SECULARVIRUS LEBIH BAHAYA DIBANDING CORONAVIRUS - Ahmad Sastra.com

Breaking

Minggu, 16 Februari 2020

SECULARVIRUS LEBIH BAHAYA DIBANDING CORONAVIRUS



Oleh : Ahmad Sastra

Munculnya coronavirus awal tahun 2020 telah menggegerkan dunia. Ribuan manusia telah tewas akibat tertapapar coronavirus. Banyak kajian terkait munculnya coronavirus, baik perspektif teologis, ideologis, politis hingga ekologis. Padahal dalam Islam bencana terbesar bukanlah kematian manusia, melainkan kematian agama akibat secularvirus.

Manusia mati itu biasa, jika ajal telah tiba, sementara kematian agama adalah bencana. Coronavirus menjadi ancaman bagi kematian manusia, sementara virus sekulerisme telah membunuh agama. Sekulerisme adalah pintu menuju ateisme. Ateisme adalah puncak kesombongan manusia karena tak lagi percaya Tuhan dan agama. Jika coronavirus telah menelan ribuan manusia, maka secularvirus telah membunuh jutaan muslim di dunia.

Dalam perspekif Islam, sekularvirus telah membunuh ruh manusia dalam arti hilangnya hubungan manusia dengan tuhannya dalam kehidupan sehari-hari. Dampak sekulerisme bahkan bisa membunuh jutaan manusia dalam arti sesungguhnya, semisal peredaran narkoba yang makin menggila akibat kapitalisme sekuler yang tidak mengenal halal haram. Ada sepuluh dampak buruk sekulerisme bagi umat Islam dan manusia.

SEKULERISME melahirkan sistem demokrasi yang berhaluan filsafat anthropomorfisme dan antroposentrisme, yakni menjadikan manusia berperan sebagai tuhan yang berwenang membuat hukum, manusia dijadikan sebagai pusat kehidupan, sementara Tuhan yang sesungguhnya yakni Allah SWT justru diabaikan hukum-hukumnya.

Ukuran kebenaran dalam demokrasi adalah berpusat kepada subyektifitas manusia. Dari manusia, untuk manusia dan oleh manusia. Bahkan suara manusia dianggap sebagai suara tuhan. Inilah yang mengakibatkan pergolakan tiada henti diantara manusia.

Sebab dalam menetapkan hukum, manusia didonimasi oleh nafsu dan kepentingannya untuk hanya meraih materi dan kekuasaan. Demokrasi telah melahirkan kekuasaan culas, khianat, korup, dan zolim. Demokrasi telah mengabaikan nilai-nilai Islam dalam kekuasaannya.

SEKULERISME melahirkan paham asobiyah kebangsaan yakni nasionalisme sempit yang berpotensi memecah belah persatuan umat Islam di dunia. Padahal umat Islam di seluruh dunia adalah satu dan bersaudara. Akibat nasionalisme, umat Islam terpecah belah dalam kubangan asobiyah yang mudah diadu domba.

Akibat nasionalisme sempit inilah kaum muslimin seringkali terlibat berbagai pertikaian demi membela negaranya, padahal kaum muslimin di seluruh dunia memiliki Tuhan yang satu Allah, memiliki nabi satu Muhammad, memiliki kitab satu al Qur`an, memiliki kiblat satu Kabah dan memiliki tujuan satu yakni menggapai Ridho Allah.

SEKULERISME melahirkan pluralisme dimana agama-agama dianggap sebagai pemicu konflik, termasuk Islam. Karena itu pluralisme mencoba menghapus agama-agama dan menggantikannya dengan pemahahan baru yang bersifat humanisme. Pluralisme mengajarkan manusia untuk tidak terikat dengan agamanya, melainkan terikat dengan nilai-nilai universal dengan apologi bahwa seluruh agama adalah sama dan menuju tuhan yang satu.

Pluralisme juga sangat bernafsu menghilangkan agama Islam. Dari sinilah muncul berbagai aksi penghinaan dan penistaan terhadap Islam, ulama, kitab suci al Qur`an bahkan penghinaan terhadap Allah dan Rasulullah.

SEKULERISME melahirkan liberalisme yang menuhankan kebebasan tiada batas. Liberalisme terus berusaha merusak kaum muslimin dengan serangan pemikiran yang melumpuhkan pilar-pilar fundamental Islam. Dengan logika hermeneutik, nilai-nilai fundamental Islam dirusak dan diracuni. Dalam pemikiran liberal yang halal dianggap haram dan yang haram justru dianggap halal dengan berbagai apologi ngawur.

Dalam pemikiran liberal, penghinaan terhadap Rasulullah dianggap sebagai kebebasan berekspresi, pembelaan terhadap Islam dianggap sebagai radikalisme. Logika-logika ngawur dan dangkal selalu ditujukan untuk merusak nilai-nilai Islam yang mulia dengan tujuan menanamkan nilai-nilai Barat yang amoral. Lebih ironis lagi karena yang berfikir liberal justru agen-agen Barat yang beragama Islam. Banyak muslim liberal yang menjadi pelacur intelektual karena telah diberi makan oleh orang kafir yang memiliki tujuan untuk merusak ajaran Islam.

SEKULERISME melahirkan budaya hedonisme dan pragmatisme yang mengukur segala sikap dan perilaku berdasarkan nafsu duniawi semata. Sebab sifat dasar sekulerisme adalah duniawi an sich dengan membuang dan memisahkan orientasi ilahiyah. Akibatnya lahirlah manusia yang berkarakter hewan sebagaimana terjadi di Barat.

Namun ironis, kaum muslimin juga banyak yang terjebak dengan gaya hidup hewaniyah ala Barat ini. Hedonisme dan pragmatisme telah melahirkan seks bebas, pornografi pornoaksi, pelacuran, homoseksual, miras, narkoba, dan pergaulan bebas. Hedonisme inilah yang telah menghancurkan generasi muda Islam.

SEKULERISME telah melahirkan sistem ekonomi kapitalisme yang ribawi, penuh praktek perjudian, penipuan dan kezoliman. Kapitalisme adalah bentuk penjajah ekonomi yang hanya mementingkan pemilik modal semata sehingga melahirkan pertumbuhan ekonomi palsu. Kapitalisme melahirkan ketidakadilan karena yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin.

Dengan sistem ribawi, kapitalisme telah menjerat bangsa ini dengan hutang yang tidak mungkin terbayarkan. Seluruh SDA dirampok tanpa tersisa. Rakyat dijerat dengan berbagai skema hutang ribawi. Akibatnya negeri ini menjadi bangkrut karena hutang, sementara rakyat semkain sengsara.

Rakyat Indonesia yang mayoritas muslim kini hidup dalam kesengsaraan dan kemiskinan. Kapitalisme telah menjadikan negeri ini terjual habis tanpa tersisa. Bahkan rakyat yang telah miskin masih dicekik dengan pajak yang tidak masuk akal.

SEKULERISME telah melahirkan feminisme dan kesetaraan gender yang memporak-porandakan sendi-sendi keluarga muslim. Feminisme telah memaksa kaum perempuan berekspresi berlebihan sehingga tak lagi menjadikan keutuhan keluarga sebagai hal yang penting.

Feminisme telah melahirkan perempuan beramai-ramai keluar rumah untuk mengejar harta. Bahkan ketika harta telah didapat, mereka merasa tak lagi membutuhkan suami dalam hidupnya. Paham feminisme dan kesetaraan gender telah mengakibatkan tingginya tingkat perceraian keluarga muslim.

Feminisme telah merusak fungsi utama ibu sebagai pendidik anak dan pengatur rumah tangga yang pada akhirnya mengakibatkan rusaknya ikatan keluarga dan anak-anak. Konsep ikatan kokoh keluarga dalam Islam dirusak oleh paham feminisme. Feminisme telah merusak hubungan kemitraan dan persahabatan antara laki dan perempuan menjadi musuh antara satu dengan yang lainnya.

SEKULERISME telah melahirkan paham multikulturalisme yang menganggap ekspresi budaya manusia apapun dianggap sah selama diterima oleh masyarakat. Multikulturalisme melarang agama untuk ikut campur dalam urusan budaya. Jika agama melakukan penilaian terhadap budaya masyarakat yang melanggar etika, maka agama itu akan dianggap intoleran.

Multikulturalisme telah membunuh dakwah Islam. Islam tidak lagi dianggap sebagai ukuran nilai dalam kehidupan budaya manusia. Paham inilah yang telah melahirkan berbagai budaya menyimpang di masyarakat Indonesia karena tidak lagi mengindahkan nilai-nilai etika dan moral. Padahal Islam hadir untuk meluruskan moral masyarakat. Paham multikulturalisme pada hakekatnya adalah bentuk pembunuhan terhadap dakwah Islam.

SEKULERISME telah melahirkan westernisme yang menjadikan seorang muslim kehilangan jati dirinya sebagai seorang muslim. Padahal ajaran Islam melarang seorang muslim meniru gaya hidup (millah) orang-orang Barat yang kafir. Akibat gelombang westernisasi yang dibawa oleh paham sekulerisme lahirlah generasi muslim yang bangga dengan simbol-simbol barat yang dianggap modern dan meninggalkan berbagai simbol Islam yang dianggap kuno.

Padahal simbol-simbol barat kafir justru menggambarkan tradisi jahiliyah yang ditranformasi pada masa kini, sementara Islam justru gambaran kehidupan yang penuh kemuliaan. Westernisasi telah membelokkan paradigma kemajuan dari kemuliaan Islam menjadi kejahiliahan kafir Barat.

Gaya hidup generasi muslim telah luntur secara drastis akibat adopsi gaya hidup jahiliyah barat. Akibat werternisasi, kini generasi muslim tak lagi memiliki identitas sebagai muslim. Melaui makanan, pakaian dan hiburan yang dilancarkan oleh barat, generasi muslim hampir kehilangan segala-galanya.

SEKULERISME telah melahirkan kondisi kaum muslimin di seluruh dunia terjajah, terzolimi, teraniaya, terusir, terfitnah, tertuduh, terbunuh, termiskin, terpecah, tersiksa, terhina, terpuruk, dan tertindas.

Padahal kaum muslimin menurut Allah adalah umat terbaik dan termulia. Islam memuliakan umatnya. Karena itu tidak ada jalan lain kecuali umat Islam kembali kepada Islam sebagai ideologi yang memancarkan sistem hukum dan pemerintahan sehingga kembali mendeka, kuat dan mulia.

Dengan ideologi Islam inilah kaum muslimin akan bisa dipersatukan kembali dan memperoleh kemuliaannya kembali. Bahkan bukan hanya itu, dengan ideologi Islam, maka agama ini akan memancarkan peradaban mulia yang member rahmat bagi alam semesta sekaligus akan menghapus segala bentuk kezoliman dan kesombongan kaum kafir penjajah. Saatnya bangkit dengan Islam. Allahu Akbar.

(AhmadSastra,KotaHujan,16/02/20 : 17.00 WIB)

__________________________________________ Website : https://www.ahmadsastra.com Twitter : https://twitter.com/@ahmadsastra1 Facebook : https://facebook.com/sastraahmad FansPage: https://facebook.com/ahmadsastra76 Channel Telegram : https://t.me/ahmadsastraofficial Instagram : https://instagram.com/sastraahmad

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Categories