kesombongan merupakan keburukan bagi kehiduapan. Mengapa? Orang sombong tidak bisa berbuat adil dan ikhlas karena selalu meremehkan orang dan menganggap dirinya sempurna sehingga merasa dirinya paling benar. Kesombongan adalah dosa besar dan balasannya neraka jahannam. “Jadi apa yang harus disombongkan di muka bumi ini?.

Nah bagaimana mungkin, Islam disebut sebagai agama arogan dalam arti sombong dan congkak atau angkuh, sementara Islam sendiri melarang umatnya memiliki sifat arogan ini. Adalah sesat logika menuduh Islam sebagai agama arogan, jika tidak hendak disebut sebagai bentuk kesombongan itu sendiri. Yang menuduh Islam arogan adalah orang arogan. Yang menuduh Islam sombong adalah orang sombong.

Islam justru merupakan agama yang menjadi sumber kebaikan bagi kehidupan manusia. Islam dengan syariatnya adalah solusi bagi seluruh persoalan kehidupan manusia, baik secara individu, sosial, maupun berbangsa dan bernegara. Ajaran Islam adalah ajaran benar yang penuh keadilan dan kasih sayang kepada manusia. Hanya saja kadang manusia sendiri yang zolim, sombong dan kufur nikmat.

Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezkinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah; karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian  kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat.  (QS An Nahl : 112)

 

Jikalau Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, Maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. (Qs Al A’raf : 96).

 

(AhmadSastra,KotaHujan,01/02/21 : 10.30 WIB)

 

 

 

 

 

__________________________________________ Website : https://www.ahmadsastra.com Twitter : https://twitter.com/@ahmadsastra1 Facebook : https://facebook.com/sastraahmad FansPage: https://facebook.com/ahmadsastra76 Channel Telegram : https://t.me/ahmadsastraofficial Instagram : https://instagram.com/sastraahmad

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Categories