Oleh :
Ahmad Sastra
Dari Abu Hurairah
radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Setiap
kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawaban
terhadap kepemimpinannya. Seorang imam adalah pemimpin dan dia akan dimintai
pertanggungjawaban terhadap kepemimpinannya. Seorang pria adalah pemimpin di
dalam keluarganya dan dia akan dimintai pertanggungjawaban terhadap
kepemimpinannya. Seorang wanita adalah pemimpin di dalam rumah suaminya dan dia
akan dimintai pertanggungjawaban terhadap kepemimpinannya. Bahkan seorang budak
pun adalah pemimpin terhadap harta tuannya dan dia akan dimintai
pertanggungjawaban terhadap kepemimpinannya. Ketahuilah, setiap kalian adalah
pemimpin dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawaban terhadap
kepemimpinannya." (Hadis riwayat Bukhari dan Muslim)
Hadis ini
menekankan bahwa setiap individu memiliki tanggung jawab kepemimpinan dalam
ruang lingkupnya masing-masing. Seorang pemimpin harus bertanggung jawab atas
tugas dan peranannya, mulai dari pemimpin umum hingga pemimpin dalam lingkup
keluarga atau bahkan seorang budak terhadap harta tuannya. Hal ini mengajarkan
bahwa kepemimpinan bukan hanya terbatas pada level tertentu dalam masyarakat,
tetapi setiap individu memiliki tanggung jawab kepemimpinan terhadap aspek
hidupnya sendiri. Jadi apa yang disebut dengan istilah self-leadership ?
Self-leadership
refers to the ability of an individual to guide and motivate themselves toward
achieving personal and professional goals. It involves taking responsibility
for one's actions, making decisions, and managing one's own behavior and
emotions. Self-leadership is a crucial aspect of personal development and can contribute
to success in various areas of life.
Self-leadership
(pemimpinan diri) mengacu pada kemampuan individu untuk membimbing dan
memotivasi diri sendiri dalam mencapai tujuan pribadi dan profesional. Ini
melibatkan mengambil tanggung jawab atas tindakan sendiri, membuat keputusan,
dan mengelola perilaku dan emosi diri. Pemimpinan diri adalah aspek penting
dari pengembangan pribadi dan dapat memberikan kontribusi pada keberhasilan di
berbagai area kehidupan.
Komponen-komponen
kunci dari pemimpinan diri meliputi. Pertama, Self-awareness (kesadaran diri). Memahami
kekuatan, kelemahan, nilai, dan emosi diri sendiri sangat penting untuk
pemimpinan diri yang efektif. Kesadaran ini memungkinkan individu membuat
keputusan yang berdasarkan informasi dan sejalan dengan tujuan dan nilai
mereka.
Kedua, Self-regulation
(pengaturan diri). Ini melibatkan mengelola emosi, impuls, dan reaksi diri
sendiri dalam berbagai situasi. Pengaturan diri memungkinkan individu untuk
tetap fokus pada tujuan mereka, bahkan di hadapan tantangan dan kemunduran. Ketiga,
Motivasi. Pemimpinan diri membutuhkan motivasi intrinsik, dorongan yang berasal
dari dalam diri sendiri. Individu yang termotivasi lebih mungkin bertahan
melalui kesulitan dan menjaga sikap positif dalam mencapai tujuan mereka. Kepemimpinan dalam pandangan Islam adalah bagian dari ibadah, sebab kepemimpinan adalah sebuah amanah.
Keempat, Pengaturan
tujuan. Menetapkan tujuan yang jelas dan dapat dicapai adalah aspek mendasar
dari pemimpinan diri. Tujuan memberikan arah dan tujuan, membantu individu
tetap fokus pada apa yang ingin dicapai. Kelima, Manajemen waktu. Mengelola
waktu dan prioritas dengan efektif sangat penting untuk pemimpinan diri. Ini
melibatkan menetapkan prioritas, merencanakan, dan mengorganisir tugas untuk
memaksimalkan produktivitas dan mencapai tujuan.
Keenam, Pengambilan
keputusan. Pemimpinan diri melibatkan pengambilan keputusan yang bijak
berdasarkan kombinasi analisis rasional dan intuisi. Individu perlu bertanggung
jawab atas pilihan mereka dan belajar dari kesuksesan dan kegagalan. Ketujuh, Adaptabilitas.
Menjadi adaptif dan terbuka terhadap perubahan penting untuk pemimpinan diri.
Kemampuan untuk belajar dari pengalaman, merangkul ide-ide baru, dan
menyesuaikan strategi ketika diperlukan berkontribusi pada pertumbuhan pribadi
dan kesuksesan.
Kedelapan, Daya
tahan. Daya tahan adalah kemampuan untuk pulih dari kesulitan dan keterpurukan.
Membangun daya tahan penting dalam menjaga motivasi dan mengatasi tantangan
dalam mencapai tujuan. Kesembilan, Pembelajaran berkelanjutan. Pemimpinan diri
melibatkan komitmen untuk pembelajaran dan pengembangan pribadi yang
berkelanjutan. Ini dapat mencakup memperoleh keterampilan baru, mencari umpan
balik, dan tetap terinformasi tentang tren dan informasi yang relevan.
Secara
keseluruhan, pemimpinan diri adalah tentang mengambil kendali proaktif terhadap
hidup, menetapkan dan mencapai tujuan yang bermakna, dan terus tumbuh dan
berkembang sebagai individu. Ini adalah keterampilan berharga untuk kesuksesan
pribadi dan profesional. Selain itu, kepemimpinan adalah masalah sikap amanah
dan tanggungjawaban atas ruang lingkup yang kita miliki. Islam mengajarkan
empat sifat utama sebagai seorang pemimpin, yakni shiddiq, amanah, tabligh dan
fathonah. Kepemimpinan dalam Islam adalah bagian dari ibadah, karena itu
jadilah pemimpin terbaik untuk diri sendiri, sebelum memimpin orang lain.
(AhmadSastra,12/01/24
: 09. 52 WIb)