Oleh : Ahmad
Sastra
Dalam Islam, adalah perkara penting untuk mencari ilmu dan menghormati para guru. Beberapa hadis Nabi
Muhammad SAW menggarisbawahi pentingnya peran guru dan keberkahan dalam
menuntut ilmu. "Barangsiapa menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu, Allah
akan memudahkan baginya jalan menuju surga." (HR. Muslim). "Seorang
mukmin yang menuntut ilmu adalah lebih mulia dari seorang yang berpuasa dan
sedang melakukan shalat malam." (HR. Ibnu Majah)
"Barangsiapa
yang menunjuki kepada kebaikan, maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala
orang yang melakukannya." (HR. Muslim). "Tidaklah diberikan ilmu
pengetahuan sebagai hadiah yang lebih baik dan lebih luas daripada
kekayaan." (HR. Ibnu Majah)
"Sesungguhnya
Allah dan para malaikat, penduduk langit dan bumi, bahkan semut-semut di dalam
sarangnya, dan ikan di laut, mengucapkan salam kepada orang yang mengajarkan
kebaikan kepada manusia." (HR. At-Tirmidzi). "Peliharalah dirimu dari
api neraka, meskipun hanya dengan setengah biji kurma. Dan bila tidak ada, maka
dengan ucapan yang baik." (HR. Bukhari dan Muslim). "Orang yang tidak
mensyukuri jasa manusia, dia tidak mensyukuri jasa Allah." (HR.
At-Tirmidzi)
Guru atau pendidik memiliki peran penting dalam
sejarah peradaban Islam. Mereka dihargai dan diakui atas kontribusi mereka
dalam menyebarkan pengetahuan, ilmu pengetahuan, dan nilai-nilai Islam kepada
generasi-generasi berikutnya.
Dalam pandangan Islam, guru dianggap sebagai pemimpin
rohani yang membimbing murid-muridnya dalam pemahaman agama dan kehidupan
spiritual. Mereka memiliki tanggung jawab untuk mengajarkan ajaran Islam,
etika, dan moralitas kepada murid-murid mereka.
Dalam sejarah peradaban
Islam, terdapat tradisi ilmiah yang kuat yang diteruskan melalui sistem
pendidikan, terutama melalui institusi-institusi seperti madrasah. Guru-guru di
madrasah diberikan penghargaan karena kontribusi mereka dalam melestarikan dan
mengembangkan pengetahuan ilmiah.
Hubungan antara
guru dan murid dihargai tinggi dalam Islam. Terdapat ajaran yang menekankan
pentingnya adab (etika) dalam berinteraksi dengan guru. Murid diharapkan untuk
menghormati, mendengarkan dengan baik, dan belajar dengan tekun dari guru
mereka. Beberapa karya sastra dalam peradaban Islam menggambarkan penghargaan
terhadap peran guru. Puisi, prosa, dan karya sastra lainnya sering menghormati
kebijaksanaan dan pengetahuan guru.
Dalam sejarah
Islam, para penguasa dan komunitas masyarakat memberikan gelar dan penghargaan
formal kepada ulama dan cendekiawan sebagai pengakuan terhadap kontribusi
mereka dalam bidang pendidikan dan ilmu pengetahuan. Didirikannya universitas
dan pusat-pusat pembelajaran tinggi di dunia Islam merupakan bentuk penghargaan
terhadap peran guru dan ilmuwan. Contohnya, Universitas Al-Qarawiyyin di Fes,
Maroko, diakui sebagai universitas tertua yang masih beroperasi, didirikan pada
tahun 859 M.
Kesejahteraan
guru dalam sejarah peradaban Islam sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai Islam
yang menekankan pentingnya pendidikan, pengetahuan, dan penghargaan terhadap
para pendidik. Para guru dan ulama dihargai dan diberikan upah yang layak atas
kontribusi mereka dalam menyebarkan pengetahuan agama dan ilmu pengetahuan.
Masyarakat Islam pada umumnya memberikan penghargaan yang tinggi terhadap
pekerjaan guru dan memberikan dukungan finansial untuk memastikan keberlanjutan
pengajaran.
Islam mendorong
memberikan gaji dan kesejahteraan yang baik kepada guru sebagai bentuk
penghargaan terhadap pekerjaan mereka. Konsep zakat dan sedekah dapat digunakan
untuk memberikan dukungan finansial kepada para guru yang mungkin membutuhkan
bantuan.
Gaji guru dalam
sejarah peradaban Islam bervariasi tergantung pada konteks waktu, tempat, dan
kondisi ekonomi masyarakat pada masa itu. Dalam tradisi Islam, memberikan upah
yang layak kepada guru dan ilmuwan dianggap sebagai tindakan mulia dan
berpahala, sesuai dengan ajaran Islam tentang keadilan, solidaritas sosial, dan
penghargaan terhadap ilmu pengetahuan.
Sistem wakaf
(donasi atau sumbangan untuk kepentingan umum) sering kali digunakan untuk
mendukung pendidikan dan institusi-institusi pendidikan, termasuk gaji guru.
Pemerintah dan individu kaya juga sering mendonasikan harta mereka untuk
memastikan keberlanjutan lembaga pendidikan. Masyarakat Islam cenderung
memiliki sistem perlindungan sosial yang melibatkan pemberian zakat dan sedekah
kepada fakir miskin, termasuk guru yang mungkin membutuhkan dukungan finansial.
Konsep solidaritas sosial sangat ditekankan dalam Islam.
Dalam sejarah
peradaban Islam, diberikan penekanan pada pendidikan dan kesempatan karir bagi
para guru. Terdapat institusi-institusi pendidikan tinggi, seperti madrasah dan
universitas, yang mendukung pengembangan kesejahteraan guru dan ulama. Guru dan
ulama dihormati dan diakui sebagai pemimpin intelektual dan rohani masyarakat.
Mereka mendapatkan pengakuan atas kontribusi mereka dalam melestarikan dan
menyebarkan ilmu pengetahuan.
Dalam sejarah
Islam, guru sering dianggap sebagai penjaga warisan budaya dan intelektual.
Pencapaian-pencapaian dalam ilmu pengetahuan, seni, dan sastra seringkali
dihubungkan dengan guru dan ulama, dan ini memberi mereka kehormatan dan tempat
yang istimewa dalam masyarakat.
Dalam Islam,
profesi guru dianggap sebagai salah satu pekerjaan yang mulia dan penting.
Islam mendorong pemberian penghargaan kepada guru atas peran mereka dalam
menyebarkan pengetahuan, membimbing masyarakat, dan mendidik generasi penerus.
Beberapa aspek penghargaan terhadap profesi guru dalam Islam melibatkan
nilai-nilai adab, sosial, dan spiritual.
Masyarakat Muslim
tradisional memberikan penghargaan sosial yang tinggi kepada guru. Guru sering
dianggap sebagai figur otoritatif dan dihormati dalam masyarakat. Mereka
memiliki tanggung jawab moral untuk membimbing dan memberikan teladan kepada
murid-murid mereka. Dalam Islam, doa merupakan bentuk penghargaan dan dukungan.
Murid-murid dianjurkan untuk mendoakan kebaikan bagi guru-guru mereka. Begitu
pula, guru-guru sering diminta untuk mendoakan murid-murid mereka agar sukses
dalam dunia dan akhirat.
Pada umumnya,
para guru dan ilmuwan pada masa peradaban Islam mendapatkan penghasilan dari beberapa
sumber, diantaranya adalah : pertama, sistem wakaf (donasi atau sumbangan untuk
kepentingan umum) sering digunakan untuk mendukung pendidikan dan
lembaga-lembaga pendidikan. Guru-guru dapat menerima gaji atau tunjangan dari
dana wakaf yang diperuntukkan bagi lembaga pendidikan.
Kedua, zakat, yaitu
salah satu pilar utama dalam Islam, adalah kewajiban memberikan sebagian harta
kepada fakir miskin dan golongan yang membutuhkan. Para guru dan ilmuwan yang
membutuhkan dukungan finansial dapat menerima zakat atau sedekah dari
masyarakat.
Ketiga, beberapa
pemerintahan di masa peradaban Islam memberikan dukungan finansial kepada
ilmuwan dan guru melalui tunjangan atau dana pendidikan. Penguasa atau
pemerintah sering menyadari pentingnya pendidikan dan ilmu pengetahuan dalam
pembangunan masyarakat.
Keempat, sebagian
besar guru pada masa itu menerima honorarium atau bayaran dari murid-murid
mereka atau keluarga murid sebagai bentuk penghargaan atas pengajaran dan
bimbingan yang diberikan.Kelima, beberapa ilmuwan dan guru diundang ke istana
atau diberikan hadiah dan penghargaan sebagai bentuk penghormatan atas
kontribusi mereka dalam bidang ilmu pengetahuan dan pendidikan.
Pada masa
kepemimpinan khalifah Umar dikenal dengan kebijakannya yang adil dan
transparan. Beliau memastikan bahwa hak-hak masyarakat, termasuk guru dan para
pekerja intelektual, dihormati dan dilindungi. Gaji dan imbalan bagi pekerjaan
dan jasa yang bermanfaat untuk masyarakat diberikan dengan adil.
Pendekatan Umar
bin Khattab terhadap gaji dan keadilan sosial tercermin dalam prinsip-prinsip
ekonomi Islam, yang melibatkan distribusi kekayaan dengan cara yang adil dan
merata. Masyarakat pada masa itu cenderung menerapkan prinsip-prinsip keadilan
sosial dan mendukung para ilmuwan dan guru.
Tentu saja semua
ini sangat berbeda dengan kondisi guru pada masa sekarang, yakni masa dimana
Islam tidak diterapkan lagi. Nasib guru sekarang ini tak seindah namanya. Menjadi
guru yang senantiasa menerima dan ikhlas itu penting, namun membangun sistem
agar guru-guru betul-betul sejahtera juga sangat penting, sebab guru juga
manusia biasa. Sementara tuganya sungguh sangat berat, yakni menentukan hitam
putih suatu peradaban bangsa. Selamat Hari Guru, Semoga Islam kembali jaya,
sehingga guru tambah sejahtera.
(AhmadSastra,KotaHujan,25/11/23
: 08.00 WIB)