[14] THE POWER OF RAMADHAN - Ahmad Sastra.com

Breaking

Minggu, 24 Maret 2024

[14] THE POWER OF RAMADHAN



 

Oleh : Ahmad Sastra 

 

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa (QS Al Baqarah : 183). Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. (QS Ali Imran : 110).

 

Alhamdulillah, kembali kita berjumpa melalui tulisan seri The Power Of Ramadhan hari ke empat belas bulan suci Ramadhan 1445 H. Sebagai seorang muslim yang senantiasa beriman, bertaqwa dan bersyukur kepada Allah hendaknya selalu menjadikan bulan suci Ramadhan sebagai bulan yang mendatangkan kekuatan. Tulisan ini masih fokus kepada bagaimana Ramadhan seharusnya memberikan kekuatan dan dampak positif bagi seorang pemimpin.

 

Seorang pemimpin muslim wajib hukumnya meneladani kepemimpinan Rasulullah, sebab beliau adalah teladan utama bagi seorang muslim. Sejalan dengan firman Allah : Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah (QS Al ahzab : 21).

 

Rasulullah adalah pemimpin yang sangat dipercaya, sehingga beliau diberikan gelar Al Amin karena sifat-sifat mulianya, bahkan dipercaya sejak sebelum menjadi pemimpin Daulah madinah. Begitulah seharusnya seorang pemimpin muslim, selain harus memiliki sifat-sifat mulia, seorang pemimpin dalam Islam juga harus mewujudkan seluruh apa yang diperintahkan Allah dan menjauhi apa yang dilarang Allah dalam merumuskan kebijakan daulah Islam.

 

Siapapun, termasuk seorang pemimpin, mencintai Rasulullah dengan meneladani kepemimpinannya adalah yang akan mendapatkan pahala berlimpah dari Allah SWT. Meneladani pola pikir dan pola sikap Rasulullah merupakan kewajiban bagi seorang pemimpin. Karena itu salah satu ekspresi kecintaan kepada Rasulullah adalah dengan meneladani sunnah-sunnahnya. Keseluruhan perilaku Rasulullah adalah kemuliaan. Perintah dan larangan Rasulullah adalah manifestasi dari perintah dan larangan Allah.

 

Pemimpin muslim hendaknya bisa meneladani seorang sahabat bernama Tsauban yang begitu mencintai Rasulullah. Dikisahkan ada seorang sahabat yang begitu mencintai Rasulullah melebihi cintanya kepada manusia manapun di dunia ini. Adalah sahabat yang bernama Tsauban dan sering dijuluki Maula Rasulullah. Sahabat ini tidak mau pulang ke Yaman setelah pembebasan dirinya. Beliau memutuskan untuk selalu membersamai Rasulullah, menjadi pelayan setia beliau. Tsauban memeluk Islam dan menjadi pelayan Nabi Muhammad sehingga begitu dekat dengan sang Nabi.

 

Suatu hari Rasulullah melihat Tsauban dengan muka bersedih seperti sedang sakit. Dari raut mukanya terlihat menyimpan gurat kesedihan yang sangat mendalam. Kondisi itu tidak seperti biasanya, sebab Tsauban adalah sahabat yang senantiasa berbahagia karena selalu membersamai Rasulullah. Namun kali ini, wajahnya begitu murung yang memaksa Rasulullah untuk menanyakan hal ini.

 

"Kenapa wajahmu masam begitu, Tsauban?". Tanya Rasulullah. "Tidak apa-apa, Rasulullah". Jawabnya. "Aku tidak sakit. Hanya, kalau tidak melihatmu, aku kesepian. Kemudian, kalau teringat akhirat, andai aku masuk surga, aku takut tak dapat melihatmu lagi. Sebab, kau diangkat ke surga tertinggi bersama para Nabi. Lalu, mana tempatku dibanding tempatmu ?. Mana peringkatku dibanding peringkatmu ?.  Dan, jika aku tidak masuk surga, niscaya aku tak dapat melihatmu lagi selamanya, sesungguhnya masalah inilah yang telah membuat saya bersedih". 

 

Rasulullah terharu dengan jawaban Tsauban tersebut. Beliau juga menjadi kasihan dengan pelayannya itu, karena melihat kondisi fisik dan psikologinya.  Namun tak lama setelah itu turun wahyu kepada Rasulullah, yaitu Al-Qur’an Surat (QS) An Nisaa’  ayat 69 yang menjawab kegundahan Tsauban bahwa kelak siapapun yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya, maka ia akan bersama-sama dengan orang yang dianugerahi Allah, yaitu para nabi, para shiddiqin, para syuhada’ dan para orang shaleh.

 

Allah berfirman : Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.

 

Rasulullah SAW adalah satu-satunya pribadi yang wajib diteladani dalam semua hal; sebagai ahli ibadah, sosok yang berakhlak mulia, suami yang lembut, ayah dan kakek teladan, panglima perang, juga sebagai kepala negara terbaik. Salah satu pembuktian cinta Rasulullah adalah ketaatan sepenuhnya kepada seruan Rasulullah. Sungguh jawaban kaum Mukmin itu, jika mereka diseru kepada Allah dan Rasul-Nya agar Rasul menghukum di antara mereka, ialah ucapan. "Kami mendengar dan kami patuh." Mereka itulah orang-orang yang beruntung (TQS an-Nur [24]: 51).

 

Bagi pemimpin muslim hari ini yang tak lagi bersama Rasulullah, maka kecintaannya kepada beliau mesti diekspresikan dengan kerinduan, ketaatan, pembelaan dan perjuangan Islam sebagaimana Rasulullah juga memperjuangkan Islam agar menjadi pandangan hidup manusia, demi keselamatan di dunia dan akhirat. Meneladani Rasulullah sebagai bentuk cinta harus secara keseluruhan, sebab Rasulullah adalah satu-satunya teladan bagi setiap mukmin. Menerapkan hukum Allah secara kaffah adalah bukti nyata kecintaan seorang pemimpin muslim.

 

Di antara keteladanan Nabi saw. yang wajib ditiru adalah kepemimpinan beliau atas umat manusia. Rasulullah saw. bukan sekadar pemimpin spiritual, tetapi juga kepala Negara Islam pertama. Rasulullah saw. menyusun Piagam Madinah. Beliau mengangkat para wali (gubernur) dan hakim. Beliau memimpin dan mengirim pasukan serta mengangkat para komandan perang. Beliau mengatur perekonomian. Beliau pun mengirim para utusan untuk menyampaikan dakwah Islam ke berbagai kabilah, termasuk ke Kekaisaran Romawi dan Persia.

 

Tidak aneh jika kepemimpinan Rasulullah saw. mengundang pujian dari berbagai cendekiawan dan orientalis. Di antaranya dari Dr. Zuwaimer, orientalis Kanada, dalam bukunya, Timur dan Tradisinya. Dia mengatakan, "Tidak diragukan lagi bahwa Muhammad adalah pemimpin agama terbesar. Bisa juga dikatakan bahwa dia adalah seorang reformis, mumpuni, fasih, pemberani dan pemikir yang agung."

 

Sebagai seorang pemimpin atau kepala Negara madinah, Rasulullah saw. senantiasa memperhatikan dan melayani kepentingan rakyat. Beliau, misalnya, memerintahkan Baitul Mal untuk melunasi utang-utang kaum fakir-miskin. Inilah pendapat yang disampaikan Imam al-Qurthubi dalam tafsirnya saat menjelaskan firman Allah SWT : Nabi itu lebih utama bagi kaum Mukmin daripada diri mereka sendiri (TQS al-Ahzab [33]: 6).

 

Rasulullah SAW memang memungut jizyah dari kaum kafir ahludz dzimmah dan memberlakukan sejumlah hukum syariah atas mereka. Namun, beliau pun melindungi mereka dari tindak kezaliman. Beliau juga membebaskan mereka untuk menjalankan ibadah, makan-minum, pernikahan sesuai agama mereka.

 

Beliau bersabda : Ingatlah, siapa saja yang menzalimi, merendahkan dan membebani seorang kafir mu’ahad melebihi kemampuannya, atau mengambil sesuatu dari dirinya tanpa keridhaannya, maka aku menjadi lawannya pada Hari Kiamat (HR Abu Dawud).

 

Nah, diri kita hakikatnya adalah seorang pemimpin, maka jadikan Rasulullah sebagai teladan dalam kepemimpinan diri kita. Lebih khusus lagi adalah pemimpin umat atau rakyat yang jelas mendapatkan amanah besar untuk mengurus urusan umat, maka Ramadhan ini mestinya menumbuhkan kekuatan besar bagi kesadaran dan komitmen untuk meneladani kepemimpinan Rasulullah secara kaffah, yakni dengan menerapkan isi Al Qur’an secara keseluruhan. Islam adalah inspirasi sekaligus aspirasi bagi seorang pemimpin muslim.

 

(Kota Hujan, 24/03/24 M – 14 Ramadhan 1445 H, 05 : 35 WIB)

 

 

 

 


__________________________________________ Website : https://www.ahmadsastra.com Twitter : https://twitter.com/@ahmadsastra1 Facebook : https://facebook.com/sastraahmad FansPage: https://facebook.com/ahmadsastra76 Channel Telegram : https://t.me/ahmadsastraofficial Instagram : https://instagram.com/sastraahmad

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Categories