Oleh : Ahmad
Sastra
Hai orang-orang
yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas
orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa (QS Al Baqarah : 183).
Kamu adalah umat
yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan
mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab
beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang
beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. (QS Ali Imran :
110).
Sebagai seorang
muslim, jangan pernah berhenti bersyukur kepada Allah atas anugerah Ramadhan
ini dengan terus memperkuat nilai-nilai keimanan, ketaqwaan, dan nilai
keilmuwan.
Pelaksanaan puasa
Ramadhan akan memberikan kekuatan nilai pada setiap orang beriman. Setidaknya
ada empat nilai yang bisa lahir dari madrasah Ramadhan ini. Empat nilai itu
adalah nilai ilahiah, ilmiah, alamiah dan insaniyah.
Nilai ilahiah
yang lahir dari Ramadhan adalah peningkatan keimanan dan ketaqwaan. Keduanya
disebut sebagai ruh ilahiah. Ruh
adalah kesadaran hubungan hamba dengan Allah.
Ketaqwaan
adalah pelaksanaan atas semua perintah Allah dan menjauhi seluruh larangan
Allah. Dalam konteks pelaksanaan puasa Ramadhan, taqwa dapat diterjemahkan
sebagai kesadaran untuk senantiasa berlaku ikhlas dalam menjalankan perintah
Allah.
Nilai ilahiah
lainnya yang lahir dari Ramadhan adalah lahirnya sifat ihsan. Ihsan adalah
melakukan sesuatu dengan sebaik-baiknya atau menyempurnakan setiap ibadah
karena didorong oleh kesadaran akan pengawasan dari Allah, meskipun seluruh
manusia tidak melihatnya. Nilai ilahiah lainnya adalah tawakal.
Tawakal adalah
keyakinan penuh kepada Allah SWT dan melepaskan diri dari kekhawatiran
berlebihan terhadap hasil akhir dengan berusaha sungguh-sungguh dan menyerahkan
hasil terbaiknya dari Allah.
Nilai
ilahiah puasa Ramadan sangat besar dalam agama Islam. Puasa Ramadan merupakan
salah satu dari lima rukun Islam dan dianggap sebagai kewajiban bagi umat
Muslim yang telah mencapai usia baligh dan sehat secara fisik serta mental.
Puasa
Ramadan merupakan perintah langsung dari Allah SWT yang harus ditaati oleh umat
Muslim. Dengan melaksanakan puasa, seseorang menunjukkan ketaatannya kepada
Allah dan mengikuti perintah-Nya.
Puasa
Ramadan mengajarkan umat Muslim untuk meningkatkan tingkat ta'at dan disiplin
dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Selama bulan Ramadan, umat Muslim
diajarkan untuk menjauhi segala hal yang dapat membatalkan puasa, seperti makan,
minum, dan berhubungan suami istri selama waktu puasa.
Puasa
Ramadan juga merupakan kesempatan untuk membersihkan diri dari dosa-dosa dan
kesalahan-kesalahan masa lalu. Dengan menahan diri dari makan, minum, dan
hal-hal lain yang diharamkan selama waktu puasa, umat Muslim diharapkan dapat
mendekatkan diri kepada Allah SWT dan memperbaiki hubungan spiritualnya.
Selain
itu, puasa Ramadan juga bertujuan untuk meningkatkan iman dan ketaqwaan umat
Muslim. Dengan memperbanyak ibadah, seperti shalat, dzikir, dan membaca
Al-Quran, umat Muslim diharapkan dapat memperkuat iman dan ketaqwaannya kepada
Allah SWT.
Nilai-nilai
ilahiah ini membuat puasa Ramadan menjadi momen penting dalam kehidupan umat
Muslim, di mana mereka dapat memperbaiki hubungan spiritualnya dengan Allah SWT
dan meningkatkan kualitas hidupnya secara keseluruhan.
Sementara nilai
ilmiah Ramadhan dimaknai bahwa selama menjalankan puasa Ramadhan, hendaknya
seorang muslim bertambah keilmuwannya. Selama bulan suci Ramadhan bisa diisi
dengan mendengarkan berbagai Kajian ilmu, membaca, menulis dan aktivitas
keilmuwan lainnya. Banyak ilmu yang bisa dibaca selama menjalankan bulan suci
Ramadhan, baik ilmu fardhu ‘ain dan ilmu fardhu kifayah.
Secara ilmiah,
puasa Ramadan dapat memberikan berbagai manfaat bagi kesehatan fisik.
Studi-studi ilmiah telah menunjukkan bahwa puasa dapat membantu menurunkan
berat badan, meningkatkan sensitivitas insulin, menurunkan tekanan darah, dan
meningkatkan kadar kolesterol HDL (kolesterol baik). Selain itu, puasa juga dapat
membantu dalam detoksifikasi tubuh dan meningkatkan fungsi sistem pencernaan.
Puasa Ramadan
telah terbukti memiliki efek penyembuhan dan regenerasi sel dalam tubuh
manusia. Selama puasa, tubuh mengalami proses autophagy, di mana sel-sel yang
rusak atau tidak sehat dibersihkan dan digantikan dengan sel-sel yang baru. Hal
ini dapat membantu dalam penyembuhan berbagai penyakit dan memperpanjang umur.
Puasa Ramadan
juga dapat membantu dalam menurunkan risiko penyakit kronis, seperti diabetes,
penyakit jantung, dan kanker. Dengan mengontrol asupan makanan dan minuman
serta meningkatkan aktivitas fisik selama bulan puasa, seseorang dapat
mengurangi faktor risiko terjadinya penyakit-penyakit tersebut.
Puasa Ramadan
juga dapat memberikan manfaat bagi kesejahteraan mental seseorang. Dengan
meningkatkan kesadaran spiritual dan ketaqwaan kepada Allah SWT, seseorang
dapat merasakan kedamaian dan ketenangan dalam dirinya. Selain itu, puasa juga
dapat membantu dalam meningkatkan fokus dan konsentrasi serta mengurangi stres
dan kecemasan.
Secara
keseluruhan, puasa Ramadan dapat memberikan kontribusi dalam peningkatan
kualitas hidup seseorang. Dengan menjalani puasa dengan baik dan benar,
seseorang dapat merasakan manfaat kesehatan fisik dan mental yang signifikan,
sehingga dapat meningkatkan produktivitas dan kebahagiaan dalam kehidupannya.
Nilai-nilai
ilmiah ini menunjukkan bahwa puasa Ramadan tidak hanya memiliki nilai
keagamaan, tetapi juga memiliki manfaat yang signifikan bagi kesehatan dan
kesejahteraan manusia secara keseluruhan.
Nilai alamiah
mengacu kepada adanya pengalaman, utamanya bagi muslim yang baru menginjak usia
baligh atau anak-anak yang sedang diajarkan untuk menjalankan ibadah puasa.
Pengalaman spiritual selama Ramadhan setiap individu berbeda-beda bergantung
pada situasi yang melingkupi atau bergantung kepada usia yang bersangkutan.
Sementara nilai
insaniah merujuk kepada kondisi psikologi orang-orang yang menjalankan puasa.
Puasa adalah cara Allah untuk meningkatkan hubungan batin seorang hamba dengan
Allah SWT. Nilai insaniah juga merujuk kepada kepedulian kepada orang lain yang
memiliki keterbatasan kemampuan.
Merasakan
laparnya puasa akan memunculkan sikap peduli kepada orang fakir miskin yang
setiap hari merasakan lapar karena kekurangan yang dimiliki. Nilai insaniah
akan melahirkan sifat simpati dan empati kepada penderitaan orang lain.
Nilai insaniah
puasa Ramadan melibatkan aspek kemanusiaan dan sosial dari ibadah tersebut.
Puasa Ramadan mendorong umat Muslim untuk meningkatkan kesadaran sosial dan
kepedulian terhadap sesama, terutama kepada orang-orang yang kurang beruntung.
Dalam bulan suci ini, banyak umat Muslim yang berbagi makanan dengan yang
membutuhkan, menyumbangkan zakat, dan melakukan amal kebaikan lainnya untuk
membantu sesama.
Melalui
pengalaman menahan diri dari makanan dan minuman, puasa Ramadan membantu umat
Muslim untuk mengembangkan empati terhadap orang-orang yang kelaparan dan
kekurangan makanan. Ini dapat memperdalam pemahaman mereka tentang penderitaan
orang lain dan mendorong mereka untuk bertindak secara empatik dan penuh
pengertian.
Puasa Ramadan
mengajarkan nilai-nilai keadilan dan kesetaraan di antara umat Muslim. Selama
bulan puasa, semua orang diharapkan menahan diri dari makan dan minum pada
waktu yang sama, tanpa memandang status sosial, ekonomi, atau budaya mereka.
Hal ini menciptakan rasa kesetaraan di antara umat Muslim dan mengingatkan
mereka akan pentingnya memperlakukan semua orang dengan adil.
Puasa Ramadan
juga membantu dalam mengembangkan pengendalian diri dan kesabaran. Dengan
menahan diri dari makanan, minuman, dan perilaku negatif lainnya selama periode
puasa, umat Muslim belajar untuk mengendalikan hawa nafsu dan menumbuhkan
kesabaran dalam menghadapi cobaan dan godaan.
Puasa Ramadan
memberikan kesempatan bagi umat Muslim untuk memperkuat kualitas kemanusiaan
mereka melalui pemberdayaan diri dan peningkatan spiritualitas. Dengan
melaksanakan ibadah puasa dengan penuh kesadaran dan keikhlasan, umat Muslim
dapat mengembangkan karakter yang lebih baik dan memperdalam hubungan mereka
dengan Allah SWT.
Nilai insaniah
puasa Ramadan memperkuat ikatan kemanusiaan di antara umat Muslim dan
menginspirasi mereka untuk berbuat baik, berbagi dengan sesama, dan menjunjung
tinggi nilai-nilai kemanusiaan dalam kehidupan sehari-hari. Demikian empat
nilai yang bisa didapatkan dalam menjalankan puasa Ramadhan, yakni nilai
ilahiah, ilmiah, alamiah dan insaniah.
Puasa
Ramadhan juga berfungsi sebagai ajang pendidikan (tarbiyah) bagi umat Islam
dalam membentuk kepribadian seorang muslim. Latihan berpuasa mendidik seseorang
untuk dapat menahan hawa nafsu dan mengendalikan diri, yang kemudian tercermin
dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, bulan Ramadhan memberi kesempatan
untuk merenung dan berintrospeksi, memperbaiki kekurangan diri, serta
meningkatkan kualitas ibadah dan amalan.
Dengan demikian
ada lima dimensi nilai Ramadhan, yakni ilahiah, ilmiah, alamiah, insaniah dan
tarbiyah. Tentu saja masih banyak dimensi nilai lainnya jika terus digali lebih
mendalam lagi. Sebab Allah menghadirkan Ramadhan penuh dengan keistimewaan yang
tak akan pernah habis untuk digali dan dipelajari.
(Ahmad Sastra, Kota
Hujan, 10 Ramadhan 1445 H – 10 Maret 2025 : 10:53 WIB)