AWAS ! JELANG PEMILU, ISLAM JADI BANCAKAN POLITIKUS BUSUK



 

Oleh : Ahmad Sastra

 

Demokrasi itu busuk, begitupun para pemuja demokrasi yang juga sering berperilaku busuk. Demokrasi itu penjajahan Barat atas negeri-negeri muslim, maka begitu pula perilaku para pemuja demokrasi yang selalu menindas rakyatnya sendiri. Demokrasi itu politik tipu-tipu, maka begitu pulalah perilaku politikus pemuja demokrasi, kerjanya hanya janji-janji saat pemilu, padahal tidak lebih dari penipuan atas rakyat.

 

Demokrasi itu beraliran machiavellistik yang selalu menghalalkan semua cara demi meraih kekuasaan. Sementara kekuasaan di tangan pemuja demokrasi bukanlah untuk rakyat, melainkan untuk memuaskan syahwat oligarki. Rakyat hanyalah jadi korban nafsu serakah mereka. Apapun cara mereka gunakan untuk meraup suara, termasuk mempolitisasi agama demi syahwat kekuasaannya.

 

Maka tak mengherankan jika jelang pemilu, para pemuja demokrasi yang sebelumnya anti agama kini berubah wujud menjadi manusia-manusia sok agamamis dengan berbagai simbol agama dengan tujuan untuk mendulang pemilih dari umat beragama. Jangan heran jika sebelumnya membuka aurat, namun berubah menutup aurat demi mengambil simpati umat muslim. Islam hanya jadi bancakan para politikus busuk jelang pemilu. Umat Islam hanya dijadikan korban dan tumbal politik demokrasi. Setelah mereka berkuasa, wataknya ganas memusuhi Islam.

 

Para jongos demokrasi itu sesungguhnya adalah orang-orang yang hanya menjadikan Islam sebagai alat politik mereka. Dalam hati mereka, sesungguhnya memusuhi Islam, sebagaimana demokrasi adalah sistem politik anti Islam. Sebab demokrasi adalah sistem politik yang datang dari Yunani dan berkembang di Barat yang juga anti Islam. Itulah mengapa penegakan hukum Islam selalu terhalang oleh sistem demokrasi ini. Karena itu para cecunguk demokrasi hanyalah penipu umat Islam.

 

Secara filosofis, demokrasi berpaham antroposentrisme dimana manusia dijadikan sebagai sumber segalanya. Bahkan demokrasi juga berpaham antropomorpisme dimana manusia berdaulat atas penyusunan hukum dan perundang-undangan. Secara genetik, demokrasi meniadakan peran Tuhan dan agama dalam penyelenggaraan negara. esensi demorkrasi adalah penyembahan manusia atas manusia.

 

Ada dua faktor utama, mengapa sistem demokrasi tidak melahirkan efektifitas penyelenggaraan negara di negeri ini. Pertama, secara genetis, demokrasi adalah ideologi transnasional yang sekuleristik liberalistik dan bahkan kapitalistik yang merupakan gerakan imperialisme dan neokolonialisme Barat terhadap negeri-negeri muslim.

 

Kedua,  secara empirik, para elit penyelenggara pemerintahan hanya sibuk bertengkar berebut kekuasaan demi libido politiknya sendiri. Setelah berkuasa, kerja mereka hanya korupsi, kolusi dan nepotisme tanpa ada rasa malu. Lebih dari itu, demokrasi sering kali hanya melahirkan para pemimpon boneka yang menjadi budak para oligarki kaum kapitalis belaka.

 

Demokrasi selalu berdusta dan ingkar janji karena merupakan rekayasa manusia demi kepentingan duniawi semata. Jargon dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat justru seringkali hanya sebagai pepesan kosong, janji-janji kampanye pemilu demokrasi hanyalah dusta belaka. Secara genetik, demokrasi lebih dekat kepada karakter munafik, jika tidak hendak disebut kufur. Bahkan jika percaya kepada manusia sebagai sumber kebenaran hukum, bisa menjerumuskan kepada kesyirikan.

 

Banyak karakter kemunafikan yang selalu dipertontonkan oleh sistem demokrasi yang jelas-jelas dilarang oleh Allah, diantaranya adalah ingkar janji, berdusta, mengkhianati rakyat dan sumpah palsu.

 

Larangan Ingkar janji ditegaskan oleh Allah : Dan tepatilah perjanjian dengan Allah apabila kamu berjanji dan janganlah kamu membatalkan sumpah-sumpah(mu) itu, sesudah meneguhkannya, sedang kamu telah menjadikan Allah sebagai saksimu (terhadap sumpah-sumpahmu itu). Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kamu perbuat." (QS An Nahl : 91)

 

Sementara larangan berdusta dinyatakan dalam sebuah hadits :  Tanda orang munafik ada tiga, salah satunya adalah jika berbicara dia dusta." (HR. Bukhari dan Muslim). Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Ahzab ayat 24 yang artinya: Supaya Allah memberikan balasan kepada orang-orang yang benar itu karena kebenarannya, dan menyiksa orang munafik jika dikehendaki-Nya, atau menerima taubat mereka. Sesungguhnya Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

 

Demokrasi adalah sistem politik yang berasas sekulerisme yang tidak menjadikan ajaran Islam sebagai landasan dalam berpola pikir dan berpola sikap. Secara filosofis, demokrasi berpaham antroposentrisme dimana manusia dijadikan sebagai sumber segalanya. Bahkan demokrasi juga berpaham antropomorpisme dimana manusia berdaulat atas penyusunan hukum dan perundang-undangan.

 

Sementara Islam adalah sistem hidup yang berasaskan tauhid, dimana Allah adalah sumber kedaulatan hukum dan perundang-undangan. Manusia sebagai hamba Allah hanya diberikan kewajiban taat sepenuhnya kepada hukum dan aturan Allah. Ijtihad hukum yang dilakukan oleh para ulama juga tidak boleh bertentangan dengan Al Qur’an dan Hadist. Jadi antara demokrasi dan Islam bagaikan bumi dan langit, sebab demokrasi berasal dari bumi, sementara Islam berasal dari  langit.

 

Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Mahasuci Allah, Rabb semesta alam. [QS. Al-A’râf/7 : 54]. Keputusan itu hanyalah kepunyaan Allah. Dia telah memerintahkan agar kamu tidak menyembah selain Dia. Itulah agama yang lurus. [QS. Yusuf/12 : 40]. Apakah hukum jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin? [QS. Al-Mâ`idah/5 : 50].

 

Oleh karena itu, tiap kali menjelang pemilu, umat Islam harus waspada, sebab akan berkeliaran para politikus busuk yang menipu muslim dengan berbagai simbol Islam, seolah mereka paling islami. Mereka juga akan merayu umat Islam untuk memilih individu dan partai mereka. Mereka juga bahkan mengancam jika tak memilih akan dituduh sebagai anti NKRI. Ingat, mereka adalah manusia-manusia busuk yang hidupnya hanya memuja duniawi. Saat mereka terpilih, baru akan terungkap, bahwa mereka adalah para koruptor uang rakyat.

 

Mau ketipu terus ? Sampai kapan umat Islam ini jadi bebek lumpuh ?

 

(AhmadSastra,KotaHujan,29/04/22 : 14.00 WIB)

 

__________________________________________ Website : https://www.ahmadsastra.com Twitter : https://twitter.com/@ahmadsastra1 Facebook : https://facebook.com/sastraahmad FansPage: https://facebook.com/ahmadsastra76 Channel Telegram : https://t.me/ahmadsastraofficial Instagram : https://instagram.com/sastraahmad

Tags

Posting Komentar

1 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Categories