SEJARAH LITERASI DAKWAH - Ahmad Sastra.com

Breaking

Senin, 16 Mei 2022

SEJARAH LITERASI DAKWAH



 

Oleh : Ahmad Sastra

 

Imam As Suyuthi mendeskripsikan sejarah sebagai pertarungan potensi kejahatan manusia dan potensi kebaikan manusia, keduanya akan dicatat sebagai sejarah. Ekspresi potensi jahat akan dicatat sebagai sejarah kelam, ekspresi potensi kebaikan akan dicatat sebagai sejarah gemilang.

 

Warisan sejarah Rasulullah dalam perjuangan Islam bukanlah sekedar romantisme tanpa makna atau hanya sekedar menjadi berhala tanpa ruh yang dibanggakan dan diceritakan dimana-mana. Sejarah Rasulullah juga bukan sekedar dokumentasi naratif yang hanya dipampang di rak-rak perpustakaan. Sejarah Rasulullah adalah warisan nilai agung sarat dengan pelajaran.

 

Sementara Allah sendiri menegaskan bahwa peristiwa sejarah akan terus dipergulirkan diantara manusia hingga ujung zaman. Akan selalu lahir orang-orang besar yang berjuang mengubah dunia melalui perubahan arah pemikiran manusia. Tapi akan diiringi juga lahirnya manusia-manusia durjana penghalang kebaikan. 

 

Sekedar mengulang tentang perintah dakwah kepada kaum muslimin dinyatakan sebagai amar ma’ruf nahi mungkar. Sebagaimana firmanNya, ‘Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma´ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung’ [QS Ali Imran : 104].

 

Dengan demikian, secara sederhana istilah literasi dakwah bisa didefinisikan sebagai upaya dakwah amar ma’ruf nahi mungkar  melalui kegiatan membaca dan menulis sebagai medianya. Pendakwahnya menulis karya berisi dakwah dan mad’unya membaca tulisan dengan tujuan mendapatkan pencerahan dan kesadaran kepada Islam.

 

Tujuan literasi dakwah adalah sama dengan tujuan dakwah secara umum, sebab literasi hanyalah media. Tujuan dakwah pada intinya adalah mengajak manusia kepada jalan Islam. Jalan Islam adalah bentuk ketaatan manusia kepada hukum-hukum Islam, baik dalam tataran individu, keluarga, masyarakat maupun negara.

 

Setelah berdakwah kepada individu, keluarga dan masyarakat untuk melaksanakan segala perintah Allah yang bisa dilaksanakan, maka dilanjutkan dengan dakwah kepada penguasa agar menjadikan Islam sebagai sumber hukum dalam mengatur masyarakat. Itulah mengapa para Nabi termasuk Rasulullah, setelah mendapatkan jamaah dakwah dari kalangan masyarakat dan tokoh, lantas melakukan dakwah secara terbuka kepada penguasa Quraisy saat itu. Nabi Musa mendakwahkan Islam kepada penguasa Fir’aun. Walisongopun berdakwah kepada para raja di Jawa, sehingga berdiri kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia setelah Rajanya masuk Islam dan diikuti oleh rakyatnya.

 

Para Nabipun berdakwah menggunakan media kata-kata secara langsung media literasi secara tidak langsung. Melalui berbagai delegasi, Rasulullah dan para sahabat seringkali membuat surat yang berisi tulisan ajakan dakwah kepada para penguasa agar masuk kepada Islam. Sementara Nabi Musa berdakwah kepada Fir’aun dengan cara langsung menyampaikan secara lisan.

 

Dalam sejarah literasi sebagai media dakwah, setidaknya ada beberapa fungsi literasi dakwah. Pertama sebagai surat yang ditujukan langsung kepada penguasa berisikan ajakan untuk masuk Islam. Kedua, sebagai kesepakatan damai hasil perundingan yang berisikan konsensus antar muslim dan musuh Islam. Ketiga sebagai  literatur berupa buku atau kitab, buletin, majalah dan sejenisnya berisi ajakan dan pemahaman tentang ajaran Islam.

 

Beberapa contoh berikut adalah surat Rasulullah kepada para penguasa sebagai media dakwah. Pada masa awal setelah diangkat sebagai utusan Allah (Rasulullah) Nabi Muhammad Saw membangun komunikasi dengan para pemimpin suku dan pemimpin negara lain. Beliau mengirim utusan yang membawa surat ajakan masuk Islam. Korespondensi melalui surat itu tujukan kepada Heraclius (kaisar Romawi), Raja Negus (penguasa  Ethiopia), dan Khusrau (penguasa Persia).

 

Sejarah mencatat, waktu itu Heraclius (Raja Romawi) dan Kisra (Raja Persia) merupakan dua kerajaan yang terkuat pada zamannya, dan merupakan dua orang yang telah menentukan jalannya politik dunia serta nasib seluruh penduduknya. Perang antara dua kerajaan ini berkecamuk dengan kemenangan yang selalu silih berganti.

 

Oleh sebab itu, Rasulullah mengirimkan utusan-utusannya kepada kedua penguasa besar itu, juga kepada Ghassan, Yaman, Mesir dan Abisinia. Beliau mengajak mereka untuk memeluk Islam, tanpa merasa khawatir akan segala akibat yang mungkin timbul. Dampak yang mungkin dapat membawa seluruh negeri Arab tunduk di bawah cengkeraman Persia dan Bizantium.

 

Akan tetapi kenyataannya, Rasulullah tidak ragu-ragu mengajak para raja itu menganut agama yang benar. Beliau mengirim utusan kepada Heraclius, Kisra, Muqauqis, Harits Al-Ghassani (Raja Hira), Harits Al-Himyari (Raja Yaman) dan kepada Najasi, penguasa Abesinia (Ethiopia). Beliau hendak mengajak mereka masuk Islam. Para sahabat menyatakan mereka kesanggupan mereka melakukan tugas besar ini. Rasulullah kemudian membuat sebentuk cincin dari perak bertuliskan: "Muhammad Rasulullah".

 

Adapun surat buat Heraclius itu dibawa oleh Dihyah bin Khalifah al-Kalbi, dan surat kepada Kisra dibawa oleh Abdullah bin Hudzafah. Sementara surat kepada Najasyi dibawa oleh Amr bin Umayyah, dan surat kepada Muqauqis oleh Hatib bin Abi Balta'ah.

 

Sementara itu, surat kepada penguasa Oman dibawa oleh Amr bin Ash, surat kepada penguasa Yaman oleh Salit bin Amr, dan surat kepada Raja Bahrain oleh Al-'Ala bin Al-Hadzrami. Sedangkan surat kepada Harith Al-Ghassani, Raja Syam, dibawa oleh Syuja' bin Wahab. Dan surat kepada Harits Al-Himyari, Raja Yaman, dibawa oleh Muhajir bin Umayyah.

 

Masing-masing mereka kemudian berangkat menuju tempat yang telah ditugaskan oleh Nabi. Para penulis sejarah berbeda pendapat tentang waktu keberangkatan mereka. Sebagian besar menyatakan para utusan berangkat dalam waktu yang berbarengan, sementara sebagian lagi berpendapat mereka berangkat dalam waktu yang berlainan.

 

Surat Untuk Heraclius. Berikut Surat Rasulullah kepada Heraclius (Raja Romawi) -- yang dibawa oleh Dihyah al-Kalbi – teksnya berbunyi: "Dengan nama Allah, Pengasih dan Penyayang. Dari Muhammad hamba Allah dan utusan-Nya kepada Heraclius pembesar Romawi. Salam sejahtera bagi yang mengikuti petunjuk yang benar. Dengan ini saya mengajak tuan menuruti ajaran Islam. Terimalah ajaran Islam, tuan akan selamat. Tuhan akan memberi pahala dua kali kepada tuan. Kalau tuan menolak, maka dosa  orang-orang Arisiyin—Heraklius bertanggungjawab atas dosa rakyatnya karena dia merintangi mereka dari agama—menjadi tanggungiawab tuan. Wahai orang-orang Ahli Kitab. Marilah sama-sama kita berpegang pada kata yang sama antara kami dan kamu, yakni bahwa tak ada yang kita sembah selain Allah dan kita tidak akan mempersekutukan-Nya dengan apa pun, bahwa yang satu takkan mengambil yang lain menjadi tuhan selain Allah. Tetapi kalau mereka mengelak juga, katakanlah kepada mereka, saksikanlah bahwa kami ini orang-orang Islam."

 

Surat Untuk Muqouqis (Penguasa Mesir). Kemudian Rasululullah Saw juga mengirim surat kepada Gubernur Mesir Muqauqis. Berikut Surat untuk Muqouqis, Gubernur Mesir: “Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Dari Muhammad hamba Allah dan utusanNya kepada Muqauqis raja Qibthi. Keselamatan bagi orang yang mengiktui petunjuk. Amma ba’du: Aku mengajakmu dengan ajakan Islam. Masuklah Islam maka engkau akan selamat. Masuklah Islam maka engkau akan diberikan Alah pahala dua kali. Jika kau menolak maka atasmu dosa penduduk Qibthi. “Katakanlah: “Hai Ahli Kitab marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: “Saksikanlah, bahwa kami adalah orang orang yang berserah diri (kepada Allah)” (QS ali Imran 3:64). (Al-Mawahib al Laduniyah).”

 

Surat untuk Raja Habasyah Najasyi (Ethiopia). Selanjutnya, Rasulullah Saw mengirimkan surat kepada Raja Habasyah, Najasi. Berikut Surat Nabi kepada Raja Habsyah Najasyi. “Dengan Nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Dari Muhammad hamba Allah dan utusa Allah kepada Najasyi raja Habasyah, keselamatan bagi yang mengikuti petunjuk. Amma ba’du: Aku memuji Allah padamun yang tidak ada tuhan selain Dia, Yang Maha Menguasai, Maha Suci, Maha Penyelamat, Maha Pemberi Aman dan Maha Pembeda. Aku bersaksi bahwa Isa anak Maryam ruh Allah, dan firmanNya yang diberikan kepada Maryam yang suci lagi perawan, lalu ia hamil dari ruh dan tiupannya, sebagaimana Ia menciptakan Adam dengan tanganNya. Aku mengajakmu kepada Allah yang Esa, yang tidak ada sekutu bagiNya, mematuhi dengan ketaatan kepadaNya dan untuk mengikutiku dan mempercayai apa yang aku bawa. Aku Rasulullah, aku mengajakmu dan para pasukanmu kepada Allah yang Maha Perkasa lagi Maha Tinggi. Aku telah menyampaikan pesan dan memberi nasehat, maka terimalah nasehatku. Keselamatan bagi orang yang mengikuti petunjuk. (Thabaqut Ibnu Sa’ad).

 

Surat Untuk Raja Raja Persia (Raja Khosrau II/Kisra Abrawaiz). Lalu Rasullah juga mengirim surat kepada Raja Persia. Berikut Surat Rasulullah kepada Raja Persia, Kisra Abrawaiz: “Dengan Nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Dari Muhammad Rasulullah kepada Kisra raja Persia. Keselamatan bagi yang mengikuti petunjuk, yang beriman kepada Allah dan RasulNya, dan bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Allah dan aku adalah utusan Allah kepada semua umat manusia, untuk memberi peringatan bagi siapa yang hidup. Masuklah Islam maka kau akan selamat, dan jika kau mengabaikannya maka atasmu dosa orang orang Majusi.” (Sumber: hadist Ibnu Abbas yang di-takhrij oleh Bukhari dan oleh Ahmad). 

 

Ketika Rasulullah Saw mengirim surat kepada Kisra Abrawaiz raja dari Negeri Persia dan menyerunya kepada Islam. Namun ketika surat itu dibacakan kepada Kisra, ia pun merobeknya sambil berkata, ”Budak rendahan dari rakyatku menuliskan namanya mendahuluiku”.

 

Ketika berita tersebut sampai kepada Rasulullah Saw, beliaupun mengatakan, ”Semoga Allah mencabik-cabik kerajaannya.” Doa tersebut dikabulkan. Persia akhirnya kalah dalam perang menghadapi Romawi dengan kekalahan yang menyakitkan. Kemudian iapun digulingkan oleh anaknya sendiri yakni Syirawaih. Ia dibunuh dan dirampas kekuasaannya.Seterusnya kerajaan itu kian tercabik-cabik dan hancur sampai akhirnya ditaklukkan oleh pasukan Islam pada jaman Khalifah Umar bin Khaththab ra hingga tidak bisa lagi berdiri. Selain itu Kisra masih harus mempertanggung-jawabkan kekafirannya di akhirat kelak.

 

Perjanjian Hudaibiyah. setelah sekian lama pertikaian tejadi antara kaum muslimin dengan kafir quraisy serta mengakibatkan pecahnya peperangan dengan tak sedikit victim yang berjatuhan, tersebutkan akhirnya tejadilah suatu kesepakatan/perjanjian damai antara dua kelompok yang bertikai tersebut Perjanjian ini lebih diketahui dengan nama Perjanjian Hudaibiyah. Perjanjian ini berlangsung terhadap tahun 628 M disutu tempat yang bernama Hudaibiyah. Oleh pasal itu perjanian ini dikatakan juga Perjanjian Hudaibiyah Pada awal-awal isi perjanjian ini terlihat merugikan kaum muslimin. Perjanjian ini disetujui oleh Baginda Rasulullah SAW yang menuai kritik dari para sahabat.

 

Namun sehabis memperoleh penjelasan dari Baginda Rasulullah SAW akhirnya para sahabat setuju serta mengenali bahwasanya isi perjanjian hudaibiyah ini amat menguntungkan bagi kaum muslimin . Isi dari Perjanjian Hudaibiyah tersebut ialah : 1. Tak saling menusuk antara kaum muslimin dengan warga Mekah sepanjang sepuluh tahun. 2. Kaum muslimin menunda buat Umroh serta diperbolehkan memasuki kota Mekah terhadap tahun berikutnya dengan tak membawa senjata kecuali pedang dalam sarungnya dan senjata pengembara. 3. Siapa saja yang datang ke Madinah dari kota Mekah sesegera mungkin di kembalikan ke kota Mekah. 4. Siapa saja dari warga Madinah yang datang ke Mekah,. tersebutkan tak boleh dikembalikan ke Madinah. 5. Kesepakatan ini disetujui oleh kedua pisah pihak serta tak boleh adanya pengkhianatan atau pelanggaran.

 

(AhmadSastra,KotaHujan,16/05/22 : 21.15 WIB)

__________________________________________ Website : https://www.ahmadsastra.com Twitter : https://twitter.com/@ahmadsastra1 Facebook : https://facebook.com/sastraahmad FansPage: https://facebook.com/ahmadsastra76 Channel Telegram : https://t.me/ahmadsastraofficial Instagram : https://instagram.com/sastraahmad

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Categories