NARASI MODERAT DAN RADIKAL : ANTARA PROXY IDEOLOGIS DAN DEVIDE ET IMPERA - Ahmad Sastra.com

Breaking

Minggu, 18 April 2021

NARASI MODERAT DAN RADIKAL : ANTARA PROXY IDEOLOGIS DAN DEVIDE ET IMPERA



 

Oleh : Ahmad Sastra

 

Sketsa adu domba melalui dikotomi radikal dan moderat terus dijalankan oleh Barat dalam rangka melumpuhkan Islam dan kaum muslimin. Umat Islam yang sejatinya adalah satu dan bersatu dipecah belah oleh Barat melalui ghozwul fikr atau ghozwul mustalahat (perang istilah). Muslim yang sepakat dengan ide sekulerisme dan liberalisme diberikan predikat kaum moderat, sementara yang menolak disebut sebagai kaum radikal. Bahkan paham agama kaum yang anti sekulerisme ini dikaitkan dengan terorisme. Sementara kubu moderat yang kadang mendapat uang dari barat, tanpa menyadari telah mejadi proxy ideologis bagi Barat kafir untuk melawan saudaranya yang dituduh radikal.

 

Pelaku proxy ideologis ini tentu saja berasal dari kalangan kaum munafik. Perhatikan firman Allah : Dan bila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka mengatakan: "Kami telah beriman". Dan bila mereka kembali kepada setan-setan mereka, mereka mengatakan: "Sesungguhnya kami sependirian dengan kamu, kami hanyalah berolok-olok. (QS al-Baqarah : 14). 

 

Apabila dikatakan kepada mereka: "Marilah kamu (tunduk) kepada hukum yang Allah telah turunkan dan kepada hukum Rasul", niscaya kamu Lihat orang-orang munafik menghalangi (manusia) dengan sekuat-kuatnya dari (mendekati) kamu (QS An Nisaa’ : 61).

 

Hegemoni wacana neomodernisme dan postmodernisme yang kini dikendalikan  Barat telah menyeret kaum muslimin di seluruh belahan dunia kepada jebakan epistemologis yang rumit. Barat sangat serius melakukan kajian tentang Islam dalam perspektif dan paradigma mereka. Sebagian besar cendekiawan muslim telah merasakan hidangan intelektual ini dan menyantapnya dengan lahap. Akibatnya, justru kaum muslimin masuk dalam jebakan kebingungan intelektual. Dengan metode hermeneutika,  lambat laun pemikiran umat tercerabut dari fundamental Islam itu sendiri. Islam Allah dan Rasulullah akan berubah menjadi Islam Barat.

 

Hermeneutika sebagai produk neomodernisme Barat telah melahirkan neosinkretisme Islam. Neosinkretisme Islam oleh kalangan kampus sering disebut dengan istilah pemikiran Islam modern. Beberapa “pemikiran Islam modern” yang kini tengah merasuki kaum akademisi dan intelektual muslim adalah istilah-istilah “aneh” sebagai hasil interpretasi epistemologis para sarjana studi Islam. Sebut saja misalnya istilah Islam nusantara, Islam moderat, Islam fundamentalis, Islam radikal, Islam inklusif, Islam kebhinekaan, Islam progresif, Islam liberal, Islam sekuler, dan Islam dengan sifat isme-isme lainnya

 

Istilah-istilah di atas sesungguhnya selain tidak ditemukan jejaknya dalam khasanah sumber hukum Islam, istilah ini juga telah berhasil mengkotak-kotak Islam yang berpotensi menjadi pemicu pecahnya persatuan umat Islam. Bukan hanya itu, kini muncul juga kajian-kajian fiqih kontemporer yang tak kalah membingungkan seperti fiqih lintas agama dan fikih kebhinekaan. Perbedaan ijtihad fiqih ulama-ulama otoritatif terdahulu seperti Imam Syafi’i, Imam Malik, Imam Hanafi dan Imam Hambali bahkan kini dihadap-hadapkan dengan berbagai tuduhan bid’ah dan syirik satu sama lain. Bahkan terjadi juga gerakan intelektual yang menggugat fundamental Islam yang telah baku seperti gugatan ulang terhadap wajibnya haji, gugatan terhadap otensitas dan kandungan isi al Qur’an hingga pelarangan jilbab di sekolah-sekolah.

 

Barat telah menyebarkan paham-paham aneh yang dikaitkan dengan Islam. Barat yang dimaksud bukanlah letak geografis, melainkan Barat dalam makna pemikiran, ideologi dan peradaban yang sekuleristik dan kapitalistik. Pandangan ini menghendaki Barat harus dikritisi dan bahkan dilawan, karena dianggap sebagai neoimperialisme.  Barat, oleh seorang muslim  juga sering dianggap sebagai kiblat kemajuan teknologi dan kecanggihan metodologi penelitian.

 

Oleh Barat, pandangan pertama diberikan julukan sebagai muslim fundamentalis atau radikalis yang harus dimusuhi bahkan diberangus karena dianggap mengancam hegemoni Barat.  Sedangkan pandangan kedua diberi julukan  sebagai muslim moderat yang harus didukung eksistensinya karena dianggap mendukung dan menguntungkan Barat.

 

Semestinya seorang muslim melihat Barat dalam sudut pandang Islam yang obyektif, kritis dan syar’i. Barat sebagai ideologi sekuleristik dan imperialistik yang jelas-jelas telah merugikan sebagai besar negeri-negeri muslim jelas harus dilawan. Sementara terkait kemajuan teknologi, masih dalam ranah yang diperbolehkan mengadopsinya.  Sebab jika seorang muslim memandang Barat dari sudut pandangan Barat, maka identitas Islam sebagai peradaban dan muslim sebagai komunitas menjadi kabur. Cara pandang muslim dan sisi-sisi konseptual peradaban Islam terdistorsi oleh cara pandang ini. Selain hilangnya identitas kemusliman, cara pandang ini tidak memberikan sumbangan terhadap kemajuan Islam itu sendiri.

 

Karena itu, seorang muslim mesti berfikir cerdas untuk menyikapi pelabelan istilah-istilah Barat setelah kata Islam. Pelabelan dengan istilah muslim moderat atau muslim radikal dimaknai oleh Barat bahwa jika seorang muslim tidak mendukung Barat, maka akan dicap sebagai muslim radikal yang harus dimusuhi. Ironisnya, banyak kaum muslimin  yang mengikuti arus ini, sehingga terjadi kondisi kaum muslimin yang saling mencurigai dan bahkan memusuhi antar sesama muslim. Pelabelan istilah Barat terhadap kata Islam adalah politik adu domba Barat yang harus disadari oleh seluruh kaum muslimin di dunia. Ini adalah bentuk nyata dari upaya penyerangan Barat kepada Islam.

 

Dalam pandangan al Qur’an, Islam adalah satu. Agama tauhid yang dibawa oleh Rasulullah. Agama sempurna yang meliputi seluruh ajaran kehidupan manusia. Agama kebenaran dan pelurus agama-agama yang telah tersimpangkan. Pelabelan Islam minimal akan mereduksi makna Islam yang komprehensif, maksimalnya justru akan menghilangkan hakekat Islam itu sendiri. Allah menegaskan dalam surat Ali Imran : 19, “ Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah Maka Sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.”

 

Nah, melalui tulisan singkat ini, penulis hendak mengingatkan kepada seluruh kaum muslimin di negeri ini, dan umumnya di seluruh penjuru dunia, marilah kita menolak segala macam isme kufur dari barat. Kaum muslimin juga sudah saatnya sadar akan upaya adu domba sesama muslim oleh kafir barat melalui labelisasi umat Islam. Saatnya umat Islam bersatu padu dibawah kalimat tauhid dan menolak paham-paham filsafat manusia yang berseberangan dengan Islam.

 

Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah Itulah petunjuk (yang benar)". dan Sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, Maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu. (QS Al Baqarah : 120)

 

Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang  yang bersaudara. (QS Ali Imran:103)

Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. kemudian jika kamu berlainan Pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. (QS An Nisaa’ : 59)

 

(AhmadSastra,KotaHujan,18/04/21 : 12.30 WIB)

 

 

 

 

 

 

 

 

__________________________________________ Website : https://www.ahmadsastra.com Twitter : https://twitter.com/@ahmadsastra1 Facebook : https://facebook.com/sastraahmad FansPage: https://facebook.com/ahmadsastra76 Channel Telegram : https://t.me/ahmadsastraofficial Instagram : https://instagram.com/sastraahmad

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Categories