Oleh : Ahmad Sastra
Di negeri ini, kata adalah topeng,
Janji berserak seperti daun gugur,
Di atas podium mereka bersumpah terang,
Namun di lorong gelap, kebenaran dikubur.
Bendera dikibarkan tinggi-tinggi,
Tapi warnanya pudar oleh tipu daya,
Rakyat disulap dengan mimpi-mimpi,
Sementara perut mereka tak pernah merasa kenyang.
Pena para pejabat menulis sejarah,
Dengan tinta dusta dan naskah palsu,
Rakyat membaca dengan dada pasrah,
Menelan kenyataan yang makin pilu.
Lidah mereka tajam seperti belati,
Menusuk diam-diam dari balik senyum,
Mereka berbicara tentang nurani,
Namun membakar hati dengan pengkhanatan.
Negeri ini tak kekurangan kata,
Hanya kehilangan makna di dalamnya,
Ketika bohong jadi budaya,
Kejujuran mati perlahan, tanpa pusara.
Wahai para pembual berdasi rapi,
Tidakkah cermin pernah kau tanya?
Atau sudah retak oleh ambisi,
Tak sanggup lagi pantulkan wajah nestapa?
Dari bisu luka dan suara kecil,
Ia tak perlu teriak dengan nada meninggi,
Cukup diam dan lantunkan doa
Agar para pemimpin pembual itu segera jadi sampah
(Ahmad Sastra, Kota Hujan, 21/05/25 : 10.46 WIB)