Oleh : Ahmad
Sastra
Bacalah dengan
(menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari
segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia)
dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya.(QS Al “alaq : 1-5)
Sesungguhnya pada
kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai
akal. Al Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan
(kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai
petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman. (QS Yusuf : 111).
Sesungguhnya
dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang
terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang
mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan
mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya
Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau,
maka peliharalah kami dari siksa neraka. (QS Ali Imran : 190-191)
Kelemahan umat
Islam menurut Moshe Dayan ada tiga, yakni malas membaca, tidak mau mempelajari
sejarah dan tidak biasa mengkonsep segala sesuatu dengan rinci. Kondisi ini
memang tidak bisa digeneralisir, namun tidak salah juga. Menurut data, Indonesia menempati ranking ke 62 dari 70 negara berkaitan
dengan tingkat literasi, atau berada 10 negara terbawah yang memiliki tingkat
literasi rendah.
Berdasarkan
laporan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
(Kemendikbudristek), nilai budaya literasi Indonesia sebesar 57,4 poin pada
2022. Nilai tersebut tercatat meningkat 5,7% dibandingkan tahun sebelumnya
yang sebesar 54,29 poin. Kepala Badan Bahasa Kemendikbudristek Aminudin
Aziz menjelaskan, nilai budaya literasi menjadi salah satu domain untuk
membangun indeks pembangunan kebudayaan.
Menurutnya,
meskipun nilai budaya literasi nasional mengalami peningkatan pada 2022, namun
angkanya belum cukup baik untuk menciptakan sumber daya yang berkualitas. "Untuk
ukuran sebuah negara yang misalnya harus didorong untuk bersaing untuk
mempunyai kompetensi unggul dan kualitas bagus, maka sesungguhnya indeks
literasi ini tidak cukup memadai untuk membangun sumber daya manusia yang
unggul," kata Aminudin dalam diskusi bersama Komisi X DPR RI, Sabtu
(30/9/2023).
Level kemampuan
membaca seseorang dapat bervariasi berdasarkan beberapa faktor, seperti usia,
pendidikan, pengalaman membaca, dan sebagainya. Di bawah ini adalah beberapa
tingkatan umum kemampuan membaca. Pertama, Pra-literasi. Individu belum dapat
membaca atau menulis. Kedua, Pemula: Mampu membaca kata-kata sederhana dan
kalimat pendek.
Ketiga, Menengah.
Mampu membaca teks yang lebih panjang dan kompleks, serta memahami ide-ide
utama. Keempat, Lanjutan. Kemampuan untuk membaca teks-teks yang kompleks dan
abstrak, termasuk teks ilmiah atau sastra. Kelima, Mahir. Mampu membaca dan
menganalisis teks-teks tingkat tinggi, serta memahami nuansa dan makna
mendalam. Keenam, Ekspert: Mampu membaca dengan sangat cepat dan memahami
berbagai jenis teks dengan sangat mendalam.
Penting untuk
diingat bahwa kemampuan membaca dapat berkembang seiring waktu dengan latihan
dan pengalaman. Selain itu, kemampuan membaca juga dapat bersifat kontekstual
tergantung pada jenis teks yang dibaca (misalnya, teks ilmiah, sastra, atau
teknis). Selalu ada ruang untuk meningkatkan kemampuan membaca melalui praktik
teratur dan eksplorasi bacaan-bacaan yang beragam.
Kompetensi
literasi mencakup lebih dari sekadar kemampuan membaca. Ini mencakup pemahaman,
interpretasi, analisis, dan penerapan informasi dari berbagai sumber. Berikut
adalah tingkatan umum dalam kompetensi literasi: pertama, Dasar (Basic
Literacy): Kemampuan membaca, menulis, dan memahami informasi dasar. Individu dengan
tingkat ini mungkin dapat memahami teks-teks sederhana, tetapi kemampuannya
terbatas.
Kedua, Fungsional
(Functional Literacy). Kemampuan untuk menggunakan literasi dalam situasi
kehidupan sehari-hari. Individu ini dapat memahami dan mengaplikasikan informasi
dalam konteks praktis, seperti membaca petunjuk, formulir, atau menyusun pesan
sederhana.
Ketiga, Interaktif
(Interactive Literacy). Kemampuan untuk berinteraksi dengan berbagai jenis teks
dan media. Ini mencakup pemahaman konteks sosial dan kultural di mana informasi
diterima dan digunakan. Keempat, Kritis (Critical Literacy). Kemampuan untuk
mengevaluasi, menganalisis, dan memahami kritis informasi. Individu pada
tingkat ini dapat mempertanyakan sumber informasi, memahami sudut pandang yang
berbeda, dan mengidentifikasi bias.
Kelima, Kreatif
(Creative Literacy). Kemampuan untuk menggunakan literasi dalam konteks
kreatif, seperti menulis karya sastra, membuat konten multimedia, atau
menghasilkan karya seni berbasis teks. Keenam, Kritis dan Analitis (Critical
and Analytical Literacy): Kemampuan untuk menilai dengan kritis informasi yang
kompleks, menganalisis argumen, dan menyusun pendapat berdasarkan pemahaman
mendalam.
Ketujuh, Ekspert
(Expert Literacy). Kemampuan membaca dan memahami teks-teks yang sangat
kompleks, serta dapat berkontribusi secara signifikan dalam disiplin ilmu atau
profesi tertentu. Penting untuk diingat bahwa tingkat kompetensi literasi dapat
bervariasi di berbagai konteks dan bidang. Seseorang mungkin memiliki tingkat
literasi yang tinggi dalam satu area tetapi mungkin perlu pengembangan lebih
lanjut dalam area lainnya. Perkembangan literasi adalah proses seumur hidup
yang terus-menerus.
Memahami sejarah
melibatkan serangkaian langkah yang dapat membantu Anda membaca, menganalisis,
dan menginterpretasikan informasi tentang peristiwa masa lalu. Berikut adalah
langkah-langkah umum untuk memahami sejarah, pertama, Kenali Konteks Tempat dan
Waktu: Identifikasi tempat dan waktu kejadian sejarah yang sedang Anda
pelajari. Pahami konteks sosial, politik, ekonomi, dan budaya pada masa
tersebut.
Kedua, Pahami
Sumber-sumber Sejarah. Kenali sumber-sumber sejarah, termasuk dokumen tertulis,
artefak, foto, catatan, dan sumber lainnya. Pertimbangkan sumber-sumber primer
(langsung dari masa tersebut) dan sumber-sumber sekunder (interpretasi atau
analisis oleh peneliti).
Ketiga, Evaluasi
Keandalan Sumber. Pertimbangkan keandalan, keberimbangan, dan sudut pandang
dari setiap sumber. Periksa apakah sumber tersebut dapat dipercaya dan apakah
ada bias tertentu. Keempat, Identifikasi Peristiwa Penting. Tentukan peristiwa
kunci dan perubahan signifikan pada masa tersebut. Fokus pada perkembangan yang
memiliki dampak besar pada masyarakat atau dunia.
Kelima, Pahami
Sebab-akibat. Identifikasi penyebab dan akibat dari peristiwa tertentu. Tinjau
hubungan sebab-akibat antara berbagai peristiwa. Keenam, Analisis Konteks
Global dan Lokal. Tinjau peristiwa dalam konteks global dan lokal. Pahami
bagaimana perubahan global dapat mempengaruhi peristiwa lokal, dan sebaliknya.
Keenam,
Perhatikan Perubahan dalam Waktu. Amati perubahan dalam jangka waktu yang lebih
panjang, seperti perkembangan jangka panjang dan perubahan struktural. Ketujuh,
Pertimbangkan Perspektif Multi-sisi. Pertimbangkan perspektif berbagai kelompok
atau individu yang terlibat dalam peristiwa tersebut. Hindari perspektif
tunggal dan coba pahami sudut pandang yang berbeda.
Ketujuh, Pertimbangkan
Dampak Jangka Panjang. Tinjau dampak jangka panjang dari peristiwa sejarah
terhadap masyarakat dan budaya saat ini. Kedelapan, Buat Hubungan dengan Masa
Kini. Hubungkan informasi sejarah dengan kondisi dan peristiwa saat ini. Pahami
bagaimana masa lalu membentuk dunia kita saat ini. Dengan memperhatikan
langkah-langkah ini, Anda dapat membangun pemahaman yang lebih mendalam tentang
konteks, peristiwa, dan implikasi sejarah. Teruslah mempertajam keterampilan
analisis sejarah Anda melalui eksplorasi dan pembelajaran berkelanjutan.
Kompetensi
berpikir konseptual mencakup kemampuan untuk memahami, menganalisis, dan mengintegrasikan
konsep-konsep dalam suatu konteks. Berikut adalah beberapa aspek dan
langkah-langkah yang terkait dengan kompetensi berpikir konseptual. Pertama,
Pemahaman Konsep. Identifikasi dan pahami konsep-konsep kunci yang terkait
dengan suatu topik atau domain tertentu. Tinjau definisi, karakteristik, dan
hubungan antar konsep.
Kedua, Analisis
Konsep. Menganalisis elemen-elemen utama dari suatu konsep. Identifikasi
bagaimana konsep-konsep tersebut berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain.
Ketiga, Pengorganisasian Konsep. Susun konsep-konsep ke dalam kerangka atau
struktur yang dapat membantu memahami hubungan antar mereka. Gunakan mind map,
diagram, atau struktur visual lainnya untuk menggambarkan hubungan konsep.
Keempat, Transfer
Konsep. Pahami bagaimana konsep-konsep dapat diterapkan dalam konteks yang
berbeda. Identifikasi situasi di mana konsep-konsep tertentu dapat
diaplikasikan. Kelima, Integrasi Konsep. Hubungkan konsep-konsep yang berbeda
dan identifikasi pola atau temuan umum. Pahami cara konsep-konsep saling
terkait dan dapat menghasilkan pemahaman yang lebih mendalam.
Keenam,
Pertanyaan Konseptual. Bangun pertanyaan-pertanyaan yang menggali pemahaman
konseptual dan mendorong pemikiran kritis. Fokus pada pertanyaan yang
melibatkan analisis dan sintesis konsep. Ketujuh, Kreativitas dalam Penggunaan
Konsep. Pertimbangkan cara-cara baru dan kreatif untuk menerapkan atau
menggabungkan konsep-konsep. Lakukan eksplorasi ide-ide inovatif yang
melibatkan konsep-konsep tersebut.
Kedelapan,
Resolusi Masalah. Terapkan konsep-konsep untuk memecahkan masalah-masalah yang
kompleks. Gunakan pemikiran konseptual untuk merancang solusi yang efektif.
Kesembilan, Evaluasi Konseptual. Evaluasi kekuatan dan kelemahan konsep-konsep
tertentu. Pertimbangkan apakah suatu konsep sesuai dengan situasi atau
permasalahan tertentu.
Kesepuluh,
Refleksi dan Meta-pemahaman. Refleksikan pemahaman konseptual Anda dan proses
berpikir Anda. Pahami bagaimana Anda menggunakan konsep-konsep untuk
mengorganisasi informasi dan membuat keputusan. Pengembangan kompetensi
berpikir konseptual memerlukan latihan terus-menerus dan eksplorasi yang
mendalam terhadap berbagai konsep. Pemahaman konseptual yang baik dapat
membantu individu dalam merespons situasi kompleks, menghasilkan solusi yang
kreatif, dan memahami aspek-aspek abstrak dari berbagai bidang pengetahuan.
(AhmadSastra,KotaHujan,12/01/24
: 10.00 WIB)