Oleh : Ahmad Sastra
Islam itu distingsif, begitu pula ajaran dan umatnya. Islam tidak sama dengan agama-agama lain yang hanya menyentuh ruang ritual. Islam juga tidak sama dengan isme-isme yang hanya membingcangkan urusan dunia. Islam itu sempurna, mengajarkan urusan ritualistik sekaligus peradaban. Islam itu agama sekaligus ideologi. Inilah distingsi Islam dibanding agama lain dan ideologi lainnya.
Misi Islam itu rahmatan lil alamin, menebarkan kebajikan kepada seluruh manusia dan alam semesta. Tidak ada satupun ajaran Islam yang buruk, semuanya baik dan membaikkan. Islam dalam kajian ilmiah para cendekiawan barat yang obyektif menemukan Islam sebagai sebuah kekuatan peradaban yang luar biasa maju sekaligus menebarkan kebaikan.
Kesempurnaan Islam adalah disaat diterapkan secara menyeluruh di bumi Allah. Secara historis, Islam pernah diterapkan sejak zaman Rasulullah hingga khilafah Turki Utsmani selama hampir 14 abad. Khilafah sebagai ajaran Islam adalah sistem pemerintahan yang menerapkan Islam secara kaffah sebagai ‘antithesis’ ideologi kapitalisme dan komunisme yang terus dipelihara oleh PBB.
Sebagai ajaran Islam, tentu saja semestinya ditempatkan dalam ruang diskursus intelektual di negeri ini. Sebab secara faktual, ideologi kapitalisme sekuler dengan sistem demokrasi telah terbukti menjadikan negeri ini hancur lebur, baik secara ekonomi, politik, pendidikan, sosial, budaya. Apalagi ideologi komunisme ateis yang telah membuat noda hitam sejarah negeri ini. Hal ini tidak sulit untuk dipahami bagi orang-orang yang mau berpikir jernih, bukan dengan emosi.
Oleh sebab itu, sudah saatnya kaum intelektual di negeri ini membuka ruang yang luas untuk diskursus khilafah, baik di masyarakat luas mapun di kampus-kampus. Tujuannya tentu saja agar masyarakat paham apa hakikat khilafah, jangan sampai salah paham dan pahamnya salah. Kesalahpahaman masyarakat tentang khilafah disebabkan oleh gerakan islamophobia yang digelorakan barat. Padahal khilafah adalah warisan Rasulullah yang sangat berharga bagi kebaikan tata kelola dunia ini.
Membuka ruang diskursus tentang khilafah tentu saja akan mencerdaskan kehidupan bangsa. Jangan sampai hanya melancarkan propaganda yang tidak ilmiah, namun tidak juga memiliki solusi yang baik bagi krisis multidimensi negeri ini. Selain islamopobia, propaganda kebencian kepada khilafah juga merupakan semacam kekelahan intelektual. Karena itu semestinya dibuka ruang dialogis intelektual tentang khilafah ini dari berbagai sudut pandang.
Khilafah adalah solusi alternatif dan terbaik untuk kriris multidimensi dunia saat ini. Saat semua pihak open minded, obyektif dan saintifk membincangkan sistem khilafah ini agar terjadi semacam pencerdasan rakyat, bukan pendunguan sosial. Ruang dialogis tentang khilafah juga akan menumbuhkan tradisi ilmu di negeri ini. Sebab peradaban itu ditopang oleh ilmu, bukan persepsi, apalagi kedunguan.
(AhmadSastra,14/02/23 : 23.00 WIB)
__________________________________________ Website : https://www.ahmadsastra.com Twitter : https://twitter.com/@ahmadsastra1 Facebook : https://facebook.com/sastraahmad FansPage: https://facebook.com/ahmadsastra76 Channel Telegram : https://t.me/ahmadsastraofficial Instagram : https://instagram.com/sastraahmad