MENGOBARKAN SPIRIT PERJUANGAN DI BULAN RAMADHAN



 

Oleh : Ahmad Sastra

 

Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang Mukmin, jiwa dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang di jalan Allah, lalu mereka membunuh atau terbunuh. Sebagai janji yang benar dari Allah dalam Taurat, Injil, dan Al-Qur'an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya selain Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan demikianlah kemenangan yang agung. [QS At-Taubah (9) :111]

 

Ramadhan adalah bulan perjuangan bagi umat Islam, baik dari segi spiritual, sosial, maupun sejarah. Bulan ini bukan hanya tentang berpuasa, tetapi juga mengandung makna perjuangan dalam banyak aspek kehidupan, termasuk dalam sejarah Islam, peradaban umat Islam, dan kehidupan sehari-hari.

 

Ramadhan adalah waktu di mana umat Islam berjuang untuk menahan hawa nafsu, seperti lapar, haus, dan berbagai godaan duniawi. Hal ini menjadi latihan spiritual yang mendalam, di mana seorang Muslim diuji untuk menjadi lebih sabar, ikhlas, dan taat kepada perintah Allah.

 

Selama Ramadhan, umat Islam berjuang untuk meningkatkan kualitas ibadah mereka. Selain puasa, mereka juga berusaha untuk memperbanyak membaca Al-Qur'an, berdoa, dan melaksanakan salat malam (tarawih). Semua ini adalah bentuk perjuangan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

 

Ramadhan juga menjadi bulan di mana umat Islam berjuang untuk membantu sesama. Zakat, infaq, dan sedekah menjadi fokus utama selama Ramadhan, di mana umat Islam berusaha untuk berbagi dengan mereka yang kurang beruntung. Perjuangan untuk meningkatkan kepedulian sosial dan membantu orang yang membutuhkan menjadi bagian dari makna Ramadhan yang lebih besar.

 

Kegiatan berbuka puasa bersama: Banyak masyarakat yang mengadakan acara berbuka puasa bersama, baik di masjid, lembaga sosial, maupun komunitas. Ini juga menunjukkan perjuangan untuk menjaga solidaritas dan meningkatkan hubungan antar sesama umat Muslim, serta mempererat persaudaraan.

 

Ramadhan sebagai bulan dakwah: Banyak tokoh-tokoh Islam yang menggunakan bulan Ramadhan untuk menyebarkan ajaran Islam, mengingat banyak umat Muslim yang lebih fokus beribadah dan mendengarkan ceramah selama bulan tersebut. Ramadhan menjadi waktu yang tepat untuk memperkuat dakwah Islam di masyarakat.

 

Semangat perjuangan dalam menyebarkan ajaran Islam dapat terlihat dalam sejarah perkembangan Islam di Indonesia. Pada masa penjajahan, banyak ulama dan pejuang Islam yang memanfaatkan bulan Ramadhan untuk memberikan pengajaran agama kepada umat, serta menggalang kekuatan untuk melawan penjajahan.

 

Selain perjuangan eksternal, Ramadhan juga merupakan bulan di mana umat Islam berperang melawan ego dan nafsu mereka. Dalam menghadapi berbagai godaan duniawi, seperti makanan, minuman, dan hiburan, bulan Ramadhan mengajarkan umat untuk menahan diri, menjaga lisan dan perbuatan, serta berusaha untuk memperbaiki akhlak dan moral.

 

Bulan Ramadhan mengajarkan umat Islam untuk tidak hanya berjuang secara fisik, tetapi juga secara spiritual dan sosial. Semangat perjuangan ini membawa dampak yang sangat besar dalam kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat, bahkan dalam sejarah umat Islam. Oleh karena itu, Ramadhan sering disebut sebagai bulan perjuangan dalam segala aspek kehidupan

 

Selain sebagai bulan perjuangan, Bulan Ramadhan juga merupakan bulan yang penuh berkah karena bulan dimana Al Qur’an diturunkan. Pada malam yang disebut Lailatul Qadar, tepatnya pada malam-malam ganjil di sepuluh hari terakhir Ramadhan, wahyu pertama dari Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW melalui Malaikat Jibril. Wahyu pertama ini tercatat dalam surat Al-Alaq ayat 1-5, yang menjadi awal dari turunnya Al-Qur'an. Malam ini dianggap sebagai malam yang sangat mulia dan penuh keberkahan.

 

Selain yang berdimensi individu dan sosial, Ramadhan sebagai bulan perjuangan juga ditandai dengan berbagai peristiwa besar perjuangan dan jihad umat Islam, baik pada zaman Rasulullah maupun yang terjadi di Indonesia ini.

 

Pertama, Perang Badar terjadi pada bulan Ramadhan tahun kedua Hijriyah. Ini adalah pertempuran besar antara umat Muslim yang dipimpin oleh Nabi Muhammad SAW dengan pasukan Quraisy yang jauh lebih besar jumlahnya. Perang ini berakhir dengan kemenangan besar bagi kaum Muslimin, meskipun jumlah pasukan mereka lebih sedikit. Perang Badar dianggap sebagai titik balik penting dalam sejarah Islam.

 

Selain merupakan peristiwa perang, kemenangan dalam Perang Badar yang terjadi pada Ramadhan ini memberikan pesan penting tentang keteguhan iman dan pertolongan Allah kepada umat Muslim yang berjuang di jalan-Nya. Perang ini juga menjadi simbol kekuatan spiritual dan moral umat Islam saat menghadapi tantangan besar.

Kedua, Perang Uhud juga terjadi pada bulan Ramadhan, pada tahun ketiga Hijriyah. Meskipun pasukan Muslim kalah dalam pertempuran ini, namun banyak pelajaran berharga yang bisa diambil, termasuk tentang pentingnya disiplin dan kepatuhan terhadap perintah pemimpin, serta kesabaran dalam menghadapi ujian.

 

Ketiga, pada bulan Ramadhan tahun kedelapan Hijriyah, Nabi Muhammad SAW memimpin pasukan Muslim untuk menaklukkan kota Makkah yang sebelumnya dikuasai oleh kaum Quraisy. Pembukaan Makkah ini menandai kemenangan besar bagi Islam dan penegakan ajaran tauhid, serta penghancuran berhala yang ada di Ka'bah.

 

Keempat, pada bulan Ramadhan tahun keenam Hijriyah, terjadi perjanjian damai antara kaum Muslimin dan Quraisy di Hudaibiyah. Meskipun sempat menimbulkan kontroversi di kalangan sebagian sahabat, perjanjian ini terbukti menjadi langkah strategis yang memfasilitasi penyebaran Islam di seluruh Jazirah Arab. Bulan Ramadhan memang penuh dengan momen penting dalam sejarah Islam yang memperkuat iman dan perjuangan umat Islam di berbagai masa.

 

Beberapa peristiwa besar dalam peradaban umat Islam Indonesia yang terjadi pada bulan Ramadhan yang menandakan bahwa Ramadhan adalah bulan perjungan diantaranya adalah : Pertama, Peristiwa Perang Padri (1803-1837). Perang Padri adalah salah satu perang besar yang melibatkan masyarakat Minangkabau di Sumatera Barat dengan kolonial Belanda pada awal abad ke-19.

 

Perang ini dipicu oleh gerakan reformasi yang dibawa oleh kaum Padri, yang dipengaruhi oleh ajaran Islam yang lebih ketat. Perang ini sebagian besar terjadi pada bulan Ramadhan, dan semangat jihad serta perjuangan agama menjadi salah satu motivasi utama dalam perlawanan terhadap kolonialisme Belanda.

 

Kedua, Perang Diponegoro (1825-1830). Perang yang dipimpin oleh Pangeran Diponegoro, yang terjadi di Jawa pada abad ke-19, memiliki hubungan erat dengan semangat keagamaan yang kuat. Meskipun peristiwa ini berlangsung sepanjang tahun, banyak pertempuran besar yang terjadi pada bulan Ramadhan. Perang ini dianggap sebagai bentuk perjuangan melawan penjajahan Belanda dengan memperjuangkan kehormatan agama dan budaya. Pada bulan Ramadhan, semangat umat Islam di Jawa yang tergabung dalam perjuangan ini semakin berkobar.

 

Ketiga, perlawanan Bersyariah di Aceh (1873-1903). Perlawanan Aceh terhadap penjajahan Belanda juga dipenuhi oleh semangat perjuangan agama. Aceh dikenal dengan sebutan "Serambi Mekah" karena kuatnya pengaruh Islam di sana. Sebagian besar perlawanan ini terjadi pada bulan Ramadhan, di mana para pejuang Aceh berjuang dengan semangat agama dan jihad untuk mempertahankan tanah air mereka dari kolonialisme Belanda. Pemberontakan ini berlangsung lama dan penuh dengan peristiwa besar yang menginspirasi banyak orang.

 

Keempat, reformasi pendidikan Islam (Awal Abad ke-20). Pada awal abad ke-20, muncul gerakan reformasi pendidikan Islam di Indonesia yang sangat berpengaruh pada pengembangan dakwah Islam di seluruh Nusantara. Selama bulan Ramadhan, banyak pesantren dan lembaga pendidikan Islam yang mengadakan kajian-kajian agama dan pengajian yang berkaitan dengan Al-Qur'an, fiqh, serta dakwah Islam yang semakin berkembang. Hal ini memperkuat basis pendidikan Islam di Indonesia, yang menjadi salah satu pilar penting dalam peradaban Islam di Indonesia.

 

Kelima, Deklarasi Kemerdekaan Indonesia (17 Agustus 1945). Meskipun deklarasi kemerdekaan Indonesia tidak jatuh pada bulan Ramadhan, bulan Ramadhan 1945 merupakan masa yang penuh dengan semangat perjuangan dan doa. Semangat ini dirasakan oleh para santri dan ulama. Bulan Ramadhan menjadi waktu yang penuh berkah dan harapan dalam menghadapi perjuangan untuk kemerdekaan Indonesia. Indonesia merdeka karena diperjuangkan oleh para santri dan ulama dalam mengusir penjajah kafir.

 

Peristiwa-peristiwa besar ini menunjukkan bahwa bulan Ramadhan selalu memiliki kaitan yang erat dengan perjuangan dan semangat keagamaan kaum muslim di seluruh dunia dalam menghadapi tantangan sejarah, baik itu dalam melawan penjajahan, memperjuangkan kemerdekaan, maupun mengembangkan peradaban Islam di Indonesia. Maka selayaknya, kaum muslimin selalu mengobarkan spirit perjuangan saat datang Bulan Suci Ramadhan dan menjaganya sepanjang tahun.

 

(Ahmad Sastra, Kota Hujan, 17 Ramadhan 1446 H – 17 Maret 2025 M : 12.33 WIB)

 

__________________________________________ Website : https://www.ahmadsastra.com Twitter : https://twitter.com/@ahmadsastra1 Facebook : https://facebook.com/sastraahmad FansPage: https://facebook.com/ahmadsastra76 Channel Telegram : https://t.me/ahmadsastraofficial Instagram : https://instagram.com/sastraahmad
Tags

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.