DUHAI UMAT ISLAM, KENALI MUSUH BERSAMA, LANTAS BERSATULAH - Ahmad Sastra.com

Breaking

Rabu, 07 Februari 2024

DUHAI UMAT ISLAM, KENALI MUSUH BERSAMA, LANTAS BERSATULAH



 

Oleh : Ahmad Sastra

 

Tidak ada paksaan dalam beragama. Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar dari pada jalan yang sesat. Karena itu, barangsiapa yang ingkar kepada thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul yang sangat kuat, yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS Al Baqarah : 256)

 

Kenapa Allah mewajibkan seorang muslim untuk ingkar kepada thoghut ?. Jawabnya, sebab thaghut akan menjauhkan umat Islam dari keimanan kepada Allah. Begitulah karakter musuh-musuh Islam yang kerja utamanya adalah menjauhkan kaum muslimin dari agamanya. Musuh utama umat Islam adalah thaghut, dengan berbagai maknanya, sebab istilah thaghut memiliki makna yang luas.  

 

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), tagut atau thaghut adalah yang disembah orang, tetapi bukan tuhan. Thaghut adalah apa saja yang disembah selain Allah SWT. Dalam Islam, thaghut adalah istilah yang kerap kali merujuk pada berhala. Thaghut adalah istilah yang berasal dari bahasa Arab ṭāġūt, yang tersusun dari tiga akar kata Semitik, Ṭho-Gho-Ta yang bermakna "melampaui batas."

 

Orang-orang kafir dan atau munafik yang menyerang umat Islam dengan terang-terangan adalah bagian dari thaghut ini. Termasuk individu atau kelompok-kelompok yang secara fisik mengancam atau menyerang umat Islam. Ini bisa termasuk musuh-musuh dalam peperangan atau konflik bersenjata, serta mereka yang melakukan kekerasan atau penindasan terhadap umat Islam di mana pun.

 

Ketika umat Islam diserang, dizolimi, dijajah dan sejenisnya oleh seseorang atau sekelompok orang, maka mereka bisa dikategorikan sebagai thaghut. Umat Islam yang ada di berbagai belahan dunia yang kini dijajah dan dizalimi seperti di Palestina mengindikasikan bahwa yahudi israel adalah thaghut.

 

Allah telah menegaskan bahwa yahudi dan nasrani tidak akan pernah ridho kepada umat Islam, sebagaimana firmanNya : Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)". Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu. (QS Al Baqarah : 120)

 

Ini merujuk pada kekuatan-kekuatan jahat atau setan yang berusaha untuk menggoda atau menyesatkan manusia dari jalan yang benar dalam Islam. Musuh spiritual juga bisa merujuk pada godaan-godaan dunia yang menghalangi seseorang dari beribadah kepada Allah dengan benar.

 

Maka, jika seorang muslim melakukan penyembahan dan ketundukan kepada selain Allah, maka sesembahan itu termasuk thaghut dan karenanya menjadi musuh bagi umat Islam. Pada zaman jahiliyah, berhala-berhala adalah termasuk thaghut, karena berhala itu disembah. Padahal hanya Allah yang berhak disembah oleh manusia.

 

Secara lebih umum, "thaghut" bisa mencakup segala sesuatu yang memperdaya manusia untuk menyimpang dari jalan yang benar atau menggantikan ketaatan kepada Allah dengan ketaatan kepada kekuatan dunia atau hawa nafsu. Jadi, dalam Islam, memahami dan menolak thaghut merupakan bagian penting dari keyakinan untuk mengikuti jalan yang benar dan taat kepada Allah semata.

 

Selain yang bersifat fisik sebagaimana dijelaskan di atas, maka thaghut juga bisa dimaknai dalam bentuk kepercayaan atau ideologi yang menyimpang dari Islam dan akan mengantarkan kepada kesesatan. Ideologi atau sistem nilai yang bertentangan dengan ajaran Islam termasuk thaghut. Ini bisa mencakup ideologi-ideologi yang menolak atau menindas agama Islam, serta nilai-nilai yang bertentangan dengan ajaran Islam, seperti nasionalisme, demokrasi, sekulerisme, pluralisme, kapitalisme, materialisme, komunisme, liberalisme, humanisme, feminisme, dan isme-isme sejenis.

 

Substansi ideologi demokrasi adalah kedaulatan milik rakyat atau milik manusia dan tentu saja mengabaikan Allah. Sementara dalam Islam, kedaulatan hukum adalah milik Allah. Al Qur’an adalah sumber hukum bagi umat Islam, sementara Al Qur’an adalah kalamullah. Artinya yang berhak membuat hukum hanyalah Allah, bukan manusia. Kewajiban manusia adalah tunduk sepenuhnya kepada hukum Allah dan mengingkari hukum thaghut.  Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang Allah turunkan, maka mereka itu adalah orang-orang kafir. (QS Al Maidah : 44).

 

Hakikat kebenaran adalah dari Allah semata, bukan dari kesepakatan manusia (consensus sosial). Sementara demokrasi menjadikan manusia sebagai sumber hukum dan menjadikan konsensus sosial sebagai kebenaran. Demokrasi menjadikan suata terbanyak sebagai ukuran kebenaran. Padahal Allah berfirman : Dan jika kamu mengikuti kebanyakan orang-orang yang di bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta belaka. (QS Al An’am : 116).

 

Demokrasi sekuler yang memang merupakan ideology dari kafir barat juga terbukti telah menyebabkan perpecahan umat Islam. Demokrasi melahirkan nation state yang telah memecah belah umat Islam antara negara. Muslim tidak lagi terikat dengan akidah, namun lebih terikat dengan aturan negaranya. Sementara dalam negaranya sendiri, umat Islam juga terpecah belah hanya karena perbedaan ormas, partai atau mazhab. Inilah keburukan demokrasi yang jelas merupakan thaghut yang pastinya menjadi musuh bagi keimanan dan keislaman.

 

Padahal Allah menegaskan bahwa sesama muslim adalah saudara dalam surah Al-Hujurat (49:10): Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, maka damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat.

 

Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim: Dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda, "Seorang Muslim adalah saudara bagi Muslim yang lain. Dia tidak boleh menzalimi dia, tidak boleh menyerahkan dia kepada musuh, dan tidak boleh mendustakan dia."

 

Hadis Riwayat Muslim: Dari Anas bin Malik, Rasulullah bersabda, "Tidak akan masuk Surga seseorang dari kalangan kalian sehingga ia beriman dan tidak akan beriman seorang dari kalangan kalian sampai ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri."

 

Islam juga merumuskan musuh dari apa yang ada dalam diri manusia. Dalam Islam, terdapat konsep jihad al-nafs atau "perjuangan melawan diri sendiri." Ini merujuk pada pertarungan batiniah setiap individu untuk mengatasi godaan-godaan hawa nafsu dan dorongan-dorongan negatif dalam dirinya yang bisa menghalangi ketaatan kepada Allah. Hawa nafsu yang cenderung kepada keburukan adalah musuh bagi seorang muslim. Hawa nafsu yang menguasai fir’aun sehingga di melampaui batas dengan mengaku sebagai tuhan adalah bagian dari thaghut.

 

Karena itu, dalam Islam, thaghut adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada segala sesuatu yang dianggap melebihi batas dan mengambil tempat Allah dalam hal penyembahan atau ketaatan. Istilah ini sering kali digunakan untuk menggambarkan bentuk-bentuk penyembahan berhala atau penyerahan kepada kekuatan atau otoritas selain Allah karena mengikuti hawa nafsu.

 

Dalam hal ini, Allah berfirman : Dan apakah kamu telah melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai ilah? Maka apakah kamu menjadi pemelihara atas mereka?. (QS Al Furqan : 43). Merujuk kepada makna yang luas tentang thaghut, maka hawa nafsu yang menjauhkan manusia dari jalan Allah termasuk thaghut.  

 

Pada zaman modern, istilah thaghut adalah juga merujuk pada penguasa zalim seperti pada surah An-Nisa ayat 60 : Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelum kamu? Mereka hendak berhakim kepada thaghut, padahal mereka telah diperintah mengingkari thaghut itu. Dan syaitan bermaksud menyesatkan mereka (dengan) penyesatan yang sejauh-jauhnya.

 

Filsuf modern Muslim Abdul A’la Maududi juga mendefinisikan dalam tafsir Al-Qur’an bahwa thaghut adalah "makhluk yang tidak hanya memberontak kepada Allah, tetapi juga melampaui batas". Dengan demikian, thaghut adalah istilah yang juga bisa merujuk pada setiap orang yang dianggap anti-Islam, misalnya tokoh-tokoh Imperialisme Barat dan kaki tangannya.

 

Thaghut adalah istilah yang memiliki makna cukup luas jika merujuk pada ayat-ayat Al-Qur’an. Ada beberapa ayat Al-Qur’an yang menggunakan kata thaghut ini dengan makna yang berbeda masing-masingnya. Dalam Al-Qur’an, makna thaghut adalah sebagai berikut : berhala (QS An Nisa : 51), Apa pun yang disembah selain Allah ( QS Al-Anbiya’ ayat 29) , Kelompok kafir dari ahli kitab dan kaum musyrikin (QS An Nisa : 60), Setan, yang menyeru untuk beribadah kepada selain Allah (QS Yasin : 60), Orang-orang zalim termasuk penguasa dan hakim, peramal, dan musuh-musuh nabi (QS An-Nisa’ : 76)  dan Orang yang mengaku tahu ilmu gaib (QS An-Naml : 65).

 

Akhirnya, adalah penting bagi seorang muslim Memahami siapa musuh yang sesungguhnya, baik dalam kehidupan pribadi maupun kehidupan sosial. Dalam kehidupan individu, maka seorang muslim wajib mengingkari dan melawan thaghut. Sementara dalam kehidupan sosial, umat Islam harus bersatu padu melawan thaghut dan membuangnya  serta menggantikan dengan sistem Islam.

 

(AhmadSastra,KotaHujan,07/02/24 : 15.30 WIB) 

__________________________________________ Website : https://www.ahmadsastra.com Twitter : https://twitter.com/@ahmadsastra1 Facebook : https://facebook.com/sastraahmad FansPage: https://facebook.com/ahmadsastra76 Channel Telegram : https://t.me/ahmadsastraofficial Instagram : https://instagram.com/sastraahmad

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Categories