KARAKTER PARTAI ISLAM IDEOLOGIS
Selasa, Maret 03, 2020
0
Oleh : Ahmad Sastra
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma´ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung [QS Ali Imran : 104].
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. (QS Ali Imran : 110)
Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari Keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah Keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah yang Maha mengetahui lagi Maha Kuasa. (QS Ar Ruum : 54)
Dan dimasukan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha terhadap mereka, dan merekapun merasa puas terhadap (limpahan rahmat)-Nya. Mereka itulah golongan Allah [hizbullah]. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya hizbullah itu adalah golongan yang beruntung. [QS Al Mujadilah : 22]
Empat ayat ini diatas dengan tegas merupakan perintah kepada umat Islam untuk membentuk sebuah kelompok atau partai atau golongan jamaah yang menyerukan Islam agar diterapkan secara kaffah. Partai dakwah penyeru kepada Islam dilandasi oleh visi mulia dan aktivitas mulia, jauh dari kepentingan duniawi.
Islam sebagai jalan hidup melahirkan sebuah ideologi yang memberikan pijakan hukum untuk mengelola kehidupan, manusia dan alam semesta secara sempurna. Al Qur’an dan Al hadist menjadi sumber hukum dan perundang-undangan. Banyak manusia yang justru menyimpang dari Islam dan terjebak kepada ideologi sesat dan menyesatkan. Inilah wujud ketidaktahuandiri manusia atas hakekat hidup di dunia.
Pada saat ini, ketidaktahudirian manusia itu tercermin dalam dua sikap: (1) Pengingkaran secara total (sepenuh hati) terhadap eksistensi Tuhan sang Pencipta (ateisme). Ini tergambar pada manusia yang berpaham materialisme. Materialisme ini kemudian menjadi dasar pijakan ideologi Sosialisme-komunis. (2) Pengingkaran secara "setengah hati" terhadap eksistensi Tuhan. Ini tergambar pada manusia yang berpaham sekularisme, yakni yang mengakui keberadaan Tuhan, tetapi tidak otoritas-Nya untuk mengatur manusia, karena yang dianggap punya otoritas untuk mengatur manusia adalah manusia sendiri. Sekularisme ini kemudian menjadi landasan ideologi Kapitalisme-sekular.
Padahal dengan kasih-sayang-Nya, Allah Swt. telah lama—jauh sebelum kelahiran ideologi Sosialisme-komunis dan Kapitalisme-sekular—menurunkan wahyu-Nya kepada manusia untuk membimbing manusia kembali pada fitrahnya, kembali pada jatidirinya yang asli, yakni sebagai makhluk yang serba terbatas dan memiliki—secara built-in—religiusitas dalam dirinya. Wahyu itu tidak lain adalah Islam, yang akidahnya mengajari manusia untuk meyakini secara total dan sepenuh hati eksistensi Tuhan sekaligus otoritas-Nya untuk mengatur kehidupan manusia. Akidah inilah yang kemudian menjadi basis ideologi Islam sebagai satu-satunya ideologi yang rasional dan sesuai dengan fitrah manusia.
Dalam bahasa modern, sekelompok penyeru kepada Islam disebut sebagai partai Islam yang merupakan manifestasi golongan Allah melawan segala bentuk kezaliman partai setan. Partai setan adalah partai yang mendustakan kedaulatan hukum Allah karena dilandasi oleh ateisme dan atau sekulerisme.
Ketahuilah, bahwa sesungguhnya merekalah orang-orang pendusta. Setan telah menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah; mereka itulah golongan setan [hizbusyaithon]. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan setan itulah golongan yang merugi [QS Al Mujadilah : 19].
Partai Islam berhaluan Islam dan partai setan berhaluan sekuler dan ateis, sebab sekulerisme adalah ideologi yang bertujuan menjauhkan rakyat dari hukum Allah. Partai Islam adalah partai yang berlandaskan Islam, beraktivitas islami dan hanya memperjuangkan tegaknya Islam.
Sekulerisme sebagai ideologi setan yang menjauhkan manusia dari agama melahirkan ideologi politik demokrasi dan sistem ekonomi kapitalisme. Sekulerisme dan demokrasi setali mata uang, tak terpisahkan, sama-sama ideologi sesat. Sekulerisme demokrasi adalah pintu masuk lahirnya ateisme yang melahirkan komunisme dan materialisme.
Sifat antroprosentrisme demokrasi meniscayakan penyembahan kepada manusia dengan menuruti segala aturan yang perundang-undangan yang lahir dari akal dan nafsu manusia. Demokrasi adalah syirik peradaban dan sekulerisme adalah biangnya syirik.
Demokrasi menurut Plato dalam buku Filsafat Politik Plato karya JH. Rapar, TH.D, Ph.D halaman 102 adalah kondisi penuh sesak dengan kemerdekaan dan kebebasan berbicara dan setiap orang dapat berbuat sesuka hatinya. Kebebasan yang berlebihan itulah yang membawa bencana bagi negara dan warganya, karena kebebasan yang demikian itu akan melahirkan anarki. Dan dari anarkilah tirani tercipta. Oleh sebab itu dapatlah dikatakan bahwa sesungguhnya demokrasilah yang telah merangsang dan menyebabkan terciptanya tirani.
Karena keburukan demokrasi, John Adam, presiden Amerika ke 2 mengingatkan bahwa demokrasi tidak akan bertahan lama. Ia akan segera terbuang, melemah dan membunuh dirinya sendiri. Demokrasi pasti akan bunuh diri. Demokrasi akan segera memburuk menjadi anarki, tegasnya.
Islam adalah sumber kebenaran yang datang dari Allah Sang Maha Benar. Kebenaran Islam adalah mutlak sebagaimana kemutlakan kebenaran Al Qur’an. Jika ada manusia yang meragukan kebenaran Islam dan kebenaran Al Qur’an, mereka adalah manusia-manusia dungu yang sedang mengalami sakit jiwa.
Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya [QS Ali Imran : 19]
Kemudian jika mereka mendebat kamu (tentang kebenaran Islam), maka katakanlah: "Aku menyerahkan diriku kepada Allah dan (demikian pula) orang-orang yang mengikutiku". Dan katakanlah kepada orang-orang yang telah diberi Al Kitab dan kepada orang-orang yang ummi: "Apakah kamu (mau) masuk Islam". Jika mereka masuk Islam, sesungguhnya mereka telah mendapat petunjuk, dan jika mereka berpaling, maka kewajiban kamu hanyalah menyampaikan (ayat-ayat Allah). Dan Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya [QS Ali Imran : 20].
Islam sebagai kebenaran merupakan sekumpulan ajaran tentang kehidupan, manusia dan alam semesta dihubungkan dengan keberadaan Allah. Iman, ilmu dan amal merupakan manivestasi Islam. Dalam tataran kehidupan, maka Islam terkejawantahkan dalam bentuk peradaban mulia.
Sayyid Qutb mengemukakan bahwa Islam merupakan agama yang realistik, yang membuktikan bahwa larangan dan nasehat saja tidak cukup. Juga membuktikan, bahwa agama ini tidak akan tegak tanpa negara dan kekuasaan. Agama Islam bagi tokoh Ikhwanul Muslimin adalah manhaj atau sistem yang menjadi dasar kehidupan praktis manusia, bukan hanya perasaan emosional (wijdani) yang tersemat dalam hati, tanpa kekuasaan, perundang-undangan, manhaj yang spesifik dan konstitusi yang jelas
Eksistensi agama menurut Qutb merupakan eksistensi kedaulatan hukum Allah. Ketika kondisi asal ini ternafikan, niscaya eksistensi agama ini juga ternafikan. Yang menjadi problem utama di muka bumi sekarang bagi agama ini adalah berdirinya para thaghut yang selalu melakukan perlawanan terhadap ketuhanan Allah dan merampas kekuasaanNya, kemudian dirinya diberikan otoritas untuk menetapkan peraturan perundang-undangan untuk membenarkan dan melarang jiwa, harta dan anak.
Merealisasikan seluruh ajaran Islam yang sempurna untuk menjadi solusi atas krisis multidimensi manusia akibat hegemoni kapitalisme sekuler dan atheisme komunis adalah wajib dan mendesak. Islam adalah solusi atas segala persoalan manusia. Daulah Islam adalah wadah dimana seluruh hukum Islam bisa diterapkan secara sempurna untuk mewujudkan rahmatan lil’alamin.
Secara umum, ideologi (Arab: mabda') adalah pemikiran paling asasi yang melahirkan—sekaligus menjadi landasan bagi—pemikiran-pemikiran lain yang menjadi turunannya. (M. Muhammad Ismail, 1958). Pemikiran mendasar dari ideologi ini dapat disebut sebagai akidah ('aqîdah), yang dalam konteks modern terdiri dari: (1) materialisme; (2) sekularisme; (3) Islam. Akidah ini berisi pemikiran mondial dan global mengenai manusia, alam semesta, dan kehidupan dunia; tentang apa yang ada sebelum dan sesudah kehidupan dunia; berikut kerterkaitan ketiganya dengan kehidupan sebelum dan setelah dunia ini. (M. Husain Abdullah, 1990).
Akidah ini kemudian melahirkan pemikiran-pemikiran cabang yang berisi seperangkat aturan (nizhâm) untuk mengatur sekaligus mengelola kehidupan manusia dalam berbagai aspeknya—politik, ekonomi, sosial, budaya, pendidikan, dan sebagainya. Akidah dan seluruh cabang pemikiran yang lahir dari akidah itulah yang disebut dengan ideologi. Dengan ungkapan yang lebih spesifik, ideologi (mabda') dapat didefinisikan sebagai keyakinan rasional (yang bersifat mendasar, pen.) yang melahirkan sistem atau seperangkat peraturan tentang kehidupan (An-Nabhani, 1953: 22).
Pada kenyataannya, di dunia saat ini hanya ada tiga ideologi: (1) Sosialisme-komunis, yang lahir dari akidah materialisme; (2) Kapitalisme-sekular, yang lahir dari akidah sekularisme; (3) Islam, yang lahir dari akidah Islam.
Hakekatnya hukum Allah atau hukum jahiliyah. Tidak ada hukum tengah-tengah antara dua hukum tersebut, juga tidak ada hukum pengganti yang lain… hukum Allah ditegakkan di muka bumi, syariat Allah diterapkan di tengah kehidupan manusia, atau hukum jahiliyah dan syariat hawa nafsu. Mana diantara keduanya yang dikehendaki”. “ Apakah hukum jahiliyah yang mereka kehendaki ? Dan siapakah selain Allah yang hukumnya lebih baik, bagi orang-orang yang beriman ?” (QS al Maidah : 50).
Daulah Islam adalah perisai umat yang akan melindungi umat Islam dari segala kejahatan dan kezoliman musuh-musuh Islam. Berbagai bentuk penjajahan dan kezaliman atas umat Islam di seluruh dunia dikarenakan pecah belah umat Islam sehingga lemah tak memiliki kekuatan. Kemiskinan umat Islam di berbagai belahan dunia karena hegemoni penjajah kapitalisme atas mereka.
Daulah Islam adalah ajaran Islam sebagaimana ajaran-ajaran yang lain. Hanya saja daulah Islam adalah mahkota bagi kemuliaan umat Islam dan peradabannya. Daulah Islam adalah satu-satunya jalan kebangkitan dan tegaknya Islam secara sempurna. Daulah Islam satu-satunya institusi Islam yang mampu melawan hegemoni ideologi kufur di seluruh dunia.
Islam yes, partai Islam ideologis yes memiliki makna pentingnya secara terus-menerus menyuarakan dan menyadarkan kaum muslimin sedunia agar bisa bersatu padu membangun peradaban agung melalui tegaknya partai ideologis yang menyatukan seluruh umat Islam. Demokrasi adalah jalan setan yang terus akan menghalangi tegaknya Islam dan akan terus menjegal para pejuang Islam.
Daulah Islam bisa disebut juga dengan istilah khilafah. Asal-usul kata khilâfah kembali pada ragam bentukan kata dari kata kerja khalafa. Al-Khalil bin Ahmad (w. 170 H) mengungkapkan: fulân[un] yakhlufu fulân[an] fî ‘iyâlihi bi khilâfat[in] hasanat[in]; yang menggambarkan estafeta kepemimpinan. Hal senada diungkapkan oleh al-Qalqasyandi (w. 821 H).
Salah satu contohnya dalam QS al-A’raf [7]: 142. Al-Qalqasyandi menegaskan bahwa Khilafah secara ’urf lantas disebut untuk kepemimpinan agung, memperkuat makna syar’i-nya yang menggambarkan kepemimpinan umum atas umat, menegakkan berbagai urusan dan kebutuhannya.
Namun, bukan sembarang kepemimpinan, melainkan kepemimpinan yang menjadi pengganti kepemimpinan Rasulullah dalam memelihara urusan agama ini, dan mengatur urusan dunia dengannya. Ini ditegaskan oleh Imam al-Mawardi (w. 450 H), Imam al-Haramain al-Juwaini (w. 478 H) dan para ulama lainnya.
Dengan kata lain, kepemimpinan dengan ruh Islam ini menjadi menjadi ciri khas mulia; berbeda dengan sistem sekuler yang mengundang malapetaka. Inilah yang diungkapkan Al-Qadhi Taqiyuddin an-Nabhani. Beliau menjelaskan makna syar’i Khilafah yang digali dari nas-nas syar’i, bahwa Khilafah adalah: kepemimpinan umum bagi seluruh kaum Muslim di dunia, untuk menegakkan hukum-hukum syariah Islam dan mengemban dakwah Islam ke seluruh penjuru dunia (yakni mengemban dakwah dengan hujjah dan jihad).
Wahbah az-Zuhaili mengemukakan makna khilafah. Beliau menyebutkan, “Khilafah, Imamah Kubra dan Imaratul Mu’minin merupakan istilah-istilah yang sinonim dengan makna yang sama.” (Az-Zuhaili, Al-Fiqh al-Islâmi wa Adillatuhu, 9/881). Khilafah adalah kepemimpinan umum bagi kaum Muslim di dunia untuk melaksanakan hukum-hukum Islam dan mengemban dakwah ke seluruh alam. Sejatinya antara syariah atau ajaran Islam secara kâffah tidak bisa dilepaskan dengan Khilafah.
Ini juga yang disampaikan oleh Hujjatul Islam Imam al-Ghazali: “Agama adalah pondasi dan kekuasaan politik adalah penjaganya. Sesuatu yang tidak ada pondasinya akan roboh. Sesuatu yang tidak ada penjaganya akan terlantar.”
Dengan demikian, partai Islam ideologis menjadi wadah jamaah dalam memperjuangkan Islam melalui dakwah. Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu [QS Al Baqarah : 208].
Khilafah adalah institusi Islam kaffah dan demokrasi adalah jalan setan yang akan menghalanginya. Tegaknya khilafah sekarang dan buang demokrasi sekarang juga. Khilafah now karena sekarang adalah abad khilafah, atas janji Allah akan segera tegak di muka bumi.
Bahkan Presiden dunia Mr Djuyoto Suntani menyampaikan bahwa tahun 2020 akan muncul khilafah Islam di dunia. Ungkapan ini disampaikan saat menghadiri pertemuan para pemimpin negara-negara Islam di Malaysia pada 27 Desember 2019 yang diprakarsai Perdana Menteri Malaysia HE Mr Tun Mahathir Muhammad dan Presiden Turki Recep Toyib Erdagon. Ditegaskan oleh Djuyoto bahwa hadirnya khilafah Islam adalah siklus alam semesta, tidak mungkin bisa dibendung oleh siapapun.
Sungguh kesabaran dalam dakwah dan perjuangan ini akan mendatangkan pertolongan Allah. Maka bersabarlah kamu untuk (melaksanakan) ketetapan Tuhanmu, dan janganlah kamu ikuti orang yang berdosa dan orang yang kafir di antar mereka. (QS Al Insan : 24). Dan sesungguhnya telah didustakan (pula) para Rasul sebelum kamu, akan tetapi mereka sabar terhadap pendustaan dan penganiayaan (yang dilakukan) terhadap mereka, sampai datang pertolongan Kami terhadap mereka”. (QS. Al-An’am : 34).
Dengan menggagas partai Islam ideologis, maka perjuangan menerapkan syariah Islam kaffah, dakwah Islam ke seluruh penjuru dunia serta terwujudnya persatuan umat Islam sedunia akan menjadi kenyataan. Islam akan membawa rahmat bagi alam semesta. Dengan partai Islam ideologis, Indonesia yang maju, adil, makmur, berdaulat dan bermartabat akan segera menjadi kenyataan.
Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh- sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan aku. dan Barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, Maka mereka Itulah orang-orang yang fasik. (QS Annur : 55)
Jikalau Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, Maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. (QS Al A’raf : 96)
[AhmadSastra,KotaHujan,03/03/20 : 23.00 WIB].
__________________________________________ Website : https://www.ahmadsastra.com Twitter : https://twitter.com/@ahmadsastra1 Facebook : https://facebook.com/sastraahmad FansPage: https://facebook.com/ahmadsastra76 Channel Telegram : https://t.me/ahmadsastraofficial Instagram : https://instagram.com/sastraahmad
Tags