AGAR KAPAL INDONESIA TAK TENGGELAM DI TENGAH TERPAAN GELOMBANG DAN BADAI



 

Oleh : Ahmad Sastra

 

Untuk mencegah tenggelamnya kapal di tengah gelombang dan badai, salah satunya harus dipastikan kapal dalam kondisi baik dengan melakukan pemeriksaan dan pemeliharaan rutin pada struktur kapal, mesin, sistem kelistrikan, dan perlengkapan keselamatan. Kapal yang terawat dengan baik lebih mampu bertahan dalam kondisi ekstrem.

 

Selain itu, harus juga dipastikan semua alat keselamatan seperti pelampung, jaket pelampung, rakit penyelamat, dan peluit tersedia dan dalam kondisi siap pakai. Semua kru kapal dan penumpang juga harus dilatih untuk menggunakan peralatan keselamatan dengan benar.

 

Agar terhindar dari tenggelam, kapal harus menghindari melayari daerah yang diperkirakan memiliki cuaca buruk atau badai. Teknologi seperti radar cuaca, satelit, dan alat pengukur cuaca dapat membantu mengidentifikasi potensi badai lebih awal, sehingga kapal bisa mengambil langkah antisipasi seperti menghindari daerah berbahaya atau memperlambat perjalanan.

 

Saat berada di tengah badai, kapten harus menyesuaikan kecepatan kapal dengan kondisi ombak dan angin. Menavigasi kapal dengan arah yang benar dan menghindari pergerakan yang terlalu cepat dapat membantu kapal mengurangi risiko terbalik atau tenggelam.

 

Berikutnya adalah beban kapal harus didistribusikan secara merata untuk menghindari kapal terguling atau kehilangan stabilitas. Beban yang terlalu berat atau tidak seimbang dapat menyebabkan kapal tenggelam lebih cepat dalam kondisi ombak yang besar.

 

Hal lain yang tidak kalah penting adalah para kru kapal harus dilatih untuk menghadapi kondisi darurat dan mengetahui prosedur evakuasi dengan baik. Setiap kru dan penumpang harus tahu langkah-langkah yang harus diambil jika kapal berada dalam bahaya.

 

Langkah lain, agar kapal tak tenggelam dalam terpaan gelombang dan badai adalah mematuhi peraturan laut dan mengikuti sinyal atau instruksi dari otoritas pelayaran untuk menghindari area berbahaya atau mengatur ulang rute pelayaran. Mengantisipasi potensi bahaya sejak dini dan mempersiapkan kapal dengan baik adalah kunci untuk mencegah tenggelamnya kapal di tengah ombak dan badai.

 

Suatu negeri bisa diibaratkan seperti sebuah kapal yang sedang berlayar di lautan kehidupan. Perumpamaan ini mencerminkan bagaimana sebuah negara harus dipimpin dan dikelola agar tetap aman, stabil, dan mampu mencapai tujuannya, layaknya kapal yang harus mengarungi lautan dengan selamat dan sampai ke pelabuhan yang diinginkan.

 

Kapal membutuhkan seorang nakhoda yang bijaksana dan berpengalaman untuk memandu arah perjalanan, begitu juga sebuah negara yang membutuhkan pemimpin yang adil, bijaksana, dan berkompeten. Pemimpin harus mampu mengambil keputusan yang tepat dalam menghadapi badai, gelombang, atau bahkan terumbu karang yang bisa mengancam perjalanan negara. Seperti nakhoda kapal yang harus mengetahui arah angin, keadaan cuaca, dan kondisi laut, pemimpin harus memahami dinamika sosial, politik, dan ekonomi negara.

 

Kapal tidak bisa berlayar dengan baik jika sebagian besar awak kapal atau penumpangnya tidak bekerja sama. Begitu pula dengan negara, rakyat dan seluruh elemen masyarakat adalah "awak kapal" yang harus saling bekerja sama. Mereka harus mendukung pemimpin, berpartisipasi dalam membangun negara, dan menjaga keharmonisan serta stabilitas sosial. Jika rakyat tidak bekerja sama atau malah bertindak saling menghancurkan, seperti gelombang yang menghempas kapal, maka negara bisa terancam hancur.

 

Seperti kapal yang harus menghadapi ombak dan badai di laut, negara juga akan menghadapi berbagai tantangan dan krisis. Gelombang ini bisa berupa masalah sosial, politik, ekonomi, atau ancaman dari luar negeri. Sebuah negara yang baik harus mampu mengatasi tantangan tersebut, mengurangi dampaknya, dan melanjutkan perjalanan ke tujuan yang lebih baik. Jika nakhoda (pemerintah) dan awak kapal (rakyat) bekerja sama dan tetap tenang dalam menghadapi badai, kapal (negara) akan mampu bertahan dan terus melaju meskipun ada goncangan.

 

Kapal harus memiliki struktur yang kuat dan peralatan yang memadai untuk bisa berlayar dengan baik. Begitu juga dengan negara, yang memerlukan infrastruktur yang baik (jalan, jembatan, pelabuhan, pendidikan, kesehatan, dll.) untuk mendukung perjalanan kemajuan negara. Jika struktur kapal (infrastruktur negara) rapuh atau rusak, maka kapal (negara) akan kesulitan bergerak maju. Negara yang gagal memelihara dan mengembangkan infrastrukturnya akan kesulitan menghadapi tantangan besar.

 

Setiap kapal memiliki tujuan atau pelabuhan yang ingin dicapai, begitupun dengan negara yang memiliki tujuan besar untuk kesejahteraan rakyatnya dan keberlanjutan peradaban. Negara yang tidak memiliki visi atau arah yang jelas, seperti kapal yang berlayar tanpa tujuan, akan mudah tersesat dan terombang-ambing oleh arus kehidupan. Negara yang memiliki tujuan yang jelas dan prinsip yang teguh, serta berlandaskan pada nilai-nilai yang luhur, akan mampu mengarungi kehidupan dengan lebih baik dan mencapai tujuan yang diinginkan.

 

Berlayar di lautan tentu penuh dengan risiko, begitu juga dengan negara yang harus berani menghadapi berbagai tantangan, termasuk risiko sosial, politik, atau ancaman dari negara lain. Negara yang tidak siap menghadapi risiko tersebut, seperti kapal yang takut melawan badai, akan terhenti di tengah perjalanan. Negara yang memiliki keberanian untuk mengambil keputusan dan menghadapi tantangan dengan bijak, akan lebih mampu bertahan dan berkembang.

 

Sebuah kapal yang baik harus dirawat dan diperiksa secara rutin agar tidak mengalami kerusakan yang dapat mengancam keselamatan penumpangnya. Negara juga harus menjaga keadilan, ekonomi, sosial, dan semua sektor yang mendukung kemajuan negara. Ketika ada masalah yang terdeteksi, negara harus segera mengambil tindakan untuk memperbaiki dan mencegah kerusakan lebih lanjut. Negara yang tidak menjaga kualitas sistem dan infrastrukturnya bisa mengalami kerusakan yang besar dan akhirnya menghadapi keruntuhan dan kehancuran peradaban.

 

Tanda-tanda atau pertanda bahwa peradaban sebuah negara akan hancur bisa muncul secara bertahap dan bisa dilihat dari berbagai aspek kehidupan negara tersebut.  Ketika sistem politik negara mulai terguncang dan ada ketidakmampuan dalam pemerintahan untuk mengelola konflik internal, hal ini bisa menjadi pertanda kehancuran.

 

Jika praktik korupsi tidak terkendali, kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah akan hilang. Negara yang tidak mampu menyelesaikan konflik internal atau ketegangan antara kelompok sosial, etnis, atau agama bisa berisiko mengalami keruntuhan. Ketika pemerintahan berganti secara terus-menerus atau pemerintahan yang ada tidak memiliki dukungan publik, ini dapat mengarah pada ketidakstabilan yang lebih besar.

 

Kehancuran ekonomi yang mendalam adalah salah satu indikator besar dari keruntuhan sebuah negara. Ketika ekonomi negara terpuruk tanpa adanya solusi yang jelas dan berkelanjutan, seperti tingginya angka pengangguran, inflasi yang tidak terkendali, atau keruntuhan mata uang.

 

Ketidakadilan sosial yang besar, di mana segelintir orang menguasai kekayaan negara sementara sebagian besar rakyat hidup dalam kemiskinan, bisa mengarah pada ketegangan sosial dan keruntuhan. Ketika negara terlalu bergantung pada utang luar negeri dan tidak mampu membayar kembali, ini dapat mengarah pada default (gagal bayar) yang akan mempengaruhi kestabilan negara.

 

Ketika ketegangan antar kelompok, baik itu berdasarkan etnis, agama, maupun kelas sosial, tidak bisa dikelola, negara akan menghadapi kerusuhan dan kekerasan yang meluas.  Ketika rakyat merasa tidak ada saluran untuk menyalurkan aspirasi mereka, pemberontakan bisa terjadi. Revolusi seringkali terjadi dalam kondisi ketidakpuasan yang akut terhadap pemerintah. Ketika ketegangan antar kelompok sosial atau etnis menjadi semakin intens dan tidak bisa dikendalikan, negara dapat memasuki fase kekerasan yang dapat merusak struktur sosialnya.

 

Kepercayaan publik terhadap sistem hukum dan keadilan adalah fondasi penting bagi kelangsungan suatu negara. Ketika sistem hukum tidak dapat menjalankan fungsinya dengan adil, peradaban sebuah negara bisa mulai runtuh.  Ketika hukum hanya diterapkan pada kelompok tertentu atau adanya diskriminasi sistematis dalam penegakan hukum, ini bisa menghancurkan kepercayaan masyarakat. Jika negara gagal menegakkan hukum atau tidak mampu melindungi hak asasi warganya, maka kepercayaan terhadap negara akan hilang.

 

Korupsi yang merajalela dalam semua lapisan pemerintahan, baik itu di tingkat pusat, daerah, maupun sektor swasta, adalah pertanda serius dari keruntuhan peradaban sebuah negara. Ketika sumber daya alam negara dikelola secara tidak adil atau disalahgunakan oleh pemimpin atau kelompok tertentu, ini dapat mengancam ketahanan negara. Ketika kelompok elit atau pemerintah menggunakan kekuasaan mereka untuk kepentingan pribadi atau kelompok tertentu, ini dapat menurunkan kepercayaan masyarakat dan menambah ketegangan sosial.

 

Pendidikan adalah dasar untuk menciptakan masyarakat yang terdidik dan produktif. Ketika pendidikan negara terganggu atau kualitasnya menurun, hal ini akan berdampak jangka panjang terhadap kemampuan negara untuk berkembang. Ketika sebagian besar rakyat tidak mendapatkan akses pendidikan yang layak, mereka tidak akan bisa berkontribusi maksimal dalam pembangunan negara. Negara yang gagal menyediakan pendidikan berkualitas akan menghadapi kesulitan dalam menghasilkan generasi yang inovatif dan produktif.

 

Ketika negara gagal mengelola sumber daya alam dengan bijak, dan mengabaikan dampak lingkungan dari kegiatan ekonomi, negara tersebut bisa menghadapi bencana lingkungan yang menghancurkan. Bencana alam yang semakin parah akibat perubahan iklim dan kerusakan alam dapat menghancurkan infrastruktur dan ekonomi negara. Ketergantungan pada satu atau beberapa sumber daya alam yang terbatas, tanpa diversifikasi ekonomi yang memadai, dapat menyebabkan keruntuhan ekonomi dan sosial jika sumber daya tersebut habis atau mengalami penurunan drastis.

 

Ketika nilai-nilai moral dan etika masyarakat runtuh, hal ini dapat menyebabkan kerusakan pada struktur sosial dan budaya negara.  Meningkatnya kejahatan dan perbuatan yang tidak bermoral seringkali menjadi tanda masyarakat yang kehilangan norma-norma sosial. Ketika rakyat kehilangan rasa identitas dan kebanggaan terhadap negara mereka, persatuan dan kestabilan sosial bisa terancam.

 

Negara yang gagal beradaptasi dengan perkembangan teknologi, ekonomi global, dan perubahan sosial bisa tertinggal dan menghadapi keruntuhan.  Negara yang tidak mampu berinovasi atau beradaptasi dengan perubahan zaman akan kesulitan dalam bersaing di kancah global. Negara yang tidak terlibat dalam perdagangan internasional atau terhambat oleh kebijakan proteksionis bisa terisolasi dan menghadapi stagnasi ekonomi.

 

Keberlanjutan sebuah peradaban sangat bergantung pada kemampuan negara untuk menjaga stabilitas politik, ekonomi, sosial, dan lingkungan. Ketika berbagai faktor ini gagal dijaga atau dikelola dengan bijak, negara bisa mengalami kehancuran yang membawa dampak buruk bagi seluruh rakyat dan generasi mendatang.

 

Dalam perspektif negara Islam yang menerapkan hukum Allah secara kaffah, penjagaan eksistensi peradaban negara sangat erat kaitannya dengan prinsip-prinsip keadilan, kesejahteraan, dan kemaslahatan umat. Islam mengajarkan bahwa negara harus berlandaskan pada nilai-nilai moral dan etika yang diatur dalam Al-Qur'an dan Hadis.

 

Keadilan adalah dasar penting dalam kehidupan negara menurut Islam. Negara harus menegakkan keadilan dalam setiap aspek kehidupan sosial, politik, dan ekonomi. Al-Qur'an menekankan pentingnya keadilan, sebagaimana tertera dalam Surah An-Nisa (4:58): "Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya dan apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia, hendaklah kamu menetapkannya dengan adil..."

 

Pemerintah yang adil akan menghindari ketimpangan sosial dan konflik internal yang dapat merusak kestabilan negara. Dalam Islam, pemimpin yang adil tidak hanya menjaga hak-hak rakyat, tetapi juga melindungi hak-hak minoritas dan mereka yang lemah.

 

Islam sangat menekankan pentingnya menjaga keamanan dan kesejahteraan rakyat. Pemerintah bertanggung jawab untuk menciptakan kehidupan yang aman dan tentram, serta memastikan akses terhadap kebutuhan dasar seperti pangan, pendidikan, dan kesehatan. Hal ini sejalan dengan Surah Al-Baqarah (2:286): "Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya."

 

Dalam Islam, ilmu pengetahuan dianggap sebagai jalan untuk mencapai kemajuan dan kemaslahatan umat. Negara harus mendukung dan memfasilitasi pendidikan untuk menciptakan masyarakat yang terdidik, kritis, dan inovatif. Allah tegsakan dalam Surah Al-Alaq (96:1-5): "Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, yang menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmu yang Maha Mulia, yang mengajarkan dengan pena, mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya."

 

Pemberdayaan pendidikan akan menciptakan generasi yang mampu berinovasi dan berkontribusi pada kemajuan negara. Sebuah negara yang mengabaikan pendidikan akan kehilangan potensi besar dalam membangun peradabannya.

 

Islam mengajarkan pentingnya pengelolaan sumber daya alam secara bijak dan berkelanjutan. Negara harus menjaga kelestarian lingkungan dan menggunakan sumber daya alam untuk kepentingan umat tanpa merusak keseimbangan alam.

 

Allah tegaskan dalam Surah Al-Baqarah (2:164): "Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, pergantian malam dan siang, kapal-kapal yang berlayar di laut dengan membawa apa yang bermanfaat bagi manusia, dan apa yang diturunkan Allah dari langit berupa air, yang menghidupkan bumi setelah matinya dan menyebarkan di atasnya segala jenis binatang, dan peredaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi, sungguh, terdapat tanda-tanda bagi kaum yang memikirkan."

 

Islam mengajarkan bahwa umat manusia harus hidup rukun dan bersatu di bawah negara Islam. dalam Surah Al-Hujurat (49:10), Allah menegaskan : "Sesungguhnya orang-orang beriman itu bersaudara, maka damaikanlah antara kedua saudaramu yang berselisih dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat."

 

Pemerintah negara bertanggung jawab untuk memastikan tidak ada diskriminasi dan semua warga negara memiliki hak yang sama, baik dalam bidang sosial, politik, maupun ekonomi, meski berbeda agama. Namun jika semua merupakan warna negara Islam, maka wajib dilindungi dan disejahterakan, sebab Islam datang untuk menjadi rahmat bagi alam semesta.

 

Dalam Islam, korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan adalah salah satu bentuk kezaliman yang sangat dilarang. Negara harus berkomitmen untuk memberantas korupsi dan memastikan bahwa pemimpin serta pejabat negara menjalankan tugasnya dengan amanah dan tanggung jawab. Allah menegaskan dalam Surah Al-Imran (3:161): "Tidak mungkin bagi seorang Nabi memiliki harta rampasan perang, sampai ia dapat menyelesaikan peperangannya."

 

Ekonomi yang stabil dan berkeadilan adalah elemen penting dalam menjaga eksistensi peradaban. Islam mengajarkan bahwa ekonomi harus dikelola untuk mencapai kesejahteraan bersama, dengan menghindari eksploitasi, ketidakadilan, dan keserakahan. Firman Allah dalam Surah Al-Baqarah (2:275): "Orang-orang yang memakan harta orang lain dengan cara yang batil dan menghalangi jalan Allah, mereka itu adalah orang-orang yang rugi."

 

Negara harus memastikan distribusi kekayaan yang adil dan mencegah kesenjangan sosial yang besar. Hal ini bisa terwujud dalam negara yang menerapkan hukum Islam karena kepemilikian di atur sedemikian rupa sehingga akan merata Kesejahteraan rakyat, berbeda dengan negara kapitalisme dan atau komunisme. Haram hukumnya dalam Islam privatisasi sumber daya alam miliki umum.

 

Negara harus melindungi dan memelihara identitas budaya dan spiritual masyarakat, yang didasari oleh ajaran-ajaran Islam yang luhur. Hal ini penting untuk menjaga kelangsungan peradaban yang bermoral dan penuh dengan nilai kebaikan. Allah berfirman dalam Surah Al-Mumtahanah (60:8): "Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangi kamu karena agama dan tidak mengusir kamu dari rumahmu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil."

 

Penjagaan eksistensi peradaban negara dalam perspektif Islam memerlukan keseimbangan antara aspek keadilan sosial, pemerintahan yang amanah, perlindungan rakyat, serta pemeliharaan kepribadian. Negara yang dibangun di atas prinsip-prinsip Islam akan mampu menghadapi tantangan zaman, menjaga kesejahteraan umat, dan memastikan kelangsungan peradaban yang berlandaskan pada nilai-nilai keadilan, kesejahteraan, dan keberkahan dari Allah.

 

Karena itu kapal Indonesia tidak akan pernah tenggelam walau diterpa gelombang dan badai jika menerapkan hukum Islam secara kaffah. Sebaliknya jika masih menerapkan ideologi sekulerisme kapitalisme, maka kapal negeri ini akan tenggelam, cepat atau lambat.

 

[Ahmad Sastra, Kota Hujan, 17 Ramadhan 1446 H – 17 Maret 2025 M : 11.42 WIB] 

__________________________________________ Website : https://www.ahmadsastra.com Twitter : https://twitter.com/@ahmadsastra1 Facebook : https://facebook.com/sastraahmad FansPage: https://facebook.com/ahmadsastra76 Channel Telegram : https://t.me/ahmadsastraofficial Instagram : https://instagram.com/sastraahmad
Tags

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.