SEMUA PEMIMPIN BERPOTENSI MENJADI FIRAUN - Ahmad Sastra.com

Breaking

Kamis, 22 Juni 2023

SEMUA PEMIMPIN BERPOTENSI MENJADI FIRAUN



 

Oleh : Ahmad Sastra

 

Sikap sombong adalah sikap yang dibenci dan dimurkai oleh Allah. Hakikat sombong adalah menolak kebenaran dan merendahkan orang lain. Beberapa ayat berikut adalah larangan bersikap sombong.  

 

Aku (Allah) akan berpaling dari tanda-tanda (azab-Ku) kepada orang-orang yang menyombongkan diri di muka bumi tanpa alasan yang sebenarnya; dan jika mereka melihat setiap tanda (azab), mereka tidak akan beriman kepadanya; dan jika mereka melihat jalan yang lurus, mereka tidak akan mengambil jalan itu sebagai jalan (hidayah); tetapi jika mereka melihat jalan yang sesat, mereka akan mengambil jalan itu sebagai jalan (hidayah). Yang demikian itu adalah disebabkan mereka mendustakan ayat-ayat Kami dan mereka tidak memperdulikannya. (QS Al A’raf : 146)

 

Sesungguhnya, Allah mengetahui barang yang mereka sembunyikan dan barang yang mereka lahirkan. Sesungguhnya, Dia tidak menyukai orang-orang yang sombong. (QS An Nahl : 23)

 

Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia dengan sombong dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan angkuh. Sesungguhnya, Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. (QS Lukman : 18)

 

Agar kamu jangan bersedih hati terhadap apa yang luput dari kamu dan jangan pula terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri. (QS Al Hadid : 23)

 

Kekuasaan dan pengaruh bisa menjerumuskan pada sifat sombong.  Sebab dengan kekuasaan, orang memiliki segala hal duniawi dan dapat memerintahkan orang lain dengan kekuasaannya. Kesombongan kekuasaan adalah ketika menolak kebenaran dan merendahkan orang lain. Orang yang memiliki posisi atau kekuasaan yang tinggi, seperti tokoh politik, pemimpin bisnis, atau selebriti, dapat mengembangkan sikap sombong karena mereka merasa memiliki kendali dan kekuatan atas orang lain.

 

Sebagai contoh adalah penguasan dalam sejarah bernama firaun. Kekuasaan firaun dalam sejarah Islam merupakan contoh yang jelas tentang bagaimana kekuasaan dapat melahirkan sikap sombong. Kesombongan firaun adalah ketika menolak kebenaran yang dibawa oleh Nabi Musa, bahkan dengan angkuhnya, firaun menghina dan merendahkan Nabi Musa dengan para pengikutnya. Bukan hanya merendahkan, namun mempersekusi Nabi Musa dari ancaman penjara hingga ancaman pembunuhan.

 

Dalam Al-Qur'an, firaun digambarkan sebagai sosok yang sombong dan menyombongkan diri karena merasa dirinya adalah tuhan yang paling tinggi. Ia menyatakan dirinya sebagai tuhan dan menolak keesaan Allah SWT.

 

Berikut adalah beberapa ayat yang menjelaskan sikap sombong firaun:  firaun berkata: 'Aku adalah tuhanmu yang paling tinggi. (QS Al Mu’min : 24). Dan fir'aun berkata: 'Hai pembesar-pembesar di sekelilingku, aku tidak mengetahui Tuhan bagimu yang lain selain diriku sendiri. Oleh sebab itu, wahai haman, bakarlah untukku tanah liat, kemudian bangunlah untukku sebuah menara agar aku dapat naik ke langit melihat ilah (tuhan) Musa. (QS Al Qasas : 28)

 

Orang-orang yang berada di lingkaran firaun juga akan berlaku sombong karena kesombongan firaun dijadikan sebagai contoh. Lingkungan di sekitar seseorang juga dapat mempengaruhi perilaku sombong. Jika seseorang tumbuh di lingkungan di mana sikap sombong dianggap dihargai atau dianggap sebagai tanda kekuatan, mereka akan  cenderung mengadopsi sikap tersebut. Dekat dengan kekuasaan yang sombong akan berpotensi melahirkan kesombongan serupa.

 

Jika tidak dibekali dengan iman dan taqwa, maka kekuasaan sangat berpotensi menjadi penyebab kesombongan. Bukan hanya di zaman firaun, hingga akhir zaman sekalipun, kekuasaan akan bisa menjerumuskan kepada kesombongan. Jika orang yang berkuasa, sekecil apapun kekuasaannya, namun dalam hatinya telah menolak kebenaran Islam dan merendahkan orang lain, maka itulah kesombongan.

 

Lebih-lebih jika telah melakukan persekusi atas orang-orang yang memperjuangkan Islam. Begitupun orang-orang yang merasa dekat dengan penguasa akan sangat mudah menjadi sombong. Bahkan bisa jadi mereka yang merasa dekat dengan kekuasaan juga ikut mempersekusi perjuangan Islam. Orang yang dekat dengan kekuasaan firaun adalah haman. Dengan demikian, setiap pemimpin berpotensi menjadi firaun.

 

(AhmadSastra,KotaHujan,22/06/23 : 19.13 WIB)

 

 

__________________________________________ Website : https://www.ahmadsastra.com Twitter : https://twitter.com/@ahmadsastra1 Facebook : https://facebook.com/sastraahmad FansPage: https://facebook.com/ahmadsastra76 Channel Telegram : https://t.me/ahmadsastraofficial Instagram : https://instagram.com/sastraahmad

1 komentar:

Categories