ANTARA GENOSIDA GAZA DAN NERAKA AMERIKA



 

Oleh : Ahmad Sastra

 

Pada hari Rabu tanggal 8 Januari 2025, Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump, menyampaikan ancaman kepada Hammas jika tidak segera membebaskan orang-orang Israel  yang menjadi tawanan mereka, maka dia akan menjadikan gaza sebagai neraka. Ancaman itu disampaikan Donald Trump ketika dia berpidato di Mar-a-Lago di Palm Beach, Florida, AS, 7 Januari 2025. Donald Trump berkata, “It will not be good for Hamas and it will not be good, frankly, for anyone. All hell will break out. I don’t have to say anymore, but that’s what it is.”

 

Sejumlah warganet kemudian menghubungkan pidato tersebut dengan kejadian kebakaran di Los Angeles (LA). Mereka mengatakan bahwa "neraka" telah lebih dulu terjadi di LA yakni pada Selasa. 7 Januari 2025. Kobaran api yang melahap ribuan bangunan di sana disebut banyak orang bagaikan neraka. Sementara di negara bagian lain, seperti Texas, justru sedang muslim salju setinggi 30 cm, hingga membatalkan lebih dari 10000 penerbangan pesawat dan menghentikan aktivitas masyarakat Amerika Serikat. 

 

Peristiwa yang terjadi pada Selasa pagi (7/1) ini berpusat di distrik Pacific Palisades, menyebabkan kepanikan dan kerugian besar di wilayah tersebut dan sekitarnya. Termasuk kawasan elit di Los Angeles dilaporkan hangus terbakar dengan cepat, bahkan api menyebar ke beberapa wilayah sekitar Pacific Palisades, seperti Eaton, Hurts, hingga Hollywood Hills di sekitar sunset.

 

Selain itu, daerah yang dilalap api ini juga merupakan tempat tinggal sejumlah artis Hollywood, termasuk Paris Hilton, Mandy Moore, Jamie Lee Curtis, Billy Crystal, dan Cameron Mathison. Akibat peristiwa ini, sejumlah acara besar Hollywood yang rencananya akan digelar dalam waktu dekat terpaksa ditunda tanpa batas waktu yang pasti. setidaknya ada tiga penyebab utama kebakaran hutan di Californai. Pertama, fenomena santa ana dan perubahan iklim yang ekstrem. Kedua, tata dan aturan kota California yang buruk karena banyaknya perumahan. Ketiga, krisis air di Los Angeles

 

Hingga tulisan ini dibuat, api yang menjilat negara bagian Amerika belum bisa dipadamkan sepenuhnya. Kebakaran Los Angeles, Amerika Serikat diperkirakan menyebabkan kerugian hingga ribuan triliun rupiah. Perusahaan peramal cuaca Amerika Serikat, AccuWeather memperkirakan kerusakan dan kerugian ekonomi mencapai US$ 135 miliar hingga US$ 150 miliar atau setara Rp 2.200 triliun hingga Rp 2.447 triliun. Tak tanggung-tanggung, sekitar 950 narapidana di California diterjunkan juga untuk membantu para petugas pemadam kebakaran.  

 

"Diperlukan waktu berminggu-minggu atau berbulan-bulan untuk menentukan besarnya kerusakan yang diasuransikan, tetapi kebakaran hutan Los Angeles kemungkinan termasuk di antara kebakaran hutan yang paling merugikan dalam sejarah negara bagian ini," kata Moody's Ratings yang dilansir dari Reuters.

 

Kebakaran Los Angeles masih berlangsung selama tujuh hari berturut-turut. Para pemadam kebakaran berlomba untuk mengendalikan batas-batas pada Minggu, 12 Januari 2025, mengambil keuntungan dari jeda sejenak dalam kondisi yang berbahaya sebelum angin kencang diperkirakan akan mengobarkan api lagi, Reuters melaporkan. Sedikitnya 24 orang tewas dalam bencana yang menurut Gubernur California Gavin Newsom merupakan bencana alam paling dahsyat dalam sejarah AS, yang menghancurkan lebih dari 13.000 rumah dan memaksa 180.000 orang mengungsi.

 

Tak berhenti sampai di situ, kini Los Angeles menghadapi ancaman baru di tengah kebakaran yang belum kunjung padam. Tornado api yang mengerikan terekam sedang berputar di Los Angeles saat kota di California itu terus dirusak oleh kebakaran hutan yang mematikan. 'Firenado' terlihat sekitar pukul 10.45 malam waktu setempat pada Jumat, 10 Januari 2025 di wilayah Pacific Palisades. Di Palisades, ribuan rumah telah hancur.

 

Tornado api tertangkap kamera berputar di dekat perimeter kebakaran Palisades. Tornado api terjadi saat angin bertemu bersama saat terjadi kebakaran. Angin ini dapat melebar hingga sekitar 152 meter.

 

Menurut Perpustakaan Kongres AS, tornado api sesungguhnya langka. Angin topan ini " danselalu dikaitkan dengan perilaku kebakaran ekstrem. "Mereka juga disebut sebagai 'tornado pirogenetik', yang mengacu pada cara terbentuknya, dengan pusaran kekuatan tornado seperti tornado tradisional," demikian bunyi sebuah artikel di situs web Perpustakaan Kongres yang dilansir dari 9News.

Sebelum kebakaran, di Amerika ada 200 juta penduduk AS, atau 63% populasi hidup dari "pay ceck to pay ceck". Maknanya? Penghasilan mereka hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup harian mereka. Pekerjaan di AS saat ini semakin sulit, kurang lebih 2 juta orang AS menjadi gelandangan alias tunawisma dan homeless.

 

Menurut Sebagian analis, kondisi homeless di AS lebih parah dibanding kebanyakan negara Afrika sekalipun. Rendahnya gaji dibanding biaya hidup. UMR di AS saat ini rata-rata hanya cukup untuk hidup 2 minggu.. Bandingkan dengan Indonesia. UMR di Indonesia masih cukup untuk hidup 1 bulan. Sebanyak 1% penduduk AS menguasai kekayaan 90% AS. Sementara, 80% rakyat AS memiliki hutang pribadi yang sangat.

 

Setelah terjadi kebakaran hutan di California, maka semakin memperburuk kondisi ekonomi AS. Kerugian sektor Industri, Asuransi dan Wisata. Kerugian lembaga. Kelistrikan, Gas,  Air, dan sarana umum. Pemangkasan suku bunga bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed)

 

Bursa AS Wall Street ambruk berjamaah. Bursa Eropa juga kebakaran pada Jumat pekan lalu dan masih berlanjut hingga hari ini, Senin (5/8/2024).  Pada Senin sore pukul 16.31 WIB, indeks FTSE yang ada di London, Inggris melemah 2,15%,, indeks DAX. Jerman ambles 2,23% dan indeks CAC Prancis jatuh 1,92%. Bursa Asia juga menjadi lautan merah pada Jumat pekan lalu dan hari ini. Pada perdagangan hari ini, Senin (5/8/2024), indeks Nikkei Jepang menjadi yang terparah dengan anjlok 12,4%.

 

 

Genosida Gaza

 

Sejumlah aktivis anti-Israel menghubungkan perang Gaza dan pengeluaran militer AS di Israel dengan kebakaran Los Angeles. “Ketika pajak AS digunakan untuk membakar orang hidup-hidup di Gaza, kami tidak akan terkejut ketika api itu kembali menyala,” ujar Code Pink, kelompok aktivis sayap kiri AS di akun di Instagram.

 

Dilansir dari Times of Israel, Code Pink mengatakan telah menekan Senator California Alex Padilla di kantornya di Washington, DC. Code Pink menghubungkan perang di Gaza dengan perubahan iklim.

 

Kelompok Yahudi AS Jewish Voice for Peace yang anti-Zionis, dalam sebuah unggahan Instagram tentang kebakaran Los Angeles tersebut, mengatakan, “Alih-alih mengalokasikan sumber daya untuk membuat negara kita layak huni, pemerintah malah mengalokasikan miliaran dolar untuk genosida yang dilakukan Israel terhadap warga Palestina di Gaza.”

 

Pada hari ke-368 agresi Israel ke Jalur Gaza, penjajah Israel melakukan delapan pembantaian terhadap keluarga-keluarga di Jalur Gaza, di mana 56 korban tewas dan 278 korban luka-luka tiba di rumah sakit dalam waktu 24 jam. Sejak 7 Oktober 2023, jumlah korban tewas akibat agresi Israel telah meningkat menjadi 41.965 martir dan 97.590 orang terluka.

 

Setidaknya 51 warga Palestina lainnya tewas dalam serangan Israel yang tak henti-hentinya di Jalur Gaza, sehingga menambah jumlah korban tewas secara keseluruhan sejak Oktober 2023 menjadi 45.936 orang, kata Kementerian Kesehatan di wilayah kantong tersebut pada Rabu 8 Januari 2025. Pernyataan kementerian menambahkan bahwa sekitar 109.274 orang lainnya terluka dalam serangan yang sedang berlangsung.

 

Pasukan pendudukan Israel terus melakukan pembantaian di Jalur Gaza, diperparah dengan blokade udara, laut, dan darat yang memperdalam penderitaan warga. Penjajah Israel melakukan tiga pembantaian terpisah di berbagai lokasi di Jalur Gaza, yang menyebabkan banyak korban gugur dan luka-luka. Jumlah korban tewas akibat bombardir penjajah Israel terhadap kamp Nuseirat dan al-Bureij di Gaza tengah meningkat menjadi 27 orang. Pencarian orang hilang dan tewas sedang berlangsung di sebuah bangunan yang menjadi target penjajah di Blok 3 kamp al-Bureij, yang menjadi tempat penampungan bagi puluhan pengungsi. (Tempo.co).

 

Tempo.co juga menulis bahwa selain itu, di Khirbet al-Adas, sebelah utara kota Rafah di Jalur Gaza selatan, penembakan Israel terhadap sebuah masjid mengakibatkan kematian seorang wanita dan melukai beberapa orang lainnya. Al Mayadeen juga melaporkan adanya tembakan dari helikopter Israel yang diarahkan ke rumah-rumah penduduk di daerah Beit Lahia di utara Gaza, yang menargetkan kamp Jabalia, Beit Lahia, dan siapa pun yang bergerak di wilayah utara.

 

Duta Besar Palestina untuk Indonesia, Zuhair al-Shun, mendorong masyarakat internasional untuk menghentikan agresi Israel terhadap Palestina. Sebab militer Israel telah melakukan genosida terhadap warga sipil, khususnys di Gaza. Shun pun mempertanyakan tujuan genosida itu. "Apa yang ada di balik perang ini? Untuk memaksa warga Palestina meninggalkan tanah air mereka? Untuk mengakhiri martabat Palestina?" kata Shun saat menghadiri deklarasi dukungan dan solidaritas untuk Palestina di kantor Kedutaan Besar Palestina, Menteng, Jakarta Pusat, pada Rabu, 8 Januari 2025.(Tempo.co)

 

Genosida Gaza dan Neraka Amerika

 

Dilansir dari detikEdu yang mengutip analisa Rory Hadden, peneliti ilmu kebakaran di Universitas Edinburgh dan Maria Lucia Ferreira Barbosa dari Pusat Ekologi & Hidrologi Inggris. Mereka menyebutkan bahwa kebakaran yang terjadi di Los Angeles terjadi karena fenomena angin Santa Ana atau Föhn, yang bergerak sangat cepat, sangat kering, dan berperilaku tak menentu. Angin tersebutlah yang menyebabkan kebakaran di LA mudah menyebar dan membesar. Angin yang membawa api dan membakar telah disinggung Allah dalam Al Qur’an :

 

Apakah ada salah seorang di antaramu yang ingin mempunyai kebun kurma dan anggur yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; dia mempunyai dalam kebun itu segala macam buah-buahan, kemudian datanglah masa tua pada orang itu sedang dia mempunyai keturunan yang masih kecil-kecil. Maka kebun itu ditiup angin keras yang mengandung api, lalu terbakarlah. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada kamu supaya kamu memikirkannya (QS Al Baqarah : 266)

 

Meski kebakaran bisa disebabkan oleh hukum alam, namun, penting juga diketahui bahwa api dan angin adalah makhluk Allah atau tentara Allah yang setiap saat siap diperintahkan Allah. Neraka amerika bisa jadi karena diawali oleh gejala alam yang memang kering dan tandus akibat kemarau, bisa juga disengaja dibakar karena ada tujuan yang lebih besar, bisa juga karena azab Allah atas kejahatan amerika mendukung genosida Gaza.

 

Semua sangat mungkin terjadi, tapi yang parti, kini api menjalar tanpa bisa dikendalikan dan melalap hampir semua yang disentuhnya. Tentu saja fakta ini diluar kendali manusia dan pastinya semua orang tidak akan menyangka akan separah ini. Kobaran api hanyalah setitik api neraka jika mau dibandingkan.

 

Setitik api telah memporak-porandakan Amerika. Kajahatan Amerika memang sudah sangat keterlaluan dengan membantu data besar kepada Israel untuk membeli senjata dan dipakai untuk membunuh rakyat palestina. Dalam dimensi teologis, kini Amerika tengah menerima balasan dari Allah atas kehahatannya. Semoga Allah juga segera membumi hanguskan Israel hingga rata dengan debu.

 

Ucapan Trump akan menciptakan neraka di Gaza, sungguh berlebihan dan oleh sebab itu, pantaslah kemudian jika Allah SWT membalas ucapan jahat itu dengan menimpakan azab yang dahsyat dan sangat mengerikan berupa api yang membara kepada rakyat Donald Trump, khususnya di daerah Los Angeles, di negara bagian California, Amerika Serikat.

 

Syekh Dr. Kamal Barbari mengomentari kebakaran hebat nan dahsyat di Los Angeles Amerika Serikat itu, dengan mengatakan : “Sesungguhnya Allah SWT ingin agar semua orang tahu bahwa segala sesuatu itu ada di tangan-Nya, dan bahwa tidak boleh seorang pun berkata, “Aku akan membuat daerah ini dan itu menjadi neraka.” Jadi Allah SWT sajalah yang telah menciptakan surga dan neraka, dan di tangan-Nya saja segala sesuatunya. Allah SWT telah menjawab (ucapan itu) dengan api yang menyala-nyala dan tidak ada seorang manusia yang mampu memadamkannya, agar semua orang tahu bahwa Allah sajalah yang memegang kendali atas urusan-Nya. Dan Allah sungguh telah mengubah sejumlah wilayah di Amerika Serikat menjadi neraka dan manusia tidak mampu memadamkan apinya, dengan tujuan bahwa Allah ingin menunjukkan kepada mereka sebagian dari apa yang telah Allah lakukan agar mereka dapat kembali (ke jalan yang benar).” (https://www.almasryalyoum.com/news/details/3350274).

 

“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan (dosa dan maksiat) manusia. (Melalui hal itu) Allah bermaksud agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka itu, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS Al-RÅ«m : 41)

 

Sementara itu, terkait dengan genosida rakyat Gaza oleh Israel dan Amerika, para Duta Besar negara anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI) di Rumania, pada Rabu, 2 Oktober 2024, mendesak semua pihak menghentikan segala dukungan terhadap agresi Israel. Ini sebagai sebuah gerakan solidaritas untuk Lebanon, dan rakyat Palestina. Dalam pernyataan diplomatik yang disampaikan di Kedutaan Lebanon di Bucharest, 20 Duta Besar negara anggota OKI mendesak komunitas internasional untuk memastikan penghormatan terhadap resolusi PBB dan hukum internasional serta menghentikan segala dukungan terhadap Israel.

 

“Setahun yang lalu, kami berdiri dalam solidaritas untuk mengutuk agresi Israel di Gaza, Al-Quds Al -Sharif dan Tepi Barat. Hampir satu tahun kemudian, meski mendapat kecaman global, situasi di Gaza dan Tepi Barat semakin memburuk,” kata Duta Besar Indonesia untuk Rumania dan Republik Moldova, Meidyatama Suryodiningrat, yang mewakili para kepala perwakilan negara anggota OKI. (Tempo.co)

 

Sementara, Imam Besar Universitas Al-Azhar Mesir, Syekh Ahmed Al-Tayeb, mengkritik negara-negara di dunia atas sikap diam dan kemunafikan mereka terhadap perang dahsyat Israel terhadap Lebanon dan Jalur Gaza yang telah merenggut nyawa puluhan ribu orang, dan menggambarkannya sebagai "skizofrenia politik". Hal ini disampaikan dalam sebuah pertemuan dengan Presiden Persekutuan Gereja-gereja Injili Timur Tengah, Pendeta Andre Zaki, dan sebuah delegasi dari Dewan Gereja-gereja Afrika Selatan dan gereja-gereja Amerika.

 

Dari dua peristiwa yakni genosida Gaza dan neraka Amerika, ada beberapa pelajaran yang bisa kita ambil. Pertama, satu nyawa muslim palestina yang syahid, sesungguhnya harganya lebih mahal dibandingkan kerugian ribuan triliun akibat kebakaran Amerika. Sebab satu orang terbunuh tanpa hak seperti membunuh semua manusia di dunia. Bahkan dalam Islam runtuhnya ka’bah, lebih murah dibandingkan dengan hilangnya nyawa seorang muslim. Sementara nyawa yang melayang di Gaza bukan hanya satu, namun puluhan ribu.  Jika Amerika dan Israel sama sekali habis rata dengan debu 100 persen sekalipun, maka tak akan bisa menggantikan harga satu nyawa muslim palestina. Semoga penguasa zalim israel dan amerika akan mendapatkan balasan dari Allah di dunia dan di akhirat.

 

Kedua, Genosida di Gaza sudah lebih 14 bulan sejak 7 Oktober 2023. Korban sudah lebih dari 45 ribu jiwa, 60 persen lebih anak dan perempuan. Sementara zionis yahudi masih terus lakukan invasi militer dan pembantaian. Maka umat Islam jangan sampai melupakan nasib Gaza, terutama muncul beragam peristiwa besar, seperti kebakaran di Los Angeles ini. Umat Muslim sedunia wajib hukumnya memperhatikan dan menolong muslim Gaza dari berbagai kejahatan amerika dan israel. Adalah dosa besar menelantarkan saudara seiman, khususnya para pemimpin muslim yang masih bungkam melihat genosida Gaza.

 

Ketiga, di tengah aksi genosida zionis, justru AS terdampak bencana kebakaran hebat yang merugikan negara mereka nyaris 3 kali lipat bantuan ke zionis, bahkan bisa jadi akan terus naik angka kerugiannya, mengingat jilatan api neraka belum mau padam dari Amerika. Semoga dengan peristiwa kebakaran ini, Amerika akan mengalami kebangkrutan, sehingga tak lagi bisa membantu Israel, sehingga israel juga akan mampus terkapar. Jika keduanya bangkrut, maka tak ada lagi negara zolim berdiri di atas bumi ini.

 

Keempat, bagi seorang muslim, persoalan Palestina bukanlah persoalan sekedar persoalan kemanusiaan, kolonialisme dan kezaliman, namun lebih dari itu adalah persoalan agama, yakni persoalan aqidah, syariah dan politik Islam. Umat Islam wajib melek politik Islam dalam melihat krisis palestina, bukan sekedar dari sisi solidaritas kemanusiaan. Dikatakan sebagai persoalan aqidah karena Masjidil Aqsa (Palestina) adalah tanah suci ketiga bagi kaum Muslimin. “Nabi pernah bersabda, tidak ada perjalanan yang sengaja ke masjid kecuali ke Masjidil Haram, masjidku (Masjid Nabawi, red) dan Masjidil Aqsa. Jadi tanah Palestina juga tanah yang diberkati.Dikatakan sebagai persoalan syariah Islam, karena ajaran Islam sangat mengharamkan berbagai bentuk penjahahan, ketidakadilan, kezaliman dan kemungkaran.

 

Kelima, oleh karena yang kita hadapi adalah negara-negara imperialis, maka kekuatan yang seimbang itu tidak ada yang lain kecuali Daulah Khilafah Islam. Negara global yang menyatukan kaum muslim. Daulah Khilafah ini nanti akan menyerukan jihad fi sabilillah kepada kaum muslim seluruh dunia untuk membebaskan Palestina. Perlu kita catat, Palestina saat dibebaskan oleh Sholahuddin al Ayyubi pada saat kaum muslim memiliki Daulah Khilafah Islam. Nah momentum Rajab harus menjadi pemantik lebih kuat lagi untuk persatuan umat menegakkan daulah khilafah.

 

(Ahmad Sastra, Kota Hujan, 14/01/25 : 07.36 WIB)

 

 

 

 




__________________________________________ Website : https://www.ahmadsastra.com Twitter : https://twitter.com/@ahmadsastra1 Facebook : https://facebook.com/sastraahmad FansPage: https://facebook.com/ahmadsastra76 Channel Telegram : https://t.me/ahmadsastraofficial Instagram : https://instagram.com/sastraahmad
Tags

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.