SISTEM BURUK AKAN MELAHIRKAN PEMIMPIN BURUK - Ahmad Sastra.com

Breaking

Rabu, 24 Januari 2024

SISTEM BURUK AKAN MELAHIRKAN PEMIMPIN BURUK



 

Oleh : Ahmad Sastra

 

Terdapat berbagai macam bentuk pemerintahan yang telah dikenal dalam sejarah dan perkembangan masyarakat. Setiap bentuk pemerintahan memiliki karakteristiknya sendiri.

 

Karakter kekuasaan monarki memiliki karakter kekuasaan mutlak ada pada seorang penguasa atau keluarga kerajaan. Pemerintahan monarki akan melahirkan pemimpin yang bernama raja. Raja fir’aun dan raja namrud adalah dua diantara contoh kepemimpinan monarki. Karena bersifat absolud, maka fir’aun dan namrud sampai mengaku dirinya sebagai tuhan dan memaksa rakyatnya untuk menyembahnya.

 

Sistem kerajaan akan melahirkan seorang raja yang cenderung jahat dan sewenang-wenang, bahkan menganggap dirinya sebagai tuhan. Aturan dibuat oleh raja itu sendiri. Raja adalah undang-undang, makanya raja adalah symbol negara. Inilah buruknya kekuasaan kerajaan.

 

Bentuk Republik adalah pemerintahan yang tidak memiliki monarki, di mana kepala negara dipilih atau diangkat berdasarkan prosedur tertentu. Beberapa republik dapat memiliki sistem presidensial atau parlementer. Keburukan sistem ini adalah disaat berkembangnya kepentingan pragmatis diantara para pejabat, maka jika raja jahat sendirian, maka dalam republic yang jahat bisa banyak.

 

Sementara dalam sistem pemerintahan demokrasi representatif, warga negara memilih perwakilan mereka untuk mengambil keputusan di pemerintahan. Warga negara secara langsung terlibat dalam pengambilan keputusan tanpa perantara, ini namanya demokrasi langsung. Keburukan demokrasi adalah ketiga pemerintahannya dikendalikan oleh oligarki yang pragmatis, transaksiaonal dan hanya berorientasi materialisme.

 

Dalam demokrasi, pemimpin yang lahir adalah mereka yang punya uang, sebab uang adalah tuhannya demokrasi. Inilah buruk dan busuknya demokrasi. Orang dungu bisa jadi pemimpin asalkan punya uang. Pemilu demokrasi menjadikan satu suara mewakili satu orang, sehingga intelektualitas tidak dianggap. Inilah busuknya demokrasi.

 

Bentuk pemerintahan lainnya adalah otoritarianisme, dimana kekuasaan terpusat pada satu pemimpin atau kelompok kecil. Partisipasi politik mungkin terbatas dan oposisi sering kali ditekan. Meski tidak secara langsung, pemerintahannya ini akan menjadikan pemimpin berperangai jahat dan penuh kezoliman. Semua yang dianggap berbeda akan dianggap menentang pemerintah. Kritik akan dibungkam, jika perlu pelakunya dipenjara dan dibunuh melalui kebengisan pemimpinnya. Sistem ini busuk dan buruk.

 

Bentuk lain adalah totalitarianisme yang merupakan sistem pemerintahan yang mengontrol hampir semua aspek kehidupan masyarakat. Pemimpin atau partai memiliki kendali penuh atas politik, ekonomi, budaya, dan kehidupan pribadi. Pemimpin yang lahir dari sistem ini akan menjadi absolud dan melakukan berbagai tindakan kezoliman, karena manusia selalu memiliki nafsu dan kepentingan duniawi.

 

Sistem berikutnya adalah teokrasi, dimana sistem di mana kekuasaan politik dan agama terkonsentrasi pada institusi yang sama. Hukum dan kebijakan didasarkan pada ajaran agama atau keyakinan. Kekuasaan ini cenderung akan mejadi baik, sebab menjadikan tuhan sebagai sumber hukum, meskipun secara ideologis harus masih di kaji lagi.

 

Dalam Islam yang sepadan dengan teokrasi adalah sistem pemerintahan khilafah islamiyah dimana, kedaulatan di tangan Allah, kekuasaan di tangan seorang khalifah yang bertuga menjalankan hukum Allah dalam mengatur urusan rakyatnya. Al Qur’an dan Al Hadist menjadi sumber utama perundang-undangan. Tujuannya adalah untuk membentuk manusia yang beriman dan bertaqwa serta Membangun peradaban Islam untuk mewujudkan ajaran Islam secara kaffah. Khilafah akan melahirkan khalifah. Inilah sistem ideal karena berorientasi dunia akhirat, bukan hanya sebatas dunia sebagaimana sistem pemerintahan di atas.

 

Ada lagi sistem pemerintahan feodalisme di mana tanah dan kekayaan dimiliki oleh kelompok kecil aristokrat atau bangsawan. Hubungan feodal sering kali berpusat pada pertukaran pelayanan dan perlindungan. Ini merupakan sistem buruk dan penuh ketidak adilan yang bertentangan dengan Islam.

 

Ada lagi sistem pemerintahan anarki yang tidak ada pemerintahan formal atau otoritas sentral. Keputusan dan kontrol berada pada tingkat lokal atau individual. Jelas ini merupakan sistem yang busuk. Ada lagi sistem militarisme, dimana kekuasaan pemerintahan berada di tangan militer atau kelompok militer. Keputusan politik dan pemerintahan dikendalikan oleh aparat militer.

 

Terakhir adalah sistem pemerintahan sosialisme dan komunisme, dimana pemilikan kolektif atas sumber daya ekonomi dengan distribusi kekayaan yang lebih merata. Tahap lanjut dari sosialisme di mana tidak ada kepemilikan pribadi dan semua kepemilikan bersifat kolektif. Ini adalah sistem pemerintah yang ateis, tidak mengakui keberadaan tuhan, maka tentu saja merupakan pemerintahan yang buruk dan busuk. Sistem buruk akan melahirkan pemimpin buruk.

 

Islam memandang pemimpin sekaligus sistem kepemimpinannya, dua-duanya harus benar dalam pandangan Islam. Bahkan pemimpin yang buruk didoakan buruk oleh Rasulullah. Ya Allah, siapa saja yang mengurusi urusan dari umatku, lalu ia membuat susah umatku, maka susahkanlah dia. Dan siapa saja yang mengurusi urusan dari umatku, lalu ia sayang pada umatku, maka sayangilah ia.” (HR. Muslim, no. 1828).

 

Para ulama, seperti Syaikh Shalih Al Fauzan, Syaikh Abdul Aziz bin Baz, Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin, Syaikh Sulaiman Ar Ruhaili, dan para ulama sunnah lainnya, ketika menjelaskan hadits ini, penjelasan mereka tidak lepas dari: (1) Hadits ini adalah ancaman bagi para pemimpin yang zalim kepada rakyatnya. (2) Hadits ini adalah motivasi bagi para pemimpin untuk menyayangi rakyatnya. (3) Hadits ini menunjukkan al jaza’ min jinsil ‘amal, balasan sesuai dengan perbuatan. (4) Hadits ini menunjukkan sayangnya Rasulullah kepada umatnya.

 

(AhmadSastra,KotaHujan,24/01/24 : 08.15 WIB) 


__________________________________________ Website : https://www.ahmadsastra.com Twitter : https://twitter.com/@ahmadsastra1 Facebook : https://facebook.com/sastraahmad FansPage: https://facebook.com/ahmadsastra76 Channel Telegram : https://t.me/ahmadsastraofficial Instagram : https://instagram.com/sastraahmad

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Categories