GIMMICK BASI NETANYAHU DI SIDANG UMUM PBB



 

Oleh : Ahmad Sastra

 

Tempo.co. Pemimpin oposisi Israel, Yair Lapid, mengkritik pidato Netanyahu di Sidang Umum PBB, menyebutnya sebagai pidato yang "lelah dan merengek" yang penuh dengan "gimmick yang basi." Ia juga menyoroti bagaimana Netanyahu gagal menyajikan rencana perdamaian untuk menjamin pembebasan tawanan Israel yang ditahan di Gaza.

 

Pemerintah Gaza juga mengkritik pidato tersebut dan mengatakan pada Jumat bahwa Netanyahu mempromosikan "delapan kebohongan besar" di Sidang Umum PBB dalam upaya untuk membenarkan kejahatan perang dan genosida yang dilakukannya di Gaza.

 

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyampaikan pidato yang menantang di Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (sidang umum PBB). Ia mencoba membenarkan genosida negaranya di Gaza dan mengecam sekutu Barat seiring meningkatnya kritik global atas perang yang telah berlangsung hampir dua tahun tersebut.

 

Berbicara di Majelis Umum PBB di New York pada Jumat sebagai pembicara pertama pada hari-4, pemimpin Israel yang semakin terisolasi itu mengecam "keputusan memalukan" yang diambil beberapa negara Barat dalam beberapa hari terakhir untuk mengakui negara Palestina.

 

Netanyahu, yang menghadapi surat perintah penangkapan dari Mahkamah Pidana Internasional (ICC) atas dugaan kejahatan perang di Gaza, menyampaikan pidatonya di hadapan audiens yang sedikit karena ratusan orang dari delegasi 50 negara meninggalkan aula Majelis Umum sebagai bentuk protes saat ia berjalan menuju panggung.

 

Sementara itu, ribuan orang turun ke jalan di New York untuk memprotes kehadiran Netanyahu di kota itu dan mengecam perang Israel di Jalur Gaza yang terkepung, tempat serangan Israel telah menewaskan lebih dari 65.500 warga Palestina, mayoritas perempuan dan anak-anak.

 

"Dia tidak diterima di New York City," ujar seorang perwakilan Gerakan Pemuda Palestina kepada Al Jazeera di tengah demonstrasi tersebut. "Sungguh tidak masuk akal bahwa pejabat terpilih di AS, New York City, dan secara nasional menggelar karpet merah untuknya."

 

Israel Layak Menjadi Musuh Dunia

 

Isu yang berkembang di Gaza dalam beberapa tahun terakhir memunculkan tuduhan serius soal pelanggaran kemanusiaan; beberapa pihak bahkan menggunakan istilah “genosida” untuk menggambarkan pola tindakan yang dituduhkan.

 

Secara ilmiah dan hukum, istilah genosida memiliki definisi spesifik dalam Konvensi Genosida 1948 yakni tindakan yang dilakukan dengan maksud untuk menghancurkan, seluruhnya atau sebagian, suatu kelompok nasional, etnis, ras, atau agama.

 

Karena implikasi hukumnya sangat besar, klaim seperti ini harus diuji melalui pengumpulan bukti yang ketat: dokumen, kesaksian korban dan saksi, analisis forensik terhadap pola serangan, serta bukti niat yang dapat diatribusikan pada pengambil kebijakan.

 

Dampak kemanusiaan di wilayah terdampak jauh melampaui angka korban langsung. Krisis pangan, hancurnya infrastruktur kesehatan, trauma psikologis massal, dan pengungsian luas menciptakan generasi yang mengalami kerugian perkembangan jangka panjang.

 

Pendekatan ilmiah terhadap dampak ini menggabungkan data epidemiologis, studi sosial, dan ekonomi untuk memperkirakan kehilangan harapan hidup, pertumbuhan anak, serta penurunan kapasitas institusi lokal. Pendekatan berbasis bukti ini penting agar respons kemanusiaan dapat diarahkan pada kebutuhan paling mendesak dan agar upaya rekonstruksi berfokus pada pemulihan yang berkelanjutan.

 

Secara hukum internasional, mekanisme yang tersedia antara lain penyelidikan PBB, Pengadilan Kriminal Internasional, dan mekanisme komisi kebenaran nasional atau internasional. Penyelidikan independen yang transparan membantu menentukan apakah tindakan yang terjadi memenuhi unsur genosida, kejahatan terhadap kemanusiaan, atau pelanggaran hukum humaniter internasional lainnya.

 

Selain itu, tanggung jawab tidak hanya bersifat pidana, ada juga tanggung jawab negara untuk mencegah, melindungi, dan memperbaiki. Komunitas internasional memiliki peran menekan akuntabilitas melalui diplomasi, sanksi selektif, bantuan kemanusiaan yang terkoordinasi, serta dukungan kepada lembaga peradilan yang kredibel.

 

Menjaga kemanusiaan di tengah konflik menuntut kombinasi tindakan: pemenuhan kebutuhan darurat, investigasi hukum yang kredibel, dan program jangka panjang untuk rekonsiliasi serta perlindungan hak-hak sipil. Media dan akademisi berperan dalam menyajikan data yang akurat dan kontekstual sehingga publik dapat memahami perbedaan antara tuduhan, bukti, dan kesimpulan hukum.

 

Lebih dari 100 negara telah mendukung kemerdekaan palestina dan mengakui bahwa israel telah melakukan genosida atas rakyat palestina. Karena itu layak israelmenjadi musuh dunia dan harus disingkirkan dari tanah palestina. Sebab israel adalah penjajah atas negeri palestina.

 

Kemurkaan Allah atas Yahudi

 

Al-Qur’an sebagai kitab suci umat Islam memuat banyak pelajaran sejarah dari umat-umat terdahulu, termasuk Bani Israil, yang dalam sejarahnya adalah kaum yang menerima banyak nikmat dan petunjuk dari Allah melalui para nabi.

 

Namun, dalam beberapa ayat, Al-Qur’an juga mencatat berbagai bentuk pelanggaran yang dilakukan oleh sebagian dari mereka, seperti ingkar terhadap ajaran para nabi, membunuh nabi, dan melanggar perjanjian dengan Allah yang kemudian mendatangkan kemurkaan Allah.

 

Misalnya, dalam Surah Al-Baqarah ayat 61, Allah berfirman tentang kemurkaan-Nya atas sikap ingkar dan ketidakpuasan mereka terhadap nikmat yang telah diberikan. Ayat ini menggambarkan pentingnya bersyukur dan menaati perintah Allah sebagai syarat memperoleh rahmat-Nya.

 

Dalam Surah Al-Ma’idah ayat 78–79, disebutkan bahwa kemurkaan Allah turun karena mereka tidak saling mencegah perbuatan mungkar di antara mereka. Ini menjadi pelajaran universal bahwa umat mana pun, jika membiarkan kemungkaran tanpa upaya perbaikan, akan berhadapan dengan konsekuensi ilahi.

 

Beberapa ayat berikut menunjukkan murka Allah kepada yahudi :

 

Dan mereka ditimpa kehinaan dan kenistaan serta mereka mendapat kemurkaan dari Allah. Yang demikian itu karena mereka kafir terhadap ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa alasan yang benar. Yang demikian itu disebabkan oleh kedurhakaan mereka dan mereka selalu melampaui batas (QS Al Baqarah : 61)

 

Dan mereka berkata: 'Hati kami tertutup.' Sebenarnya Allah telah mengutuk mereka karena kekafiran mereka; maka sedikit sekali mereka yang beriman (QS Al Baqarah : 88)

 

Orang-orang Yahudi berkata: 'Tangan Allah terbelenggu.' Sebenarnya tangan merekalah yang dibelenggu dan mereka dilaknat karena apa yang mereka katakan itu (QS Al Maidah : 64)

 

Perumpamaan orang-orang yang dipikulkan kepada mereka Taurat, kemudian mereka tiada memikulnya adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab tebal (QS Al Jumuah : 5)

 

(Ahmad Sastra, Kota Hujan, No.1151/27/09/25 : 14.33 WIB) 

Tags

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.
__________________________________________ Website : https://www.ahmadsastra.com Twitter : https://twitter.com/@ahmadsastra1 Facebook : https://facebook.com/sastraahmad FansPage: https://facebook.com/ahmadsastra76 Channel Telegram : https://t.me/ahmadsastraofficial Instagram : https://instagram.com/sastraahmad