[2] Hikmah Maulid Nabi KISAH MENGHARUKAN DALAM KEHIDUPAN RASULULLAH



 

Oleh : Ahmad Sastra

 

Kehidupan Rasulullah Muhammad SAW penuh dengan rangkaian peristiwa yang menyentuh hati dan sarat pelajaran. Salah satu peristiwa paling memilukan adalah wafatnya sang ibu, Aminah binti Wahab, saat Nabi masih berusia 6 tahun. Peristiwa ini terjadi di daerah Abwa, dalam perjalanan pulang dari Madinah ke Makkah.

 

Dengan wafatnya Aminah, Nabi Muhammad SAW resmi menjadi yatim piatu, kehilangan kedua orang tuanya di usia yang sangat belia. Momen ini bukan sekadar bagian dari sejarah kehidupan Rasulullah, tetapi menyimpan nilai-nilai kemanusiaan, spiritual, dan psikologis yang relevan sepanjang zaman. Artikel ini membahas peristiwa tersebut, hikmahnya, serta pelajaran yang dapat diambil umat Islam.

 

Setelah kelahiran Nabi Muhammad SAW, Aminah merawat anak semata wayangnya seorang diri. Sang suami, Abdullah bin Abdul Muthalib, telah wafat sebelum putra mereka lahir. Ketika Muhammad berusia sekitar 6 tahun, Aminah memutuskan untuk mengunjungi kerabatnya di Yatsrib (Madinah), sekaligus mengenalkan anaknya kepada keluarga dari pihak ayah.

 

Perjalanan ke Madinah saat itu cukup panjang dan melelahkan. Setelah beberapa waktu tinggal di sana, Aminah dan rombongan kecilnya memulai perjalanan kembali ke Makkah. Namun, di tengah perjalanan, tepatnya di daerah Abwa, Aminah jatuh sakit dan akhirnya wafat. Jenazahnya dimakamkan di tempat itu. Anak kecil berusia 6 tahun itu kini sendirian, tanpa ayah dan ibu, seorang yatim piatu. Ia kemudian diasuh oleh kakeknya, Abdul Muthalib.

 

Meskipun terlihat tragis, kematian ibunda Rasulullah SAW memiliki hikmah besar dalam pembentukan karakter dan misi kerasulan beliau. Beberapa di antaranya:

 

Pertama, Mendidik Nabi Menjadi Pribadi yang Tangguh dan Mandiri. Kehilangan dua sosok terpenting di usia sangat muda mendidik Nabi untuk menjadi mandiri, tangguh, dan tidak bergantung pada manusia. Ia belajar untuk mengandalkan pertolongan Allah SWT sejak usia dini.

 

Kedua, Menumbuhkan Empati yang Luar Biasa terhadap Anak Yatim. Pengalaman pribadi sebagai yatim piatu membuat Nabi sangat memahami penderitaan anak-anak yatim. Hal ini terbukti dalam banyak sabdanya yang memuliakan anak yatim dan perhatiannya dalam menyantuni mereka. Seperti sabda beliau: “Aku dan orang yang menanggung anak yatim (kedudukannya) di surga seperti ini.” (HR. Bukhari)

 

Ketiga, Menjadi Teladan Bahwa Kesulitan Bukan Halangan untuk Sukses. Nabi Muhammad SAW adalah contoh nyata bahwa latar belakang sulit tidak menentukan masa depan seseorang. Lahir sebagai yatim piatu, tanpa warisan dan tanpa perlindungan istimewa, beliau justru tumbuh menjadi manusia paling berpengaruh dalam sejarah.

 

Keempat, Kehilangan Duniawi untuk Menguatkan Ikatan Spiritual. Dengan kehilangan orang tua sejak dini, ikatan Rasulullah dengan Allah SWT tumbuh lebih dalam. Tidak ada sosok manusia yang terlalu mendominasi kehidupan beliau sejak kecil, sehingga kebergantungan hati dan harapan hanya kepada Tuhan semesta alam.

 

Peristiwa wafatnya Aminah binti Wahab membawa pelajaran besar bagi umat Islam hingga hari ini: Pertama, Pentingnya Merawat dan Menyayangi Anak Yatim. Islam memerintahkan umatnya untuk memperhatikan anak yatim dan tidak menyakiti mereka, baik secara fisik maupun emosional. Allah SWT berfirman: "Maka adapun anak yatim, maka janganlah kamu berlaku sewenang-wenang terhadapnya." (QS. Ad-Dhuha: 9)

 

Kedua, Kesabaran dalam Menghadapi Ujian Kehidupan. Nabi Muhammad SAW tidak mengeluh atau menyalahkan takdir atas kehilangan orang tuanya. Ia tetap tumbuh dengan kepribadian luhur. Ini mengajarkan kita bahwa kesedihan boleh hadir, tetapi jangan menjauhkan diri dari Allah.

 

Ketiga, Meneladani Rasul dalam Menghadapi Kesedihan. Banyak dari kita mengalami kehilangan orang yang dicintai. Nabi pun pernah merasakannya. Namun, ia memilih bersabar, terus berbuat baik, dan tidak larut dalam duka. Keteladanan ini penting bagi siapa pun yang sedang menghadapi ujian kehidupan.

 

Wafatnya Aminah binti Wahab saat Nabi Muhammad SAW baru berusia 6 tahun merupakan tragedi kemanusiaan yang sangat memilukan. Namun di baliknya, tersembunyi hikmah besar yang membentuk pribadi agung Rasulullah: penuh kasih, kuat, dan penuh keimanan. Peristiwa ini juga menjadi pengingat abadi bahwa siapa pun yang mengalami ujian berat di masa kecil, bukan berarti tertutup jalan menuju keberhasilan dan kemuliaan. Justru, seperti Nabi, mereka bisa menjadi cahaya bagi dunia.

 

(Ahmad Sastra, Kota Hujan, 1105/24/08/25 : 09.30 WIB)

 

__________________________________________ Website : https://www.ahmadsastra.com Twitter : https://twitter.com/@ahmadsastra1 Facebook : https://facebook.com/sastraahmad FansPage: https://facebook.com/ahmadsastra76 Channel Telegram : https://t.me/ahmadsastraofficial Instagram : https://instagram.com/sastraahmad
Tags

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.