STRATEGI PENDIDIKAN ANAK BERBASIS KELUARGA - Ahmad Sastra.com

Breaking

Kamis, 26 Maret 2020

STRATEGI PENDIDIKAN ANAK BERBASIS KELUARGA



Oleh : Ahmad Sastra

Di awal tahun 2020, dunia sedang bermuram durja karena pandemi wabah virus corona. Sekitar 199 negara telah terpapar virus yang memang sangat cepat penularannya ini. Bisa jadi, negara di seluruh dunia juga akan terpapar virus ini. Secara teologis, segala musibah yang menimpa manusia adalah karena perbuatan buruk manusia itu sendiri.

Dan apa saja musibah yang menimpa kamu adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu). (QS Asy Syura : 30).

Namun bagi seorang mukmin, ujian dan musibah adalah semata-mata datangnya dari Allah untuk menguji keimanan, kesabaran dan kesyukurannya. Apakah dengan adanya musibah semakin bertambah yakin akan kekuasaan Allah. Apakah dengan musibah bisa bersabar menghadapinya dan bersyukur seraya mencari hikmahnya. Inilah indahnya seorang muslim, selalu bersyukur dan bersabar.

Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (QS Al Baqarah : 155).

Apakah manusia menyangka akan dibiarkan berkata kami beriman, padahal mereka belum diuji. Sungguh kami telah menguji orang-orang sebelummu”. (Qs. Al Ankabut : 2).

Nah, selama terjadi wabah seperti ini, sebagaimana terjadi di masa lalu, Rasulullah dan para sabahat mengajurkan umat Islam untuk menjauhi tempat-tempat terjadi wabah tersebut. Kebijakan lock down, social distancing dan stay at home adalah cara-cara yang tidak bertentangan dengan Islam.

Hal ini sejalan dengan sebuah hadist, “ Keselamatan seseorang di tengah-tengah fitnah adalah berlindung di rumahnya (HR Ad Dailami dari Abu Musa ra). Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik kepada keluarganya. Dan aku (Rasulullah) orang yang terbaik diantara kalian kepada keluargaku.

Nah selama tinggal di rumah (stay at home), keluarga muslim harus bersyukur seraya berfikir bagaimana mengoptimasi fungsi keluarga yang selama ini tereduksi. Jika selama ini ayah dan ibu sibuk bekerja, anak-anak dititipkan di sekolah atau pesantren, maka kini rumahlah yang menjadi lembaga pendidikan.

Seorang muslim tidak akan pernah putus ada atas kondisi seperti apapun. Sebab perubahan kondisi sangat bergantung kepada usaha dan ikhtiar kita sendiri. Allah berfirman : Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, sebelum kaum itu sendiri mengubah apa yang ada pada diri mereka. (QS Ar Ra’d : 11).

Menurut Sofyan Sauri pendidikan harus mencakup empat aspek : akal, hati, fisik dan ruhaniah. Sementara Abdullah Nashih Ulawan memberikan cakupan pendidikan lebih luas yakni pendidikan iman, akhlak, intelektual, fisik, sosial, psikis, dan seksual. Nah, selama di rumah, orang tua sebagai guru harus memahami aspek pendidikan ini secara matang.

Sementara fungsi keluarga menurut Sofyan Sauri setidaknya adalah delapan, diantaranya adalah : edukatif, sosial, protektif, rekreatif, ekonomis, afeksi, biologis, ekologis, reproduksi dan fungsi religius. Kesemua fungsi ini harus dipahami dengan baik oleh kedua orang tua di rumah.

Karena itu ada beberapa pendekatan pendidikan yang bisa dilakukan oleh kedua orang tua selama anak-anak di rumah, sebab kewajiban utama pendidikan terhadap anak adalah kedua orang tuanya. Setidaknya ada tujuh pendekatan pendidikan di rumah sebagai berikut :

Pertama, keimanan yakni dengan memberikan pengajaran masalah aqidah islam kepada anak-anak. Aqidah inilah yang akan menjadi ikatan dasar kehidupan anak. Kedua, pengamalan yakni mengajarkan anak bagaimana mempraktekkan dan merasakan hasil-hasil pengamalan ibadah dan akhlak dalam menghadapi tugas-tugas dan masalah dalam kehidupan.

Ketiga, pembiasaan, memberikan pengalaman kepada anak dengan membiasakan sikap dan perilaku sesuai dengan ajaran Islam. Keempat, rasional yakni usaha memberikan peranan pada pemikiran (intelektual) anak dalam memahami segala sesuatu yang diciptakan Allah.

Kelima, emosional yakni orang tua berupaya menggugah perasaan (emosi) anak berdasarkan pemikiran Islam yang telah diajarkan. Keenam, fungsional yakni memberikan pemahaman kepada ana atas menfaat semua yang diajarkan di rumah bagi dirinya dan orang lain. Semua ini bisa berjalan jika dan hanya jika orang tua menjadi teladan.

Muhaimin dan Abdul Mujib menawarkan berbagai metode dalam pendidikan Islam. Setidaknya ada enam metode pendidikan Islam menurut keduanya, yaitu : Metode diskronis, yaitu metode pendidikan Islam yang menonjolkan aspek sejarah. Orang tua bisa memberikan pelajaran aspek-aspek pendidikan di rumah dengan mengedepankan kisah-kisah.

Kedua, metode sinkronik analitik, yaitu metode pendidikan Islam yang memberikan kemampuan analisis teoritis yang sangat berguna bagi perkembangan keimanan dan mental intelektual anak. Ketiga, metode problem solving, yaitu model pendidikan yang mengedepankan masalah untuk dicarikan solusi bersama.

Keempat, metode empiris, yaitu metode mengajar yang memungkinkan anak di rumah mempelajari ajaran Islam melalui proses realisasi, aktualisasi, serta internalisasi nilai Islam melalui suatu proses aplikasi yang menimbulkan interaksi sosial.

Kelima, metode induktif, yaitu metode yang dilakukan oleh orang tua dengan cara mengajarkan materi yang khusus menuju pada kesimpulan yang umum. Ketujuh, metode deduktif, yaitu metode yang digunakan orang tua mengajar ajaran Islam melalui cara menampilkan kaidah umum kemudian disimpulkan secara khusus.

Nah apapun yang terjadi, keluarga muslim harus siap untuk menjadikan rumah berfungsi optimal, baik edukatif maupun rekreatif selama wabah corona menjangkit. Ini adalah kesempatan emas untuk orang tua menyadari pentingnya belajar lagi menjadi orang tua yang ideal. Orang tua ideal adalah yang berfungsi sebagai pemimpin, pengayom dan sahabat atau mitra bagi anggota keluarga yang lain.

Optimasi adalah suatu proses untuk mencapai hasil yang ideal atau optimasi. Optimasi fungsi keluarga dapat diartikan sebagai suatu bentuk usaha orang tua mengoptimalkan fungsi orang tua sebagai pemimpin, pendidik dan sahabat bagi anak-anak di rumah. optimasi juga bermakan merencanakan atau merancang keluarga agar berfungsi optimal.

Semoga badai corona segera akan berlalu atas pertolongan Allah. Semoga dengan adanya corona, kita semua semakin meningkat keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah. Dengan ketaqwaan, maka Allah akan memberikan jalan keluar atas segala persoalan. Semoga manusia-manusia yang selama ini sombong dengan banyaknya harta dan tingginya tahta segera bertobat menuju Allah semata.

(AhmadSastra,KotaHujan,26/03/20 : 19.30 WIB)

__________________________________________ Website : https://www.ahmadsastra.com Twitter : https://twitter.com/@ahmadsastra1 Facebook : https://facebook.com/sastraahmad FansPage: https://facebook.com/ahmadsastra76 Channel Telegram : https://t.me/ahmadsastraofficial Instagram : https://instagram.com/sastraahmad

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Categories