Oleh : Ahmad
Sastra
Hai orang-orang
yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas
orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa (QS Al Baqarah : 183). Kamu adalah
umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf,
dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab
beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang
beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. (QS Ali Imran :
110).
Memasuki hari
kelima Bulan Ramadhan, hati seorang muslim harus semakin bahagia dan bisa
menghayati setiap waktu dalam menjalani ibadah di bulan suci ini. Berbagai pelipatgandaan
pahala dikucurkan Allah kepada hambaNya yang menjalankan ibadah puasa. Berbagai
manfaat disediakan dalam ibadah puasa. Sebab prinsipnya tidaklah Allah
menjadikan segala sesuatu, kecuali ada hikmah dibaliknya.
Sementara bagi
seorang muslim, tujuan utama ibadah dalam Islam adalah untuk mendekatkan diri
kepada Allah SWT. Ibadah merupakan ekspresi dari kepatuhan, cinta, dan
pengabdian kepada Allah SWT. Secara umum pelaksaan ibadah dalam Islam akan
mendatangkan kekuatan dalam diri seorang muslim. Kekuatan keimanan, ketaqwaan,
perilaku, mental, fisik, jiwa dan seterusnya. Allah lebih mencintai seorang
muslim yang kuat dari pada seorang muslim yang kuat, meski dalam keduanya ada
kebaikan.
Sebuah hadis yang
relevan dengan tema tersebut adalah hadis riwayat Muslim dari Abu Hurairah.
Dalam hadis ini, Rasulullah ï·º bersabda : "Orang mukmin yang kuat lebih dicintai Allah
daripada mukmin yang lemah, meskipun keduanya memiliki kebaikan. Berlindunglah
kalian kepada Allah dan berusahalah semampu yang kalian bisa. Cintailah siapa
yang berada di bawah kalian (dalam kekuatan), cintai Allah karena Allah
memberimu kekuatan, dan cintai sesama mukmin karena Allah. Sesungguhnya mereka
adalah saudara-saudaramu yang diangkat oleh Allah. Barangsiapa mencintai
saudaranya, hendaklah ia memberitahunya." (HR. Muslim)
Hadis ini
menegaskan bahwa seseorang yang memiliki kekuatan, baik fisik, mental, atau
spiritual, dan menggunakannya dengan cara yang baik, lebih dicintai oleh Allah
daripada orang yang lemah. Namun demikian, baik yang kuat maupun yang lemah,
keduanya memiliki nilai di sisi Allah, tergantung pada bagaimana mereka
memanfaatkan keadaan mereka untuk melakukan kebaikan.
Logikanya,
bagaimana mungkin seorang muslim akan jadi tentara yang berperang melawan orang
kafir yang memerangi umat Islam jika fisiknya sakit atau lemah, sebab perang
sangat membutuhkan kesehatan dan kekuatan fisik. Bagaimana ibadah haji bisa
berjalan dengan sempurna jika dalam keadaan sakit. Itulah mengapa sakit
dijadikan sebagai salah satu uzur dalam Islam.
Dalam sejarah
Islam, Rasulullah dikenal sebagai seorang yang hamper tidak pernah sakit,
begitupun para sahabat. Menjaga pola makan adalah salah satu resep sehat
Rasulullah. Rasulullah SAW selalu mengkonsumsi makanan yang sehat, bergizi dan
halal. Bahwa setiap pagi beliau akan berupaya untuk mengkonsumsi 7 butir kurma
‘Ajwa yang menurut sebuah hadis berkhasiat untuk menghindarkannya dari racun
atau sihir. "Barang siapa yang
memakan tujuh butir kurma Ajwah pada pagi hari, maka tidak akan mencelakainya
racun dan sihir pada hari itu." (HR Bukhari dan Muslim)
Tips kesehatan
Rasulullah juga dilakukan dengan selalu menjaga kebersihan tubuh. Rasulullah
SAW sangat memperhatikan kebersihan tubuhnya sehingga kesehatannya pun terjaga
dengan baik. Contohnya adalah selalu menyempurnakan wudhunya dan terbiasa
mencuci tangan dengan benar hingga sela-sela jarinya sehingga bersih optimal.
Hal tersebut menjadikan beliau selalu sehat dan tak pernah mengalami masalah
pencernaan meski selalu makan dengan menggunakan tangan.
Selain menjaga
kebersihan tangan, Rasulullah SAW juga selalu menjaga kebersihan mulut dan gigi
dengan cara menyikatnya dengan kayu siwak serta berkumur setiap wudhu. Dari
Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, ‘Siwak dapat membersihkan mulut dan mendatangkan keridhaan
Rabb’.” (HR. An-Nasa’i no. 5 dan dihasankan oleh Al-Albani dalam Shahih
An-Nasa’i).
Rasulullah juga
senantiasa menjaga adab ketika makan dan minum untuk agar tetap sehat. Diantaranya
adalah dengan selalu membaca doa sebelum dan sesudah makan serta makan dengan
menggunakan tangan kanan. Beliau juga selalu makan dan minum dalam posisi duduk
yang mana akan membuat makanan bisa tercerna secara maksimal sehingga sangat
baik untuk kesehatan tubuh.
Hadits riwayat
'Aisyah radhiyallahu 'anha : "Dengan
menyebut nama Allah. Ya Allah,kami dalam rezeki yang telah engkau berikan
kepada kami dan lindungilah kami dari siksa neraka." (HR Bukhari dan Muslim).
Penelitian modern
membuktikan bahwa posisi makan dan minum dengan cara duduk dengan tenang adalah
cara makan yang sangat bagus untuk kesehatan. Posisi duduk
lebih memberikan peluang pada tubuh untuk bisa membuat makanan dicerna dengan
mudah dan cepat diproses menjadi energi. Kondisi tenang juga akan membuat
sistem pencernaan bekerja dengan lebih maksimal.
Rasulullah sangat
rajin melaksanakan puasa yang juga akan mendatangkan kesehatan fisik dan
mental. Umat muslim wajib menjalankan ibadah puasa di setiap bulan Ramadhan.
Namun selain waktu tersebut ada hari lainnya yang disunnahkan untuk berpuasa
seperti puasa Senin dan Kamis.
Menurut
penelitian, puasa memiliki khasiat untuk kesehatan tubuh seperti untuk
membersihkan zat dan racun yang menumpuk pada tubuh khususnya pada ginjal,
saluran pencernaan dan organ dalam tubuh lainnya. Dari Abu Hurairah
radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Berpuasalah
kamu, niscaya kamu akan sehat.” (HR. Ibn Sunni dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah
no. 193. Al-Hafizh Abu Thohir).
Selain berpuasa,
Rasulullah juga gemar berolahraga untuk menjaga kesehatannya. Rasulullah SAW mempunyai tubuh yang bugar dan
sehat karena terbiasa melakukan olahraga setiap harinya. Beliau terbiasa
berolahraga setiap pagi yaitu dengan berjalan kaki sambil menghirup udara segar
di pagi hari. Selain olahraga tersebut, Rasulullah SAW juga gemar melakukan
jenis olahraga lainnya seperti berkuda, menunggang unta, lari dan memanah.
Dalam tulisan
seri The Power Of Ramadhan ke lima ini, penulis akan mencoba mengurai kekuatan
bagi seorang yang menjalankan puasa Ramadhan dari sisi kesehatan, baik fisik
maupun mental. Secara saintik, puasa itu akan berdampak kepada kesehatan fisik
bisa diteliti dan tentu saja sesuai dengan keilmuwan kedokteran, meski tidka
bisa digeneralisir.
Secara saintifik,
puasa memiliki banyak manfaat bagi kesehatan fisik, meski kesehatan bukan
merupakan niat dan tujuan seorang muslim berpuasa, sebab puasa adalah bagian
dari ibadah yang mesti diniatkan sebagai bentuk ketaatan atas perintah Allah. Namun, secara saintifik, puasa akan sangat membantu membantu
membersihkan tubuh dari racun dan zat-zat berbahaya dengan memungkinkan sistem
pencernaan dan metabolisme untuk istirahat dan memulihkan diri.
Puasa teratur
dapat membantu dalam menurunkan berat badan dengan cara mengurangi jumlah
kalori yang dikonsumsi dan meningkatkan pembakaran lemak dalam tubuh. Puasa
dapat membantu menurunkan tekanan darah, kadar kolesterol, dan risiko penyakit
jantung koroner. Selain itu, puasa juga dapat meningkatkan fungsi jantung dan
mengurangi risiko penyakit kardiovaskular.
Puasa dapat
meningkatkan sensitivitas insulin, mengatur kadar gula darah, dan membantu
mengelola kondisi seperti diabetes tipe 2. Puasa telah terbukti dapat
meningkatkan konsentrasi, fokus, dan kinerja kognitif. Selain itu, puasa juga
dapat membantu melindungi otak dari penyakit neurodegeneratif seperti Alzheimer
dan Parkinson.
Puasa dapat
merangsang sistem kekebalan tubuh untuk melakukan perbaikan dan regenerasi,
meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi dan penyakit. Selama puasa,
tubuh mengalami proses autophagy, di mana sel-sel yang rusak atau tidak sehat
dibersihkan dan diperbaharui, memperpanjang umur sel dan mengurangi risiko
penyakit degeneratif.
Meskipun puasa
memiliki manfaat kesehatan yang signifikan, penting untuk melakukan puasa
dengan bijaksana dan memperhatikan kondisi kesehatan individu. Orang yang
memiliki kondisi kesehatan tertentu atau sedang dalam keadaan hamil atau
menyusui sebaiknya berkonsultasi dengan dokter sebelum memulai puasa.
Selain memberikan
manfaat dan kekuatan pada kesehatan fisik, secara saintifik, puasa juga akan
memberikan kekuatan dan manfaat bagi kesehatan mental. Saat berpuasa Ramadhan, seorang muslim
dituntut untuk mengendalikan keinginan
dan hawa nafsu, yang dapat membantu meningkatkan keterfokusan dan konsentrasi
dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
Puasa mengajarkan
kontrol diri dan kesabaran dalam menghadapi rasa lapar, haus, dan kelelahan.
Ini dapat membantu seseorang untuk mengelola emosi dengan lebih baik dalam
situasi yang menantang. Puasa dapat membantu memperbaiki pola tidur seseorang
karena tubuh menjadi lebih teratur dalam mengatur ritme sirkadian dan produksi
hormon tidur. Tidur yang cukup dan berkualitas sangat penting untuk kesehatan
mental yang baik.
Berpuasa Ramadhan
dengan disiplin dan ketekunan dapat memberikan perasaan pencapaian dan
keberhasilan, yang dapat meningkatkan kesejahteraan psikologis dan kepercayaan
diri seseorang. Puasa Ramadhan bukan hanya tentang menahan diri dari makanan
dan minuman, tetapi juga tentang meningkatkan kesadaran spiritual dan koneksi
dengan Allah. Ini dapat memberikan rasa kedamaian, ketenangan, dan kepuasan
batin yang meningkatkan kesehatan mental secara keseluruhan.
Saat berpuasa di
Bulan Ramadhan, seorang muslim dapat merasakan secara langsung pengalaman
orang-orang yang kurang beruntung, yang dapat meningkatkan empati dan pemahaman
terhadap orang lain. Ini dapat memperkuat hubungan sosial dan kesejahteraan
mental secara keseluruhan.
Puasa Ramadhan
telah ada aturan dan ketetapannya, jangan sampai seorang muslim berlebihan
dalam menjalankan puasa yang justru menyimpang dari aturan Allah. Alih-alih
akan memberikan manfaat bagi kesehatan fisik dan mental, malah bisa jadi
sebaliknya, yakni berdampak buruk kepada kesehatan keduanya. Banyak praktek-praktek
puasa yang tidak wajar dengan tujuan untuk mendapatkan sesuatu.
Dengan demikian,
puasa Ramadhan memberikan suatu kekuatan bagi yang menjalankan, yakni kekuatan
kesehatan, baik fisik maupun mental. Meski puasa harus tetap diniatkan ibadah,
semata untuk mendapatkan ridho Allah dan tata caranya mengikuti sunnah
Rasulullah. Hal ini sejalan dengan hadis : Rasulullah ï·º
bersabda, "Barangsiapa berpuasa di bulan Ramadan dengan iman dan
mengharapkan pahala dari Allah, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah
lalu." (HR. Bukhari dan Muslim).
(Kota
Hujan, 15/03/24 H – 1 Ramadhan 1445 H : 05.50 WIB)