[7] RAMADHAN TRANSFORMATIF - Ahmad Sastra.com

Breaking

Rabu, 29 Maret 2023

[7] RAMADHAN TRANSFORMATIF



 

Oleh : Ahmad Sastra

 

Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertakwa. (QS. Al-Baqarah: 183). Sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum sehingga mereka merubah nasib yang ada pada diri mereka sendiri" (Ar-Ra'd: 11).

 

Ramadhan terus melaju dan hari ini telah memasuki hari ke tujuh. Semoga amal ibadah kita selama ini diridhoi oleh Allah sebagai amal sholeh, bekal untuk kebahagiaan hakiki dan selamanya di surga, aamiin. Jangan lupa juga, semoga Ramadhan 1444 H ini membawa kita kepada perubahan pribadi yang lebih positif, produktif dan konstributif. Perubahan hakiki adalah menuju level ketaqwaan dan perubahan itu harus diusahakan, bukan ujug-ujug datang sendiri.

 

Kali ini kita akan mendiskusikan tema Ramadhan Transformatif dalam tiga hal yakni perubahan konsumsi, perubahan zonasi dan perubahan informasi. Ketiganya akan kita bahas satu persatu agar fokus dan bisa kita wujudkan selama menjalankan ibadah puasa dan terus akan berlangsung pasca Ramadhan.

 

Ibadah puasa itu tidak akan bisa dilepaskan dari aktifitas sahur dan buka puasa dimana aktivitas utamanya adalah makan dan minum. Aktivitas keduanya kita sebut dengan istilah konsumsi fisik. Puasa itu mengajarkan kesabaran dan ketaatan kepada perintah Allah dna menjauhi larangan Allah. Makanan halal sekalipun tidak boleh dimakan saat menjalankan puasa, apalagi makanan dan atau minuman haram.

 

Saat berbuka puasa dengan sedikit makan dan minum saja, rasanya perut ini sudah kenyang, betul kan ? . Hal ini menegaskan bahwa Ramadhan mengajarkan kepada kita agar tidak berlebihan dalam mengkonsumsi makanan dan minuman. Islam mengajarakan konsumsi itu halal dan thoyib serta tidak berlebihan. Nah mestinya Ramadhan ini memberikan pelajaran kepada kita agar mengatur dan mengubah pola konsumsi.

 

"Halal" dan "Thoyyibah" adalah dua kata dalam bahasa Arab yang memiliki makna yang berbeda, namun seringkali digunakan bersama-sama dalam konteks makanan dan minuman dalam Islam. "Halal" berarti "dibolehkan" atau "sesuai syariah Islam", dan mengacu pada makanan atau minuman yang halal dikonsumsi oleh umat Muslim sesuai dengan hukum Islam.

 

"Thoyyibah" berarti "baik dan bergizi" atau "bersih", dan mengacu pada makanan atau minuman yang sehat dan bersih, serta memenuhi standar kesehatan dan kebersihan yang baik. Jadi, "Halalal Thoyyiba" mengacu pada makanan atau minuman yang tidak hanya halal atau dibolehkan oleh hukum Islam, tetapi juga sehat, bergizi, bersih, dan memenuhi standar kebutuhan fisik manusia. Dalam Islam, mengonsumsi makanan dan minuman yang halal dan thoyyibah sangat dianjurkan sebagai bagian dari cara hidup yang sehat dan berkualitas. Contoh makanan dan minuman yang halal dan thoyyib dalam Islam adalah madu dan kurma.

 

Menurut ajaran Islam, konsumsi yang baik dan benar adalah konsumsi yang sesuai dengan syariat Islam, yaitu konsumsi yang halal dan tidak mengandung unsur riba, gharar, ma'siyat, dan maksiat. Berikut adalah beberapa prinsip konsumsi yang baik dan benar menurut Islam: Pertama, makanan dan minuman harus halal. Tidak boleh mengonsumsi makanan atau minuman yang diperoleh dari cara-cara yang tidak halal, seperti hasil mencuri, merampok, atau korupsi.

 

Kedua, konsumsi harus seimbang dan sehat. Tidak boleh mengonsumsi makanan atau minuman yang berlebihan, atau yang berbahaya bagi kesehatan. Ketiga, konsumsi harus memperhatikan hak-hak orang lain. Tidak boleh membeli atau mengonsumsi produk yang diproduksi dengan memanfaatkan kerja paksa atau hak-hak buruh yang dilanggar.

 

Keempat, konsumsi harus memperhatikan lingkungan. Tidak boleh membuang sampah sembarangan, atau mengonsumsi produk yang merusak lingkungan. Kelima, tidak boleh berlebihan dalam konsumsi yang mengarah kepada kemewahan atau kesombongan. Keenam, Tidak boleh mengonsumsi atau membeli barang atau jasa yang dilarang oleh agama Islam, seperti barang haram, minuman keras, narkotika, dan sejenisnya.

 

Perubahan kedua adalah perubahan zonasi yang maknanya adalah perubahan lingkungan dimana kita bergaul. Perubahan zonasi berkaitan dengan perubahan hubungan persahabatan. Sebab sahabat adalah cermin diri kita. Maka, lihatlah hari ini kita ini bersahabat dengan siapa. Ada pepatah mengatakan bahwa jika kita bersahabat dengan tukang jualan minyak wangi, setidaknya kita tertempel wanginya. Lihatlah perbedaan antara lebah dan lalat yang memiliki zonasi berbeda, maka hasilnyapun berbeda. Lebah menghasilkan madu, sementara lalat menghasilkan bakteri penyebab penyakit.

 

Sebaliknya, jika kita bersahabat dengan tukang judi, maka orang lain akan menganggap kita juga sebagai penjudi. Jika kita bergaul di lingkungan orang terpelajar, maka kita akan termotivasi menjadi pembelajar. Jika kita bergaul dan hidup di lingkungan hiburan, maka setidaknya telingan kita tiap hari akan mendengarkan musik dan hiburan.

 

Pemahaman perubahan zonasi didasarkan oleh paradigma bahwa lingkungan dapat berpengaruh terhadap perilaku seseorang. Hal ini dikarenakan lingkungan tempat seseorang tinggal, belajar, dan bekerja dapat membentuk nilai, sikap, dan perilaku seseorang. Berikut adalah beberapa pengaruh lingkungan terhadap perilaku. Pertama, norma sosial. Lingkungan dapat mempengaruhi perilaku seseorang melalui norma sosial yang berlaku di masyarakat. Norma sosial dapat mempengaruhi perilaku seseorang dalam berbagai aspek, seperti cara berpakaian, cara berbicara, dan cara bersikap.

 

Kedua, budaya atau tradisi. Lingkungan dapat mempengaruhi perilaku seseorang melalui budaya yang diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya dapat mempengaruhi perilaku seseorang dalam berbagai aspek, seperti cara makan, cara beribadah, dan cara berinteraksi dengan orang lain.

 

Ketiga, keluarga. Lingkungan keluarga dapat mempengaruhi perilaku seseorang dalam hal nilai-nilai dan norma-norma yang ditanamkan oleh orang tua atau anggota keluarga lainnya. Keempat, lembaga pendidikan. Lingkungan lembaga pendidikan dapat mempengaruhi perilaku seseorang dalam hal pendidikan dan pembentukan karakter. Pendidikan dan pengajaran di sekolah dapat membentuk nilai, sikap, dan perilaku seseorang. Kelima, media massa. Lingkungan media massa dapat mempengaruhi perilaku seseorang melalui informasi yang disampaikan, seperti iklan, berita, film, dan lain sebagainya. Perubahan informasi adalah perubahan konsumsi media massa.

 

Dalam Islam, lingkungan juga dapat mempengaruhi perilaku seseorang. Oleh karena itu, penting untuk menjaga lingkungan yang baik dan bersih, karena lingkungan yang buruk dapat mempengaruhi perilaku seseorang menjadi negatif. Selain itu, Islam juga mengajarkan pentingnya memilih lingkungan yang baik, karena lingkungan yang baik dapat membantu seseorang dalam menjaga iman dan akhlak yang baik.

 

Nah, mari kita renungkan kembali zonasi dimana kita hidup dan bergaul. Ramadhan ini kita lakukan perubahan zonasi yang lebih membawa kita kepada pribadi yang positif, produktif dan konstributif. Jangan sampai kita justru terjerumus dalam zonasi buruk dan destruktif.

 

Perubahan ketiga adalah perubahan informasi yang sempat disinggung sekilas di bab zonasi. Perubahan informasi maksudnya adalah bahwa sebaiknya kita hanya mengakses informasi yang bergizi dalam kehidupan yang begitu melimpah sumber-sumber informasi. Apa yang masuk ke dalam otak kita, tentu saja akan sangat mempengaruhi pola pikir dan pola sikap kita. Apa yang ada di otak kita tentu saja kita dapatkan dari berbagai sumber informasi. Nah, mestinya Ramadhan ini kita berubah dari akses informasi negatif ke akses informasi positif.

 

Informasi positif dalam arti dari sember positif dan kontens infomasinya positif sangat penting bagi tumbuh kembang kita karena informasi dapat membentuk pola pikir dan perilaku seseorang, khususnya muslim. Informasi yang positif dapat memberikan pengaruh yang baik pada kesehatan mental, emosi, dan sosial seseorang, serta dapat memotivasi dan membangkitkan semangat untuk mencapai tujuan.

 

Berikut adalah beberapa alasan mengapa informasi positif penting bagi tumbuh kembang manusia. Pertama, meningkatkan kesehatan mental dan emosional. Informasi positif dapat memberikan dukungan dan motivasi pada seseorang, sehingga dapat meningkatkan kesehatan mental dan emosional. Informasi positif juga dapat membantu seseorang dalam mengatasi stres, kecemasan, dan masalah kesehatan mental lainnya.

 

Kedua, meningkatkan keterampilan dan pengetahuan. Informasi positif dapat membantu seseorang dalam meningkatkan keterampilan dan pengetahuan, sehingga dapat meningkatkan potensi dan kemampuan seseorang dalam mencapai tujuan. Bagi seorang muslim, informasi positif bisa menjadi bekal pembinaan dan dakwah kepada masyarakat.

 

Ketiga, meningkatkan hubungan sosial. Informasi positif dapat membantu seseorang dalam meningkatkan hubungan sosial dengan orang lain. Informasi positif juga dapat membantu seseorang dalam membangun koneksi dan memperluas jaringan sosial. Intinya bahwa informasi positif dalam menjadi wasilah bagi jalinan silaturahmi antar sesama muslim.

 

Keempat, memotivasi. Informasi positif dapat memberikan motivasi dan inspirasi pada seseorang untuk mencapai tujuan. Informasi positif juga dapat membantu seseorang dalam melihat sisi positif dari suatu masalah atau situasi. Karena itu penting juga seorang muslim memahami seluk beluk media massa sebagai sumber informasi dan alat komunikasi.

 

Media massa adalah sarana komunikasi massa yang digunakan untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat dalam jumlah besar melalui media cetak (koran, majalah), media elektronik (radio, televisi), dan media digital (website, media sosial). Media massa merupakan bagian yang sangat penting dalam kehidupan modern karena memberikan akses kepada masyarakat dalam hal informasi, hiburan, dan edukasi.

 

Berikut adalah beberapa contoh peran media massa. Pertama, menyampaikan informasi. Media massa menyampaikan berbagai macam informasi, mulai dari berita terkini, isu-isu sosial dan politik, hingga informasi tentang gaya hidup, kesehatan, dan teknologi. Kedua, hiburan. Media massa juga memberikan hiburan, seperti acara televisi, film, dan musik.

 

Ketiga, edukasi. Media massa juga digunakan untuk tujuan edukasi, misalnya melalui program pendidikan di televisi atau penerbitan buku-buku teks pelajaran. Keempat, Membangun opini publik. Media massa dapat mempengaruhi opini publik tentang berbagai isu, termasuk politik dan sosial. Dalam hal ini, media massa dapat memainkan peran penting dalam membentuk opini publik dan membantu masyarakat dalam mengambil keputusan. Media massa bagi seorang muslim adalah sarana efektif untuk dakwah. Kelima, pemasaran. Media massa juga digunakan sebagai sarana pemasaran, baik untuk produk atau jasa.

 

Dalam Islam, informasi positif sangat penting untuk tumbuh kembang seorang muslim. Islam mengajarkan pentingnya mencari dan menyebarkan informasi yang baik, dan menghindari informasi yang negatif dan merugikan. Hal ini bertujuan untuk membangun masyarakat yang sehat dan harmonis, serta membantu dalam mencapai tujuan hidup yang baik dan bermanfaat. Nah, sudah siap melakukan perubahan konsumsi, zonasi dan informasi ?

 

(AhmadSastra,KotaHujan,29/03/23 : 10.35 WIB)

 

 

__________________________________________ Website : https://www.ahmadsastra.com Twitter : https://twitter.com/@ahmadsastra1 Facebook : https://facebook.com/sastraahmad FansPage: https://facebook.com/ahmadsastra76 Channel Telegram : https://t.me/ahmadsastraofficial Instagram : https://instagram.com/sastraahmad

2 komentar:

  1. Luarrr biasa tulisannya pak. Terima kasih telah berbagi wawasan. Sslamat menjalankan Ibadah Puasa

    BalasHapus
  2. Semoga setelah baca artikel ini kita melakukan transformatif zonasi, kosumsi dan informasi

    BalasHapus

Categories