Oleh : Ahmad Sastra
Data anak yang terpapar corona yang dirilis oleh kemenkes, covid.go.id, KawalCovid19 per 18 Desember 2020 menunjukkan angka yang yang cukup mengkhawatirkan. Hal ini menunjukkan bahwa corona masih ada dan justru berkembang makin eksponensial. Tidak ada tanda melandai sama sekali. Hal ini harus benar-benar menjadi perhatian semua pihak untuk menyelamatkan anak-anak dari paparan virus corona.
Jumlah anak usia 0-18 tahun yang terkonfirmasi positif di Indonesia mencapai 72.677 kasus. Sekitar 11,8% dari total kasus di Indonesia. Kasus pada anak usia 6-18 tahun sebanyak 55.614 kasus. Dengan demikian jumlah kasus pada anak usia 0-18 tahun ini lebih banyak dari pada jumlah kasus pada usia dibawah 60 tahun yang sebanyak 65.762.
Dari data kemenkes, dilaporkan bahwa telah meninggal dunia sejumlah 530 anak karena serangan Covid-19 ini. tingkat kematian anak usia 0-18 sebesar 0,73%. Angka ini hampir sama dengan tingkat kematian usia 19-30 tahun sebesar 0,77 %.
Adapau kasus yang terjadi di klaster sekolah dan pesantren sudah mencapai 3.771 kasus. Karena itu tim data pandemic Talk Neser Ike dkk mempertanyakan tepatkah kebijakan sekolah tatap muka dibuka kembali ?. Sementara data menujunkkan setiap 1 jam ada 9 orang meninggal akibat Covid-19 di Indonesia. Indonesia new death daily record 221. Top provinsi penyumbang kematian harian per 20 Desember adalah : Jawa Tengah sebanyak 73, Jawa Timur sebanyak 60 dan DKI Jakarta sebanyak 19.
Coronavirus telah mencapai status pandemik, dimana penyebaranya tak lagi bisa dikendalikan, kecuali manusia yang berikhtiar untuk menghindari sebisa mungkin. Bahkan, bukan hanya anak-anak yang terpapar, namun corona telah juga memapar berbagai negara dimana para petinggi negara positif terinfeksi coronavirus ini.
Tak terkecuali di Indonesia dimana banyak pejabat dan tokoh juga telah banyak yang terpapar viris corona ini. terlebih setelah ada kebijakan bolehnya pilkada meskipun sangat berisiko penyebaran virus karena adanya banyak kerumunan manusia. Mestinya negara ini benar-benar melindungi rakyatnya dengan menunda pilkada yang hanya menjadi ajang rebutan kekuasaan yang kadang hanya berujung pepesan kosong belaka.
CNN Indonesia melaporkan data statistik dati tim Covid 19 mencatat kasus aktif virus corona mencapai 102.029 kasus persabtu (19/12). Jumlah ini menjadikan Indonesia sebagai negara dengan kasus corona aktif tertinggi di Asia Tenggara. provinsi Jawa Tengah merupakan wilayah dengan catatan kasus tertinggi. berdasarkan data satgas penanganan Covid 19, perjumat kemarin (18/12), Jawa Tengah mencatatkan 19.388 kasus aktif.
Solusi lockdown yang telah lama disampaikan kepada pemerintah mestinya benar-benar mendapatkan perhatian demi keselamatan rakyat. Jika rakyat selamat, maka pemulihan ekonomi akan mudah dicapai kembali, namun jika banyak rakyat yang justru meninggal, maka mimpi pemulihan ekonomi justru tidak akan pernah terwujud. Mengedepankan ekonomi dari keselamatan nyawa rakyat tentu saja kebijakan yang tidak bijak.
Usaha ini (lockdown) ini sejalan juga dengan hadis Rasulullah dalam menyikapi merabaknya wabah di tengah-tengah masyarakat, yakni dengan menutup sementara akses keluar masuk manusia dalam wilayah tertentu yang tersebar viris di dalamnya. “ Jika kamu melihat bumi tempat wabah, maka jangan memasukinya. Jika kamu berada di sana, maka jangan keluar darinya”.
Di masa Umar Bin Khathab, ketika terjadi wabah, beliau meminta pendapat ‘Amru bin Ash, maka disarankan untuk memisahkan interaksi (sosial distancing), maka tak lama wabah itu berakhir. Umar Bin Khathab juga mendirikan pusat pengobatan di luar wilayah itu dan membawa orang yang terinfeksi virus ke tempat pengobatan tersebut.
Di zaman khilafah ini wabah penyakit begitu mudah diatasi disebabkan oleh tiga hal, pertama pertolongan Allah kepada orang-orang mukmin dan muslim. Kedua, karena kekompakan antara pemerintah dan rakyatnya. Pemerintah yang adil telah begitu dicintai rakyatnya. Maka ketika negaranya dalam persoalan, maka rakyatnya kompak membantunya.
Faktor ketiga adalah optimalnya upaya-upaya medis yang dilakukan oleh para ilmuwan dan dokter di masa khilafah. Dengan semangat tauhid, mereka berusaha optimal mencari solusi medis. Spirit inilah yang membedakan antara dokter zaman khilafah dengan dokter zaman sekuler seperti sekrang ini.
Ini semua hanyalah ikhtiar manusia yang menunjukkan betapa lemahnya manusia menghadapi makhluk yang bahkan tidak terlihat wujudnya. Betapa lemahnya manusia, tak ada yang layak disombongkan dan dibanggakan. Apalah artinya kekuasaan dan harta jika telah terpapar virus yang menyerang fisiknya.
Segala yang menimpa manusia, hakekatnya adalah musibah yang hanya bergantung kepada kehendak Allah. Jika Allah menghendaki musibah kepada hambaNya, maka terjadilah. Jika Allah ingin melindungi hambaNya dari musibah, maka tidak ada yang sulit bagiNya.
Jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, Maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, Maka tak ada yang dapat menolak kurniaNya. Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (QS Yunus : 107).
Karena itu berbagai potensi yang jika dibuka akan berpotensi menambah penyebaran virus ini hendaknya dilakukan penutupan secara ketat, seperti lembaga-lembaga pendidikan. Sebaliknya, pemerintah harus merumuskan model pembelajaran online terintegrasi, sehingga para siswa tetap bisa belajar dengan baik. Sebab jika tanpa ada solusi alternatif, maka corona bisa menjadikan anak-anak Indonesia bodoh sekaligus berkarakter buruk.
(AhmadSastra,KotaHujan,21/12/20 : 10.15 WIB)
__________________________________________ Website : https://www.ahmadsastra.com Twitter : https://twitter.com/@ahmadsastra1 Facebook : https://facebook.com/sastraahmad FansPage: https://facebook.com/ahmadsastra76 Channel Telegram : https://t.me/ahmadsastraofficial Instagram : https://instagram.com/sastraahmad